Wednesday, December 25, 2013

Konsep timbulnya Seorang Pemimpin

By With No comments:
Kepemimpinan adalah merupakan tingkah laku manusia yang mengandung unsur kemampuan yang melebihi kemampuan orang lain, sehingga dengan kemampuan itu ia sanggup menggerakkan orang-orang di sekitarnya untuk mencapai tujuan.

Tentang timbulnya seorang pemimpin oleh para ahli kepemimpinan telah dikemukakan beberapa teori yang berbeda-beda. Diantara teori yang lazim kita jumpai adalah:

1. Teori Genetis
Penganut teori ini mengatakan bahwa seseorang menjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan bakat-bakat kepemimpinan. Karena bakat pemimpin itu telah dibawa sejak ia dilahirkan, maka dari ajaran teori ini kalau orang tuanya pemimpin, maka anak turunnya juga berhak menjadi pemimpin, sebab di dalam diinya dianggap pewais kemampuan memimpin. Teori ini biasanya dianut dijaman feodal dan raja-raja.

2. Teori Sosial
Inti ajaran Teori sosial ini adalah "Leaders are made and not born". Jadi merupakan kebalikan dai teori genetis. Yang berarti bahwa, bakat-bakat kepemimpinan seseorang itu timbul bukan karena keturunan (heriditas) tetapi karena pengaruh situasi dan kondisi masyarakat. Yang terutama pengaruh pendidikan dan pengalaman dalam masyarakat serta adanya kesempatan yang cukup untuk menjadi pemimpin. 

Konsep timbulnya Seorang Pemimpin

3. Teori Ekologis
Karena kedua teori di atas tidak seluruhnya mengandung kebenaran, maka sebagai reaksi yang kedua teori tersebut timbullah teori ketiga yang disebut teori ekologis. Yang pada hakikatnya berarti bahwa seseorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila ia pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat mana kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman-pengalaman yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut bakatbakat yang memang telah dimiliki sejak lahir.

Teori ini pada pinsipnya merupakan penggabungan segi-segi positif dari kedua teori yang telah dikemukakan kebenaran-kebenaran yang terdapat pada teori genetis dan teori sosial.

Sumber:
Dr. Hery Sawiji, M.Pd. (Dosen S-1 dan S-2 Pendidikan Ekonomi FKIP UNS)

Tuesday, December 24, 2013

Contoh Model Evaluasi Materi Permintaan dan Penawaran

By With No comments:
Permintaan dan Penawaran merupakan salah materi dasar dalam mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi. Materi ini tentunya juga sudah pernah didapatkan sewaktu di bangku SMA. Namun, terkadang mahasiswa masih sulit untuk memahami konsep-konsep yang ada di dalamnya.

Pengalaman ini saya temui sendiri ketika mengajar di salah satu Perguruan Tinggi Swasta untuk kelas Non Reguler (mayoritas mahasiswa sudah berusia lanjut). Mahasiswa saya tersebut masih agak sulit untuk memahami beberapa konsep dalam materi Permintaan dan Penawaran tersebut.

Kemudian mencoba menggunakan salah satu Model Pembelajaran Efektif, dalam hal ini khususnya terkait dengan Model Evaluasi yang Efektif, yaitu Model Course Review Horay. Saya menggunakan model ini dengan satu alasan utama yaitu, memberikan evaluasi bagi mahasiswa tetapi dikemas seperti sebuah game yang menyenangkan.

