Friday, December 30, 2016

Pengertian Hukum Okun

By With No comments:
Artikel kali ini akan membahas salah satu hokum yang dikenal dalam ilmu ekonomi. Artikel ini diambil dari buku “Mudah Memahami dan Menganalisis Indikator Ekonomi” karya Prof. Mudrajad Kuncoro, Ph.D.

Bagaimanakah hubungan antara pengengguran dan pertumbuhan ekonomi? Dalam teori ekonomi dikenal istilah Hukum Okun (Okun’s Law), yaitu hokum yang dikenalkan oleh Arthur Okun (1962) untuk menguji secara empiris hubungan antara pengangguran dengan pertumbuhan ekonomi.

Hukum Okun menyatakan adanya hubungan negatif yang linear antara pengangguran dengan pertumbuhan ekonomi: 1% kenaikan tingkat pengangguran akan menyebabkan menurunnya pertumbuhan ekonomi sebesar 2% atau lebih (Prachowny, 1993). Sebaliknya1% kenaikan pada output akan menyebabkan penurunan tingkat pengangguran sebesar 1% atau kurang (Case & Fair, 1999).

Apabila hokum Okun diuji dengan data pertumbuhan ekonomi Indonesia dan perubahan tingkat pengguran di Indonesia selama tahun 1984-2011, ternyata menunjukkan pola huruf U. Artinya, semakin besar perubahan pengangguran akan menyebabkan menurunnya pertumbuhan ekonomi.

Ada beberapa kemungkinan peristiwa yang dapat terjadi akibat perubahan pada output dan tingkat pengangguran:
  1. Apabila terjadi pertumbuhan output sebesar 1%, jumlah pekerjaan cenderung tidan naik sebesar 1%, karena: a) perusahaan mungkin meraih kenaikan output dengan meningkatkan jumlah jam kerja; b) apabila perusahaan menghadapi kelebihan tenaga kerja ketika terjadi kenaikan output, maka sebagian kenaikan output berasal dari pemanfaatan tenaga kerja yang berlebih
  2. Perubahan dalam jumlah pekerjaan dan jumlah orang yang dipekerjakan. Apabila jumlah pekerjaan meningkat, beberapa pekerjaan baru diisi oleh orang yang telah memiliki suatu pekerjaan dan tidak diisi oleh orang yang menganggur. Artinya kenaikan jumlah orang yang dipekerjakan lebih sedikit daripada kenaikan jumlah pekerjaan.
Demikian sedikit materi tentang hokum Okun yang kami ambilkan dari buku “Mudah Memahami dan Menganalisis Indikator Ekonomi” karya Prof. Mudrajad Kuncoro, Ph.D.

Sumber:
Kuncoro, Mudrajad. 2015. Mudah Memahami dan Menganalisis Indikator Ekonomi. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Wednesday, December 21, 2016

Slide Materi Lingkungan dan Tripusat Pendidikan

By With No comments:
Lingkungan Pendidikan merupakan latar tempat berlangsungnya pendidikan. Melalui lingkungan pendidikan ini peserta didik bisa berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Terdapat tiga lingkungan utama pendidikan yang sering dikenal dengan istilah “Tripusat Pendidikan” yaitu Keluarga, Sekolah dan Masyarakat.

1. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang dijumpai oleh peserta didik, terutama kedua orang tua peserta didik tersebut. Melalui keluarga ini, karakter atau kepribadian peserta didik terbentuk. Orang tua atau keluarga memegang peran vital dalam perkembangan peserta didik. Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa “peran orang tua dalam keluarga sebagai penuntun, pengajar dan pemberi contoh”.

Orang tua harus bisa memberikan contoh yang baik kepada anak-anaknya, agar kepribadian peserta didik terbentuk dengan baik pula. Selain pembentukan kepribadian, orang tua juga mempunyai peran untuk memberikan pendidikan sosial kepada anaknya, seperti bagaimana bergaul dengan tetangga, berbagi dengan sesama, dan sebagainya.

Pada anak usia wajib belajar, orang tua berkewajiban memberikan bekal pendidikan dasar kepada anaknya. Hal ini dikemukakan dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 7 Ayat 2 bahwa “Orang tua dari anak usia wajib belajar, berkewajiban memberikan pendidikan dasar kepada anaknya”.

