Tuesday, October 1, 2013

Batas Kemungkinan-kemungkinan Produksi (Production Possibilities Frontiers - PPF)

By
Production Possibilities Frontiers (PPF) merupakan sebuah istilah yang tentunya sudah tidak asing lagi untuk mahasiswa Pendidikan Ekonomi. Materi tersebut harusnya sudah didapatkan oleh mahasiswa Pendidikan Ekonomi di semester satu, yaitu pada mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi (PIE)

Namun, masih ingatkah anda dengan apa yang dimaksud dengan Production Possibilities Frontiers (PPF) tersebut?? Sudah pahamkah anda dengan konsep Production Possibilities Frontiers Frontiers (PPF)??

Artikel kali ini akan coba mengulas tentang Production Possibilities Frontiers (PPF) atau dalam bahasa Indonesianya adalah Batas Kemungkinan-kemungkinan Produksi. Baik, pembahasan pertama kita mulai dari pengertian Production Possibilities Frontiers.
Mankiw (2006) mengatakan bahwa Batas Kemungkinan-kemungkinan Produksi (Production Possibilities Frontiers) merupakan grafik yang memperlihatkan kombinasi hasil produksi yang beraneka ragam yang dapat dihasilkan suatu perekonomian dengan ketersediaan faktor-faktor produksi dan teknologi produksi yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk merubah faktor-faktor produksi menjadi hasil-hasil produksi.
Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa Production Possibilities Frontiers menunjukkan berbagai kombinasi hasil-hasil produksi yang mungkin dapat dihasilkan oleh suatu perekonomian. Berbagai kemunginan kombinasi tersebut ditampilkan dalam sebuah grafik (kurva).

Adapun contoh kurva kemungkinan-kemungkinan produksi (Production Possibilities Curve) adalah sebagai berikut:

Batas Kemungkinan-kemungkinan Produksi (Production Possibilities Frontiers - PPF)


Keterangan:
Gambar tersebut di atas menjelaskan batas kemungkinan-kemungkinan produksi barang konsumen (consumer goods) dengan barang modal (capital goods). Dalam kasus ini, apabila semua sumber daya digunakan untuk memproduksi capital goods, maka akan menghasilkan 3000 unit capital goods. Sebaliknya, apabila semua sumber daya digunakan untuk memproduksi consumer goods, maka akan menghasilkan 3000 unit consumer goods.

Contoh tersebut merupakan contoh kasus yang ekstrim. Namun apabila seorang produsen ingin membagi-bagi antara capital goods dengan consumer goods, produsen tersebut bisa memilih di titik C maupun D. Di titik C produsen bisa menghasilkan 2500 unit capital goods dan 1500 unit consumer goods.

Sedangkan untuk tingkat produksi di titik F adalah titik yang diinginkan oleh produsen karena menghasilkan lebih banyak dari kedua jenis barang. Namun hal tersebut tidak mungkin diperoleh karena sumber-sumber dayanya kurang.

Dengan kata lain, produsen bisa memproduksi di setiap titik pada atau dalam batas kemungkinan-kemungkinan produksi, namun tidak dapat memproduksi di titik manapun di luar batas itu. 

Sebuah hasil dikatakan efisien apabila perekonomian mendapatkan apa yang bisa didapat dari sumber-sumber daya yang tersedia. Titik-titik pada batas kemungkinan (yang terletak pada kurva: titik C dan D) menggambarkan tingkat-tingkat produksi yang efisien, karena semua sumber daya yang ada dimanfaatkan secara penuh. 

Sedangkan hasil yang tidak efisien terjadi apabila sumber daya yang ada tidak dimanfaatkan atau dimanfaatkan secara tidak efisien. Selain itu, masalah pengangguran yang meluas bisa menjadi salah satu sumber ketidakefisienan tersebut.

Contoh titik yang tidak efisien terjadi di dalam kurva, yaitu pada titik H. Apabila sumber penyebab tidak efisien tersebut dihilangkan, produsen bisa bergerak ke titik C maupun D.

Trade-Off dan Opportunity Cost
Salah satu dari sepuluh prinsip pokok ekonomi adalah masyarakat selalu menghadapi tradeoff (pertukaran). Batas kemungkinan-kemungkinan produksi (Production Possibilities Frontiers – PPF) menggambarkan suatu tradeoff yang dihadapi masyarakat.

Mankiw (2006) mengatakan: 
“Sekali produsen telah mencapai titik efisien pada batas, satu-satunya cara mendapatkan suatu barang dalam jumlah yang lebih banyak adalah dengan mengurangi jumlah barang yang lain.”
Misalnya, ketika produsen bergerak dari titik C ke D, produsen tersebut menghasilkan lebih banyak consumer goods (dari 1500 unit menjadi 2500 unit), namun jumlah produksi capital goods harus dikurangi (dari 2500 unit menjadi 1700 unit). 

Prinsip ekonomi yang lain adalah bahwa biaya atas sesuatu adalah apapun yang anda korbankan untuk mendapatkannya (Mankiw, 2006). Hal inilah yang disebut dengan biaya kesempatan (opportunity cost). Production Possibilities Frontiers (PPF) memperlihatkan bahwa biaya kesempatan suatu barang diukur relatif terhadap barang lainnya.

Ketika produsen bergerak dari titik C ke D, yang berarti produsen tersebut ingin mendapatkan tambahan produksi consumer goods sebanyak 1000 unit, maka 800 unit capital goods akan dikorbankan untuk mendapatkan tambahan 1000 unit consumer goods tersebut. 

Referensi:
Mankiw, Gregory N. 2006. Pengantar Ekonomi Mikro Edisi 3. Terjemahan: Chriswan Sungkono. Jakarta: Salemba Empat.
Facebook Twitter Google+

Artikel Terkait:

1 comment:

  1. Terima kasih banyak atas refrensinya gan, kebetulan saya dapatkan tugas Indovidu dari dosen saya untuk mengetahui mengenai Kurva PPC dan ini cukup membantu saya dalam menjawabnya.

    Nilai plus dari artikel ini adalah, dicantumkannya sumber yang amat membantu saya untuk mencari buku yang berkaitan dengan materi saya. Terima kasih

    ReplyDelete