Hasilnya pun lumayan baik, dalam artian mahasiswa lebih mudah menangkap dan memahami materi Permintaan dan Penawaran. Adapun langkah-langkah dalam model ini adalah sebagai berikut:
  1. Dosen/Guru menyampaikan materi kepada mahasiswa/siswa (dalam hal ini adalah materi permintaan dan penawaran) 
  2. Dosen/Guru memberikan kesempatan kepada mahasiswa/siswa untuk tanya jawab 
  3. Mahasiswa/siswa diminta membuat kotak sebanyak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan, bisa juga kotak tersebut sudah disiapkan oleh Dosen/Guru yang bersangkutan. 
  4. Setiap kotak diberi nomor sesuai dengan keinginan mahasiswa/siswa. 
  5. Dosen/Guru membaca soal secara acak dan mahasiswa/siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya sesuai dengan yang disebutkan dosen/guru.
  6. Soal tersebut langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar (√) dan salan diisi tanda silang (x). 
  7. Siswa yang sudah mendapat tanda √ vertikal atau horisontal atau diagonal harus berteriak horay atau yel-yel lain. 
  8. Nilai mahasiswa/siswa dihitung dari jumlah jawaban yang benar dan horay yang diperoleh
Contoh kotak dan pertanyaannya adalah sebagai berikut: (materi Permintaan dan Penawaran)

Contoh Model Evaluasi Materi Permintaan dan Penawaran
Contoh Kotak, Nomor diisi oleh siswa


Contoh Soal, dibacakan secara acak oleh Dosen/Guru

Contoh kotak dan pertanyaan tadi sudah saya kemas di dalam sebuah file powerpoint, apabila pembaca ingin mendapatkan file tersebut silakan mengirim permintaan ke iro.maruto@gmail.com (FREE!!)

Monday, December 23, 2013

Pengertian Kepemimpinan (Leadership)

By With No comments:
Dengan telah tersusunnya organisasi, timbulah keharusan bagi pejabat administrasi untuk memimpin organisasi, sebagai realisasi pelaksanaan fungsi fundamental yang ketiga dari proses manajemen.

Fungsi yang bersifat dinamis ini memiliki kegiatan yang meliputi membei komando, membei pengarahan, dan pembeian motivasi, agar supaya orang-orang itu suka dan mau bekerja.

Fungsi yang bersifat actuating ini sangat penting artinya, karena dapat dapat dipandang sebagai syarat mutlak bagi kehidupan organisasi, baik secara integral maupun departemental guna mencapai tujuan.

Dalam hal ini pejabat pimpinan harus senantiasa mengusahakan secara seius agar supaya organisasi dapat tumbuh dan berkembang, baik struktural maupun fungsional. Sebab bagaimanapun rapinya organisasi, tertibnya perencanaan, tepatnya penyusunan dan penempatan orang-orang, hal ini belumlah berarti menjamin tercapainya tujuan yang diharapkan.

Belum pula dapat dipastikan bahwa segala aktivitas bergerak dengan sendiinya kearah pada sasarannya. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan fungsi organik yang ke tiga ini, harus terkandung suatu maksud agar orang-orang mau dan suka bekerja atas dasar kesadaran atas tugas-tugas yang dibebankan dipundaknya tanpa unsur tekanan.

Kepemimpinan (leadership) berasal dari kata dasar pemimpin, mendapat awalan ke- dan akhiran -an, sehingga menjadi kepemimpinan. Menurut kamus bahasa Indonesia kata pemimpin mengandung beberapa arti yaitu:
  1. Menuntun (dalam arti mengantar, menunjukkan jalan) atau membimbing 
  2. Membawa ke jalan atau ke tujuan tertentu, mengetahui, mengepalai. 
  3. Melatih (mendidik dan mengajar) supaya dapat mengerjakan sendiri.
Sedangkan Hoy (1982: 220) menyatakan bahwa pemimpin adalah individu dalam kelompok yang memberi tugas mengarahkan dan mengkoordinasi aktivitas kelompok yang relevan (sesuai dengan tugas).
 
Pengertian Kepemimpinan (Leadership)

Selanjutnya Kartini Kartono (1994: 33) berpendapat pemimpin adalah seorang pibadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan.

Yang apabila beberapa arti di atas, kita pelajai telah menunjukkan pula segi-segi yang harus diusahakan oleh mereka yang mempunyai predikat pemimpin, baik kepada mereka yang berada pada tingkat atas, menengah, maupun tingkat bawah.