2. Sekolah
Lingkungan pendidikan kedua adalah sekolah yang menjadi pusat pendidikan untuk menyiapkan manusia Indonesia sebagai individu masyarakat, warga negara dan warga dunia di masa depan. Di Sekolah, peserta didik diberikan bekal untuk menjadi manusia yang bisa memainkan peran dalam masyarakat.

Kelanjutan materi ini ditampilkan dalam screenshot berikut ini:




File materi ini secara utuh bisa di-request via email iro.maruto@gmail.com

Friday, November 18, 2016

Mengapa Manusia Harus dan Dapat Dididik atau Mendidik?

By With No comments:
Pertanyaan mengapa manusia dapat dan harus dididik atau mendidik, merupakan sebuah pertanyaan yang simple, namun belum tentu semua orang bisa menjawabnya. Materi yang membasa tentang pertanyaan tersebut ada pada mata kuliah Pengatar Ilmu Pendidikan.

Mari kita jawab pertanyaan pertama, Mengapa Manusia Harus Dididik/Mendidik?
Jawaban dari pertanyaan tersebut ada dua, yaitu dilihat dari dasar biologis dan sosio antropologis. Dari dasar biologis, manusia harus dididik/mendidik karena pada dasarnya manusia dilahirkan tidak berdaya. Berbeda halnya dengan hewan, seperti sapi yang mampu berjalan setelah beberapa menit dilahirkan oleh ibunya.

Manusia lahir tidak berdaya, tidak bisa langsung bangun dan berjalan sendiri seperti sapi dan hewan lainnya. Oleh sebab itu, manusia memerlukan pendidikan (dididik) agar mampu bertahan hidup dan menjalani proses kehidupan.

Mengapa Manusia Harus dan Dapat Dididik atau Mendidik?

Dasar yang kedua adalah dasar sosio antropologis, yang menyatakan bahwa peradaban manusia tidak serta merta ada dengan sendirinya. Peradaban yang meliputi adat istiadat, tata krama, norma sosial dan sebagainya tidak ada dengan sendirinya, melainkan diturunkan dari generasi sebekumnya. Untuk kepentingan pewarisan peradaban itulah mengapa manusia harus dididik oleh generasi sebelumnya dan harus mendidik generasi selanjutnya.

Pertanyaan pertama telah selesai kita jawab, sekarang kita akan menjawab pertanyaan kedua, yaitu mengapa manusia dapat dididik/mendidik?
Seperti halnya pertanyaan pertama, pada pertanyaan kedua ini juga memiliki dua dasar jawaban, yaitu dasar biologis dan psiko-sosio-antropologis. Pada dasar biologis, meskipun manusia dilahirkan tidak berdaya, namun manusia memiliki potensi yang besar untuk berkembang. Potensi utamanya karena manusia dibekali dengan pikiran yang membedakannya dengan hewan.

Potensi yang dimiliki manusia inilah yang dapat dikembangkan melalui proses pendidikan. Oleh karenanya manusia dapat dididik oleh orang tua atau orang lain di sekitarnya. Berbeda dengan hewan yang hanya mengandalkan instingnya saja.

Dasar yang kedua adalah dasar psiko-sosio-antropologis. Pada dasar psiko-sosio-antropologis dinyatakan bahwa manusia itu beragam, baik dari sisi fisik, psikis, kecerdasan, potensi, dan lain sebagainya. Keberagaman manusia inilah yang nantinya membedakan antara manusia satu dengan lainnya, sekaligus menjawab pertanyaan mengapa manusia dapat dididik/mendidik, karena jika manusia tidak beragam, tidak perlu dan tidak akan dapat dididik/mendidik.

Sunday, November 13, 2016

Slide Materi Konsep Manajemen Pendidikan

By With No comments:
Disadari atau tidak sebenarnya kita telah menempuh proses manajemen. Misalnya saja kita mengatur antara mengerjakan tugas kuliah atau bermain dengan teman sebaya. Dalam menentukan pilihan tersebut sebenarnya kita telah menempuh proses manajemen, begitu pula untuk berbagai pilihan lainnya.

