Friday, September 27, 2013

Kegiatan belajar di Unit Produksi

By With No comments:
Pelaksanaan kegiatan di unit produksi merupakan salah satu aktivitas belajar dalam menghadapi situasi yang sesungguhnya di industri yaitu mulai dari mencari dan menerima pesanan hingga sampai memasarkan produk atau jasa.

Proses belajar mengajar di sekolah kejuruan untuk menghasilkan lulusan berkualitas diperlukan kondisi lingkungan belajar yang sesuai dengan konteks dan budaya industri.

Sehingga untuk mencapai tujuan tersebut, kegiatan belajar yang dilakukan siswa di unit produksi sekolah harus disesuaikan dengan kondisi DU/DI (Dunia Usaha & Dunia Industri) yang nantinya akan ditempati oleh siswa tersebut.

Dengan demikian pada akhirnya nanti siswa akan siap untuk terjun ke dalam dunia industri dengan pengalaman kerja yang up to date dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh industri tersebut.

Kegiatan belajar mengajar yang demikian menempatkan siswa, guru, sarana dan prasarana belajar menjadi satu kesatuan dalam bentuk kemampuan kognitif, psikomotorik (keterampilan) dan afektif.

1. Kemampuan kognitif siswa terbentuk dari pengembangan teori yang sudah diterima sebelumnya.

2. Kemampuan psikomotorik meningkat dan terarah, karena siswa melakukan pekerjaan secara langsung.

3. Sedangkan kemampuan afektif meningkat karena siswa belajar menghadapi lingkungan dan organisasi kerja seperti di industri yaitu dalam interaksi sesama teman sekerja, pimpinan kerja dan lingkungan kerja.

Kegiatan belajar di Unit Produksi

Thursday, September 26, 2013

Jenis Perilaku Pembelian

By With No comments:
Jenis Perilaku Pembelian oleh konsumen bermacam-macam, mulai dari yang kompleks hingga yang hanya untuk mencari informasi. Berikut ini disampaikan sedikit penjelasan mengenai Jenis Perilaku Pembelian tersebut:

1. Perilaku Pembelian Kompleks
Para konsumen mempunyai perilaku pembelian kompleks ketika mereka terlibat dalam pembelian produk yang mahal, jarang dibeli, berisiko, mempunyai ekspresi pribadi yang tinggi dan menyadari adanya perbedaan nyata antara berbagai merek.

Pemasar perlu mengembangkan strategi-strategi yang membantu pembeli dalam mempelajari atribut produk, kedudukan merek perusahaan yang tinggi, menjelaskan manfaat merek tersebut, keistimewaan produk dan memotivasi personil penjual serta kenalan pembeli untuk mempengaruhi pilihan mereka.

2. Perilaku Pembelian Untuk Kebiasaan
Dalam jenis ini, keterlibatan konsumen rendah dan tidak ada perbedaan merek yang signifikan. Maksud dari pernyataan "tidak ada perbedaan merek" adalah bahwa konsumen tidak terlalu memikirkan atau membanding-bandingkan merek produk satu dengan merek produk lainnya.

3. Perilaku Pembelian yang Mengurangi Ketidaksesuaian
Konsumen sangat terlibat dalam pembelian tetapi tidak melihat banyak perbedaan dalam merek.

Jenis Perilaku Pembelian

4. Perilaku Pembelian yang Mencari Informasi
Keterlibatan konsumen yang rendah tetapi perbedaan merek bersifat nyata. Konsumen banyak melakukan peralihan merek dengan alasan variasi dan bukan karena ketidakpuasan.

Sumber:
Rohmat Sholahudin. 2013. Pengaruh Green Marketing Terhadap Keputusan Pembelian Produk Ades Jurusan PIPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Tahun 2013. Skripsi. FKIP UNS.

Monday, September 23, 2013

Manfaat Produksi dan Konsumsi Berkelanjutan

By With No comments:
Pola produksi dan konsumsi berkelanjutan terkait erat dengan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan.

Dimensi ekonomi dalam hal ini terkait dengan konsep supply dan demand akan kebutuhan manusia dalam kehidupannya sehari-hari, sehingga unsur keberlanjutan (sustainability) akan sangat tergantung pada faktor ekonomi masyarakatnya yang terlibat.

Tingkat ekonomi masyarakat yang meningkat setidaknya akan mengubah pola produksi dan konsumsi komoditas yang berimbang.

Sementara dimensi sosial erat kaitannya dengan faktor peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam mengelola sumber daya alam secara lebih baik dan bijaksana.

Pola produksi dan konsumsi berkelanjutan yang dilaksanakan dengan baik akan memberikan manfaat yang nyata bagi pemerintah dan masyarakat.