Mengingat di dalam praktik penggunaan istilah pemimpin (leader) dan manajer (manager) yang sering digunakan dan dipersamakan semudahnya saja, maka pada kesempatan ini pula dikemukakan, bahwa pengertian manajer hanya menunjukkan segi formalnya saja.

Dalam arti bahwa seseorang dapat disebut manajer kalau orang itu mempunyai dasar yuridis, misalnya ada surat keputusan pengangkatan, dan Iain-lain yang sejenis dengan itu. Apakah ia dapat menggerakkan, mempengaruhi, membimbing, dan memberikan motivasi atau tidak, hal ini bukanlah menjadi persoalan. Pokoknya ada yuridis formal, otomatis menjadi manajer.

Lain halnya dengan pemimpin, ia harus dapat menggerakkan, membimbing, mempengaruhi dan dapat membeikan kegairahan kerja kepada anak buahnya. Yang terakhir pemimpin harus dapat mendidik atau dapat mengantarkan yang dipimpin ke arah kesempurnaan, dengan memberikan petunjuk-petunjuk.

Oleh sebab itu diperlukan kemampuan yang melebihi kemampuan orang lain dalam suatu lingkungan kerja sama, sehingga dengan bekal kemampuan dapat mempengaruhi orang lain untuk bekerja sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Kemampuan yang demikianlah yang dalam bahasa administrasi lazim disebut dengan istilah kepemimpinan atau leadership.

Sumber:
Dr. Hery Sawiji, M.Pd. (Dosen S-1 dan S-2 Pendidikan Ekonomi FKIP UNS).

Saturday, December 21, 2013

Tahap-tahap Pertumbuhan Ekonomi menurut Mazhab Historismus

By With No comments:
Mazhab Historismus, atau biasa juga dikenal dengan Mazhab Historis, merupakan salah satu mazhab dalam teori pertumbuhan ekonomi. Mazhab ini tentunya sudah kita kenal dalam mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi (tentang sejarah sistem perekonomian) dan juga dalam mata kuliah Ekonomi Pembangunan.

Seperti yang kita ketahui, Mazhab Historismus berkembang sebagai sebuah kritik atas doktrin kaum Klasik (Adam Smith, David Ricardo, dsb.). Aliran Klasik berkembang di Negara Inggris, sedangkan Historismus berkembang di Negara Jerman.

Pertentangan ini terjadi karena teori yang dikemukakan kaum Klasik ternyata tidak mampu memberikan solusi untuk permasalahan yang dihadapi Jerman pada waktu itu (abad 19). Mazhab Historismus menganggap pemikiran kaum Klasik terlalu abstrak, karena mengandalkan pendekatan deduktif.

Sedangkan Mazhab Historismus menggunakan pendekatan induktif, yaitu dengan mendasarkan pada perspektif sejarah (historis) sehingga aliran ini dikenal dengan nama Mazhab Historismus. Mazhab historismus menganggap dengan pendekatan ini maka setiap kebijakan yang dihasilkan didasarkan pada realitas di dunia nyata yang dialami Jerman pada waktu itu.

Kami akan menampilkan beberapa perbandingan antara Mazhab Historismus dengan Klasik dalam tabel berikut:
 
Tahap-tahap Pertumbuhan Ekonomi menurut Mazhab Historismus

Perbandingan tersebut hanya perbandingan inti saja, sedangkan detailnya tidak kami tampilkan.

Mazhab Historismus terdiri dari beberapa tokoh, yaitu Frederich List, Bruno Hilderbrand, Kalr Bücher, dan yang paling terkenal adalah Walt Whitman Rostow (W.W. Rostow).

Frederich List 
List menyatakan bahwa perkembangan ekonomi terjadi dalam 5 tahap. Lima tahap perkembangan ekonomi menurut List tersebut didasarkan pada cara produksi dan konsumsi. Lima tahap tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tahap Berburu (barbarian)
2. Tahap Beternak (pastoral)
3. Tahap Agraris
4. Tahap Kombinasi: Bertani dan Pabrik 
5. Tahap Kombinasi: Bertani, Pabrik dan Perdagangan. 