Manajemen Pendidikan terdiri dari dua kata, Manajemen dan Pendidikan. Manajemen dapat diartikan sebagai kemampuan dan keterampilan khusus yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan SUATU KEGIATAN baik secara perorangan atau bersama orang lain atau melalui orang lain dalam upaya mencapai tujuan organisasi secara produktif, efektif dan efisien. Suatu kegiatan yang dimaksud dalam paragraf di atas terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, evaluasi, dan sebagainya.

Secara sederhana bisa dikatakan bahwa manajemen pendidikan merupakan proses manajemen dalam bidang pendidikan. Apabila ditulis lengkap kurang lebih pengertian manajemen pendidikan adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan usaha pendidikan agar mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Tujuan Manajemen Pendidikan
Manajemen pendidikan memiliki beberapa tujuan sebagai berikut:

1. Produktivitas
Produktivitas dapat diartikan sebagai perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh (output) dengan jumlah sumber yang dipergunakan (input).

Kelanjutan materi ini dapat dilihat dalam screenshoot powerpoint berikut ini:




Slide materi dapat diunduh di sini!

Wednesday, June 1, 2016

Perdebatan Hukum Upah Minimum

By With No comments:
Upah minimum merupakan salah satu kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah kemiskinan, termasuk di Indonesia. Namun, terjadi perdebatan di kalangan ahli ekonomi tentang dampak dari hukum upah minimum tersebut. Di satu sisi, upah minimum memang mengurangi kemiskinan, sedangkan di sisi lain ada yang mengatakan bahwa upah minimum bisa meningkatkan pengangguran.

Mankiw (2012: 428) mengatakan bahwa “Laws setting a minimum wage that employers can pay workers are a perennial source of debate. Advocates view the minimum wage as a way of helping the working poor without any cost to the government. Critics view it as hurting those it is intended to help.

(Hukum yang mengatur upah minimum yang dibayarkan oleh majikan kepada pekerja adala sebuah sumber perdebatan yang berkelanjutan. Para pendukungnya memandang bahwa upah minimum adalah suatu cara untuk membantu para pekerja miskin tanpa mengeluarkan biaya dari pemerintah. Para kritikus memandang bahwa hal ini mengganggu orang-orang yang ditolong).

Upah minimum ini mudah dipahami dengan menggunakan alat-alat penawaran dan permintaan. Bagi pekerja dengan tingkat kemampuan rendah, hukum upah minimum yang tinggi akan memaksa diberikannya upah di atas tingkat yang menyeimbangkan penawaran dan permintaan.

Oleh karena itu, hal ini meningkatkan biaya tenaga kerja bagi perusahaan dan mengurangi jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan tersebut. Akibatnya adalah tingkat pengangguran yang lebih tinggi di antara kelompok pekerja yang dipengaruhi oleh hukum upah minimum. Those workers who remain employed benefit from a higher wage, but those who might have been employed at a lower wage are worse off (mankiw, 2012).

Besarnya efek-efek ini sangat bergantung pada elastisitas permintaan. Para pendukung hukum upah minimum yang tinggi berpendapat bahwa permintaan untuk tenaga kerja tidak ahli relatif tidak elastis sehingga upah minimum yang tinggi hanya akan menekan sedikit pada penempatan tenaga kerja.

Para kritikus upah minimum berpendapat bahwa permintaan tenaga kerja lebih elastis, terutama dalam jangka panjang ketika perusahaan-perusahaan dapat sepenuhnya menyesuaikan dengan tenaga kerja dan produksi. Mereka juga menggarisbawahi bahwa para pekerja dengan upah minimum adalah para pekerja dari keluarga-keluarga kelas menengah. So that a high minimum wage is imperfectly targeted as a policy for helping the poor (Mankiw, 2012) (jadi, hukum upah minimum adalah sebuah kebijakan yang tidak sepenuhnya menolong orang-orang miskin).

Bagaimana pendapat saudara tentang hukum upah minimum di Indonesia?? Apakah memang bisa menolong karyawan miskin ataukah tidak??

Referensi:
Mankiw, N. Gregory. 2012. Principles of Microeconomics: 6th Edition. South-Western Cengage Learning.