Manfaat tersebut terutama dalam menjamin tersedianya sumber daya, selaras dan seimbang dengan kondisi lingkungan dan tidak akan menimbulkan kerusakan pada lingkungan, sehingga dapat memberikan dukungan bagi kesinambungan pembangunan.

Manfaat Produksi dan Konsumsi Berkelanjutan

Sumber:
Rohmat Sholahudin. 2013. Pengaruh Green Marketing Terhadap Keputusan Pembelian Produk Ades Jurusan PIPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Tahun 2013. Skripsi. FKIP UNS.

Friday, September 20, 2013

Manfaat Lesson Study

By With No comments:
Menurut Widhiartama (2008: 17) bahwa Manfaat Lesson Study adalah sebagai berikut.

1. Lesson  Study Memicu Munculnya Motivasi Untuk Mengembangkan Diri
Lesson Study menciptakan sebuah kondisi dimana seorang pendidik harus menghadapi perkembangan di luar lingkungannya. Guru dalam kegiatannya senantiasa merasa kurang, sehingga akan berusaha bagaimana meningkatkan kompetensi diri dan bisa meningkatkan kualitas pembelajaran.

2. Lesson  Study Melatih Pendidik Melihat Peserta Didik
Dengan Lesson Study para pendidik memiliki kesempatan untuk mengamati peserta didik walaupun dengan meminjam mata dari para observer. Melalui para observer akan diketahui mana siswa yang aktif mana yang tidak aktif. Melalui motivasi yang dilakukan oleh guru model siswa akan melakukan perubahan karena akan diamati oleh observer.

3. Lesson  Study Menjadikan Penelitian Sebagai Bagian Integral Pendidikan
Aktivitas Lesson Study dapat dianggap sebagai sebuah kegiatan mengumpulkan data untuk menjawab permasalahan yang merupakan hakekat dari sebuah penelitian.

4. Lesson  Study Membantu Penyebaran Inovasi dan Pendekatan Baru
Setelah berhasil menyelesaikan serangkaian masalah sangat disarankan untuk para pendidik menyebarkan segala hasil yang mereka dapatkan pada rekan-rekan sesama pendidik maupun kalayak umum. Lesson Study merupakan terobosan baru dalam dunia pendidikan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

Manfaat Lesson Study

5. Lesson  Study Menempatkan Para Pendidik Pada Posisi Terhormat
Dengan Lesson Study pendidik tidak lagi sekedar dianggap sebagai alat untuk mencapai target angka tertentu seperti yang terjadi saat ini. Pendidik ditempatkan sebagai seorang yang mampu untuk mengajar, meneliti, mencari solusi, dan membantu orang lain dalam memecahkan berbagai permasalahan.

Sumber:
Basuki. 2013. Implementasi Lesson Study Pada Mata Pelajaran Ekonomi Dalam Menanamkan Kemandirian dan Sikap Kewirausahaan Siswa SMA di Kabupaten Pacitan Tahun Pelajaran 2012/2013. Tesis. Pascasarjana UNS.

Wednesday, September 18, 2013

Pengertian Konsumsi dan Produksi Berkelanjutan

By With No comments:
Konsumsi berkelanjutan atau disebut juga sustainable consumption merupakan suatu pola konsumsi barang dan jasa yang tidak memberikan dampak negatif terhadap lingkungan guna memenuhi kebutuhan dasar manusia. DEFRA (2003) menjelaskan bahwa:
Sustainable consumption is rising up the environmental policy menu, as a strategy to achieve more sustainable development which requires widespread changes in behaviour at all levels of society to reduce the environmental impacts of consumption (Gill Seyfang, 2007: 120).
Konsumsi berkelanjutan adalah hasil dari suatu proses pengambilan keputusan dari konsumen sebagai tanggung jawab terhadap terhadap lingkungan sesuai dengan kebutuhan. Menerapkan konsumsi berkelanjutan berarti menjadi seorang konsumen yang beretika, yaitu merasa bertanggung jawab terhadap isu-isu sosial dan lingkungan di dunia dan melawan masalah ini dengan pola perilaku sendiri.

Pola produksi berkelanjutan adalah pola atau mekanisme sistematik yang mengatur konsumsi suatu produk benar-benar mengikuti kaidah-kaidah yang menjamin keseimbangan ekosistem dan kesinambungan khususnya sumberdaya alam (Roni Kastaman dan Nurpilihan, 2004).

Produksi suatu produk atau komoditas sejalan dengan adanya konsumsi atau produk atau komoditas itu sendiri. Sebagai bahan baku utama adalah sumberdaya alam yang secara alami ada dua macam yaitu sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable resources) dan tidak dapat diperbaharui (non renewable resources) artinya dalam kurun waktu tertentu ketersediaannya akan habis atau musnah dari permukaan bumi.

Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui lama-lama akan habis jika digunakan secara berlebihan. Tidaklah mengherankan kalau untuk sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui tersebut saat ini sudah mulai menurun kuantitasnya dan dikampanyekan untuk dihemat penggunaannya.

Beberapa upaya dilakukan untuk menjaga sumberdaya alam tersebut seperti melakukan tindakan 3R, yaitu pengurangan penggunaan (reduce), penggunaan ulang (reuse) dan pendaur ulangan (recycle).

Pengertian Konsumsi dan Produksi Berkelanjutan

Grant et. al (1999) menyatakan bahwa penelitian di negara maju menunjukkan bahwa penggunaan konsep 3R (reduce, reuse dan recycle) pada proses produksi dan konsumsi suatu produk mampu menghemat biaya dan menjaga lingkungan dengan lebih baik.

Sebagai contoh misalnya pendaurulangan gelas atau kaca dapat menghemat energi hingga 74% dibandingkan untuk membuat produk kaca atau gelas dari bahan baku asalnya (Roni Kastaman & Nurpilihan, 2004).

1. Mengurangi limbah (reduce) mempunyai makna berupaya untuk membiasakan hidup dengan penuh ketelitian, kehati-hatian dan cermat sehingga limbah yang dihasilkan sesedikit mungkin.
2. Menggunakan kembali (reuse) mengandung arti memakai item yang sama lebih dari sekali, lebih disukai beberapa kali daripada harus membuangnya setelah sekali pakai.
3. Mendaur ulang (recycle) berarti mengembalikan sampah atau limbah ke pabrik dimana dapat menggunakannya kembali sebagai bahan baku untuk membuat produk yang sama atau yang lainnya.

Sumber:
Rohmat Sholahudin. 2013. Pengaruh Green Marketing Terhadap Keputusan Pembelian Produk Ades Jurusan PIPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Tahun 2013. Skripsi. FKIP UNS.

Tuesday, September 17, 2013

Perbedaan Pemasaran Konvensional dengan Green Marketing

By With No comments:
Rajeshkumar (2012) menjelaskan tentang perbedaan antara green marketing dengan pemasaran konvensional dilihat dari elemennya adalah sebagai berikut:

Produk
Produk diklasifikasikan berdasarkan berbagai produk, kualitas, desain, fitur, merek, kemasan, ukuran, layanan, jaminan, pengembalian. Namun dalam pemasaran hijau:
  1. Produk ini terbuat dari bahan daur ulang, produk yang dapat didaur ulang dan digunakan kembali. 
  2. Proses efisien akan menghemat air, energi atau bensin, menghemat uang dan mengurangi dampak lingkungan. 
  3. Produk dengan kemasan yang ramah lingkungan.
Harga
Harga diklasifikasikan berdasarkan daftar harga, diskon, tunjangan, periode pembayaran, persyaratan kredit. Harga dalam green marketing adalah sebagian besar konsumen siap untuk membayar produk dengan harga premium.

Tempat
Tempat diklasifikasikan berdasarkan saluran, cakupan, aneka, lokasi, persediaan, dan transportasi. Dalam pemasaran hijau praktek berubah sehubungan dengan distribusi produk yaitu tanpa menimbulkan efek negatif pada lingkungan.

Promosi
Dalam promosi diklasifikasikan adalah promosi penjualan, periklanan, tenaga penjualan, humas, pemasaran langsung. Dalam praktek pemasaran hijau, iklan produk tersebut tidak mempengaruhi lingkungan dan lebih mengutamakan menggunakan iklan media elektronik daripada iklan dengan menggunakan media cetak.

Untuk memudahkan dalam memahami perbedaan pemasaran konvensional dengan green marketing, kami tampilkan dalam sebuah tabel berikut ini:

Tabel 1. Perbedaan Pemasaran Konvensional dan Green Marketing
Elemen Marketing Mix
Pemasaran Konvensional
Green Marketing
Produk
Product variety, Quality
Design, Features, Brand name, Packaging, Sizes, Services, Warranties, Returns
Kemasan produk harus dapat didaur ulang, menggunakan sumber daya seefisien mungkin, mempunyai tanggung jawab terhadap lingkungan
Harga
List price, Discounts, Allowances, Payment period, Credit terms
Harga premium
Saluran distribusi
Channels, Coverage, Assortments, Locations, Inventory, Transport
Mengubah sistem transportasi menjadi lebih ramah lingkungan
Promosi
Sales promotions, Advertising, Sales force, Public relations, Direct marketing
Prosmosi tidak boleh memberikan dampak buruk bagi lingkungan dan mengubah promosi melalui media cetak menjadi media elektronik. 

Sumber:
Rohmat Sholahudin. 2013. Pengaruh Green Marketing Terhadap Keputusan Pembelian Produk Ades Jurusan PIPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Tahun 2013. Skripsi. FKIP UNS.