Kelanjutan materi ini kami tampilkan dalam sceenshot powerpoint berikut ini:


Tahap-tahap Pertumbuhan Ekonomi menurut Mazhab HistorismusTahap-tahap Pertumbuhan Ekonomi menurut Mazhab Historismus

Bagi yang ingin mendapatkan file tersebut, silakan mengirim permintaan ke iro.maruto@gmail.com (FREE!!) 

Referensi: 
Irawan dan Suparmoko. 2002. Ekonomika Pembangunan. Yogyakarta: BPFE.
Lincolin Arsyad. 2010. Ekonomi Pembangunan: Edisi 5. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Pertumbuhan Ekonomi Dalam Konsep Pembangunan Berkelanjutan

By With No comments:
Upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi di suatu negara harus memperhatikan konsep pembangunan berkelanjutan, agar generasi mendatang tidak dirugikan. Kita mulai pembahasan pembangunan berkelanjutan ini dari peran lingkungan dalam perekonomian.

Peranan Lingkungan Dalam Perekonomian
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia lainnya (UU No. 4 tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup).

Lingkungan hidup dapat dipandang sebagai salah satu faktor produksi bagi pertumbuhan ekonomi, yaitu:
1. Sebagai sumber bahan mentah
2. Sebagai tempat penampung dan pengolah limbah

Industrialisasi dan Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan (dalam arti luas) adalah pembangunan yang tidak menurunkan kapasitas generasi yang akan datang untuk melakukan pembangunan meskipun terdapat penyusutan cadangan sumber daya alam dan memburuknya lingkungan, tetapi keadaan tersebut dapat digantikan oleh sumber daya lain baik oleh SDM maupun sumber daya kapital.

Pembangunan berkelanjutan (dalam arti sempit) adalah pembangunan yang tidak mengurangi kemampuan generasi yang akan datang untuk melakukan pembangunan, tetapi dengan menjaga agar fungsi sumber daya alam dan lingkungan yang ada tidak menurun, tanpa digantikan oleh sumber daya lainnya.

Industri dan Eksternalitas Dalam Pembangunan yang Berkelanjutan
Eksternalitas merupakan dampak dari tindakan seseorang (dalam hal ini masyarakat industri) terhadap kesejahteraan orang lain (masyarakat di sekitar kawasan industri) yang tidak terlibat.

Dampak pertumbuhan industrialisasi:
1. Peningkatan kesejahteraan manusia karena produktivitas meningkat
2. Penurunan kesejahteraan manusia karena pencemaran lingkungan dan menipisnya SDA

Kelanjutan materi ini kami tampilkan dalam screenshot powerpoint berikut ini:

Pertumbuhan Ekonomi Dalam Konsep Pembangunan Berkelanjutan
Pertumbuhan Ekonomi Dalam Konsep Pembangunan Berkelanjutan

Bagi yang ingin mendapatkan file tersebut, silakan mengirim permintaan ke iro.maruto@gmail.com (FREE!!!)
 
Sumber:
Irawan dan Suparmoko. 2002. Ekonomika Pembangunan. Yogyakarta: BPFE.

Monday, December 16, 2013

Macam-macam Perencanaan (Planning)

By With No comments:
Macam Perencanaan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, tergantung dari mana melihatnya.

Apabila ditinjau dari segi kegunaannya, suatu rencana dapat dibedakan menjadi:
1. Single use plan, yaitu suatu rencana yang hanya dipakai sekali saja. Jadi apabila tujuan yang diinginkan telah tercapai, kemudian rencana dibubarkan atau tidak dipergunakan.
2. Standing plan, yaitu suatu rencana yang dapat dipakai berulang kali.

Apabila ditinjau dari segi bentuknya, suatu rencana dapat dibedakan menjadi:
1. Rencana pisik, adalah rencana yang memuat secara garis besar dari pada suatu kebijaksanaan.
2. Rencana kerja, yaitu suatu rencana yang memuat deskipsi secara detail dari suatu kebijaksanaan. Rencana ini biasanya dibuat mengikuti rencana pisik, dengan tujuan untuk memberi penjelasan secara terperinci dari rencana pisik. Karena tujuan dan sifatnya itulah untuk rencana jenis ini lazim disebut pula dengan "detail plan".