Monday, May 30, 2016

Slide Materi: Kesenjangan Pendapatan dan Kemiskinan

By With No comments:
Mankiw (2012: 415) mengatakan bahwa “A person’s earnings depend on the supply and demand for that person’s labor, which in turn depend on natural ability, human capital, compensating differentials, discrimination, and so on

(Penghasilan seseorang tergantung dari penawaran dan permintaan untuk kerja orang tersebut, yang pada gilirannya tergantung dari kemampuan alami, modal manusia, diferensial kompensasi, diskriminasi, dan seterusnya).

Hal inilah yang menyebabkan adanya kesenjangan pendapatan antara orang satu dengan orang lain. Kesenjangan pendapatan tersebut dapat dijelaskan melalui Kurva Lorenz dan Koefisien Gini.

Kurva Lorenz adalah kurva distribusi yang menggambarkan bagian kumulatif pada populasi (diurutkan dari peraih pendapatan rendah ke pendapatan tinggi) dengan bagian kumulatif pendapatan yang diperoleh. Sedangkan koefisien Gini adalah rasio dari bidang di antara kurva distribusi pendapatan kumulatif dan garis distribusi seragam (sempurna) dengan bidang di bawah garis distribusi seragam.

Berikut ini adalah gambar Kurva Lorenz dan Koefisien Gini:


Berdasarkan gambar tersebut, dapat diketahui bahwa apabila kurva Lorenz semakin berimpit dengan garis distribusi sempurna atau semakin kecil indeks Gini maka semakin kecil pula kesenjangan pendapatan populasi pada suatu negara.


Kelanjutan materi ini kami tampilkan dalam screenshot berikut ini:




Ingin mendapatkan file lengkapnya? Silakan download di sini


Referensi:
Mankiw, N. Gregory. 2012. Principles of Microeconomics: 6th Edition. South-Western Cengage Learning.  

Thursday, May 12, 2016

Slide Materi: Biaya-biaya Pajak

By With No comments:
Pajak merupakan kontribusi atau iuran rakyat kepada pemerintah. Pajak yang dibebankan pada suatu produk akan ditanggung oleh konsumen maupun produsen. Pada produsen, pajak akan menyebabkan berkurangnya keuntungan yang diperoleh, sedangkan pada konsumen akan meningkatkan harga yang dibayarkan.

Pada intinya, pajak akan mengurangi surplus konsumen dan juga surplus produsen. Di sisi lain, pemerintah akan mendapatkan keuntungan dari pajak. Namun, adanya pajak juga menyebabkan kerugian beban baku (deadweight loss). Kerugian Beban Baku adalah penurunan surplus total sebagai akibat terganggunya pasar, seperti dalam kasus pajak. Disebut deadweight loss karena kerugian pembeli dan penjual melebihi pendapatan yang diterima pemerintah.

Materi selanjutnya kami tampilkan dalam screenshot berikut ini:







Ingin mendapatkan file lengkapnya? Silakan download di sini

Referensi:
Mankiw, N. Gregory. 2012. Principles of Microeconomics: 6th Edition. South-Western Cengage Learning. 

Monday, April 11, 2016

Model Pembelajaran Efektif, Inovatif dan Interaktif: Debat

By With No comments:
Model Debat ternyata tidak hanya bisa digunakan dalam perlombaan atau kompetisi saja, tetapi juga dapat diimplementasikan dalam proses pembelajaran. Namun, dalam penggunaan model debat ini harus disesuaikan dengan materi yang dipelajari.

Tidak semua topik materi bisa menggunakan model debat ini, karena harus ada kelompok pro dan kontra atas satu topik tertentu. Misalnya saja, dalam mata kuliah perkembangan peserta didik, terdapat topik kemampuan inteligensi peserta didik usia dewasa. Di dalam materi tersebut terdapat pertanyaan apakah inteligensi seseorang akan berkurang seiring bertambahnya usia? Ada yang menjawab ‘ya’ tetapi ada juga yang menjawab ‘tidak’.

Apabila kondisinya seperti tersebut di atas, maka model pembelajaran debat bisa dilaksanakan. Anda bisa mencari topik materi lain yang sesuai dengan mata kuliah atau mata pelajaran yang anda ampu.

Model Pembelajaran Debat sendiri diartikan sebagai sebuah model pembelajaran di mana peserta didik dibagi menjadi dua kelompok (satu kelompok pro dan satu kelompok kontra) untuk ‘beradu’ argument atas satu topik tertentu.
 
Ilustrasi Model Pembelajaran Debat via darmajaya.ac.id
Model pembelajaran Debat ini juga bisa digunakan untuk menghidupkan suasana kelas, sehingga diharapkan bisa meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Selain itu, model pembelajaran debat juga dapat mendorong peserta didik untuk bekerja sama dalam satu kelompok.

Adapun langkah-langkah model pembelajaran debat ini adalah sebagai berikut:
  1. Guru/dosen membagi peserta didik 2 kelompok peserta debat (satu pro dan satu kontra)
  2. Guru/dosen memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh kedua kelompok tersebut
  3. Setelah selesai membaca materi, Guru/dosen menunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk berbicara saat itu, kemudian ditanggapi oleh kelompok kontra. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya.
  4. Sementara peserta didik menyampaikan gagasannya, guru/dosen menulis inti/ide-ide dari setiap pembicaraan sampai mendapatkan sejumlah ide diharapkan.
  5. Guru/dosen menambahkan konsep/ide yang belum terungkap
  6. Dari data-data yang diungkapkan tersebut, guru/dosen mengajak peserta didik membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai.
Langkah-langkah tersebut di atas masih bisa dimodifikasi tergantung pada kebutuhan, misalnya saja pada pertemuan ini dibentuk 2 kelompok, namun proses debat dilaksanakan minggu pada pertemuan minggu depan, sehingga peserta didik lebih matang dalam menyusun materi untuk debat.

Demikian sedikit informasi tentang model pembelajaran debat, semoga bisa membantu para guru dalam upaya meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Selamat mencoba…

Sunday, April 10, 2016

Model Pembelajaran Efektif, Inovatif dan Interaktif: Talking Stick

By With No comments:
Salah satu indikator kompetensi guru dalam proses pembelajaran adalah kemampuan menghidupkan suasana kelas. Menghidupkan suasana kelas bukanlah suatu perkara yang mudah karena keberagaman karakteristik peserta didik yang ada.

Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan oleh seorang guru untuk menghidupkan suasana kelas, salah satunya adalah dengan menggunakan model pembelajaran inovatif. Banyak sekali model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan oleh seorang guru dalam upaya menghidupkan suasana kelas, beberapa diantaranya pernah kita bahas dalam artikel terdahulu, yaitu examples non examples dan picture and picture.

Termasuk dalam model pembelajaran inovatif tersebut adalah Model Pembelajaran Talking Stick. Dalam model pembelajaran talking stick ini proses pembelajaran dikemas dalam sebuah permainan, sehingga dapat menciptakan susana yang menyenangkan. Namun, tetap menjaga keefektivan penyampaian materi.

Sesuai dengan namanya, model pembelajaran talking stick merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang menggunakan bantuan stick (tongkat), dimana tongkat tersebut diputarkan oleh siswa, biasanya sembari diiringi oleh iringan musik, dan ketika musik dihentikan siswa yang terakhir memegang tongkat  akan diberi pertanyaan oleh gurunya.

Ilustrasi Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick via mursidahv.blogspot.com
Lebih detailnya, berikut ini kami sajikan beberapa hal yang diperlukan dan langkah-langkah penerapan model pembelajaran talking stick.

Hal-hal yang Perlu Disiapkan
Apabila anda ingin menerapkan model pembelajaran talking stick ini, beberapa hal yang perlu disiapkan adalah sebagai berikut:
  1. Stick (Tongkat) yang nanti diputar berkeliling, dari satu siswa ke siswa lain. Stick ini bisa juga digantikan dengan spidol (saya seringkali menggunakan spidol ketika menerapkan model pembelajaran talking stick ini)
  2. Laptop yang digunakan untuk menampilkan pertanyaan dan untuk memutar file musik
  3. Spekaer sebagai pengeras suara agar file musik yang diputar dapat didengar oleh semua siswa

Langkah-langkah Model Pembelajaran Talking Stick
Adapun langkah-langkah model pembelajaran talking stick ini adalah sebagai berikut:
  1. Guru menyiapkan sebuah tongkat
  2. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi. (Bisa juga model pembelajaran ini diterapkan untuk mengevaluasi materi yang disampaikan pada pertemuan sebelumnya, sehingga guru tidak perlu menyampaikan materi lagi)
  3. Setelah selesai membaca materi/buku pelajaran dan mempelajarinya, siswa menutup bukunya.
  4. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa untuk diputar keliling sembari guru memutar file musik, ketika file musik dihentikan siswa yang memegang tongkat tersebut harus pertanyaan dari guru, dan jawaban dari siswa tersebut langsung dibahas, kemudian file musik diputar lagi dan tongkat pun diputar ke siswa lain, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru
  5. Guru memberikan kesimpulan
  6. Evaluasi dan Penutup
Demikian sedikit informasi tentang model pembelajaran talking stick, semoga bisa membantu para guru dalam upaya meningkatkan kualitas proses mpembelajaran. Selamat mencoba…

Tuesday, April 5, 2016

Faktor-faktor yang Menentukan Pengeluaran Pemerintah

By With No comments:
Pajak yang diterima pemerintah akan digunakan untuk membiayai berbagai kegiatan pemerintah. Di negara-negara yang sudah sangat maju pajak adalah sumber utama dari pembelanjaan pemerintah. Sebagian dari pengeluaran pemerintah adalah untuk membiayai administrasi pemerintahan dan sebagian lainnya untuk membiayai kegiatan-kegiatan pembangunan.

Membayar gaji pegawai-pegawai pemerintah, membiayai sistem pendidikan dan kesehatan rakyat, membiayai pembelanjaan untuk angkatan bersenjata, dan membiayai jenis infrastruktur yang penting. Beberapan contoh pembelanjaan tersebut merupakan pengeluaran oleh pemerintah. Artikel ini akan membahas tentang beberapa faktor yang menentukan pengeluaran pemerintah tersebut.

Jumlah pengeluaran pemerintah dalam suatu periode tertentu dipengaruhi oleh berbagai faktor. Beberapa faktor yang penting adalah sebagai berikut:

1. Proyeksi Jumlah Pajak yang Diterima
Salah satu faktor penting yang menentukan besarnya pengeluaran pemerintah adalah jumlah pajak yang diramalkan. Dalam menyusun anggaran belanjanya, terlebih dahulu pemerintah harus membuat proyeksi tentang jumlah pajak yang akan diterimanya. Makin banyak jumlah pajak yang dapat dikumpulkan, makin banyak pula pembelanjaan pemerintah yang dilakukan.

2. Tujuan-tujuan Ekonomi yang Akan Dicapai
Faktor yang lebih penting dalam penentuan pengeluaran pemerintah adalah tujuan-tujuan ekonomi yang ingin dicapai pemerintah. Peran pemerintah sangat penting dalam perekonomian, karena dapat mengatur kegiatan ekonomi kea rah yang diinginkan. Beberapa tujuan penting dari kegiatan pemerintah adalah mengatasi masalah pengangguran, inflasi dan mempercepat pembangunan ekonomi jangka panjang.

Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut sering sekali pemerintah membelanjakan uang yang jauh lebih besar dari pendapatan pajak yang diperoleh. Untuk mengatasi pengangguran dan pertumbuhan ekonomi yang lambat – misalnya, pemerintah perlu membiayai pembangunan infrastruktur seperti irigasi, jalan-jalan, pelabuhan, dan mengembangkan pendidikan.
Ilustrasi Pembangunan Infrastruktur via tataruangpertanahan.com
Usaha tersebut membutuhkan uang yang banyak dan pendapatan dari pajak saja tidak cukup untuk membiayainya. Sehingga untuk memperoleh dana yang diperlukan, pemerintah terpaksa melakukan pinjaman.

3. Pertimbangan Politik dan Keamanan
Pertimbangan politik dan keamanan negara selalu menjadi salah satu tujuan penting dalam menyusun anggaran belanja pemerintah. Kekacauan politik, perselisihan di antara berbagai golongan masyarakat dan daerah seringkali terjadi di berbagai negara di dunia. Keadaan tersebut akan menyebabkan kenaikan pembelanjaan pemerintah yang sangat besar, terutama apabila operasi militer perlu dilakukan.

Sumber Referensi:
Sadono Sukirno. 2006. Makroekonomi: Teori Pengantar. Jakarta: RajaGrafindo Persada.