Apabila dilihat dari segi jangka waktu pelaksanaannya, rencana dapat digolongkan menjadi:
1. Rencana jangka pendek, yaitu rencana yang jangka waktu pelaksanaannya maksimum 5 tahun.
2. Rencana jangka menengah, adalah rencana yang jangka waktu pelaksanaannya antara 5-15 tahun.
3. Rencana jangka panjang, yaitu rencana yang jangka waktu pelaksanaannya di atas 15 tahun.

Apabila ditinjau dari sudut kawasan atau wilayah pelaksanaannya, suatu rencana dapat dibagi menjadi:
1. Rural plan, yaitu rencana untuk sesuatu desa.
2. City plan, yaitu rencana untuk sesuatu kota.
3. Regional plan, adalah rencana untuk sesuatu daerah.
4. National  plan, adalah  rencana  untuk  tingkat  nasional (negara). 

Sumber:
Dr. Hery Sawiji, M.Pd. (Dosen S1 Pendidikan Ekonomi dan S2 Pendidikan Ekonomi FKIP UNS).

Saturday, December 14, 2013

Sifat Perencanaan (Planning)

By With No comments:
Suatu rencana yang baik, di samping mengandung berbagai hal seperti yang telah disebutkan di atas, juga memiliki sifat-sifat tertentu.

Sifat-sifat Perencanaan tersebut meliputi: 

1. Dirumuskan dengan kata-kata yang sederhana
Hal ini mengandung maksud bahwa di dalam membuat (menyusun) perencanaan harus menggunakan kata-kata atau kalimat yang sesederhana mungkin, dengan demikian mudah dimengerti oleh para pelaksana. Karena di dalam organisasi pembuat rencana tidaklah selalu orang yang juga sebagai pelaksana.

Maka untuk menghindari kesimpangsiuran penerimaan yang disebabkan karena salah penafsiran, maka kemungkinan pertama yaitu dengan merumuskan rencana yang disusun ke dalam kalimat. yang sudah dimengerti oleh setiap orang terutama calon pelaksana.

2. Luwes (flexible)
Setelah sifat di atas dipenuhi, selanjutnya suatu rencana harus luwes, yang artinya harus dapat disesuaikan dengan keadaan yang sering berubah, dan tidak disangka sebelumnya.

Oleh karenanya, dengan sifat itu besar kemungkinannya akan dapat disesuaikan dengan perubahan keadaan yang terjadi.

3. Konsisten atau stabil (consistency)
Di samping kemungkinan adanya perubahan, maka suatu rencana haruslah mempunyai sifat stabil. Dalam arti tidak selalu terjadi perubahan atau mungkin malahan tidak dipakai sama sekali.

Kalau demikian halnya, dapat dikatakan bahwa perencanaannya belum atau tidak merupakan proses pemikiran yang matang.

4. Seimbang (balance)
Yang berarti bahwa penentuan waktu, faktor-faktor, ataupun fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam setiap dimensi dan unsur organisasi seimbang dengan macam dan eksistensi kegiatan yang akan dilaksanakan.

5. Lengkap (complete)
Lengkap mengandung maksud bahwa perencanaan meliputi segenap aspek kegiatan yang diperlukan (berindikasi) dalam konteks dengan tujuan yang hendak dicapai.

Sumber:
Dr. Hery Sawiji, M.Pd. (Dosen S-1 Pendidikan Ekonomi dan S-2 Pendidikan Ekonomi).

Friday, December 13, 2013

Pemasaran Jasa

By With No comments:
Segitiga menggambarkan tiga kelompok saling berhubungan bekerja sama untuk mengembangkan, mempromosikan dan menyampaikan jasa.

Antara ketiga poin ini, tiga tipe pemasaran harus dijalankan agar jasa dapat disampaikan dengan sukses: external marketing, interactive marketing dan internal marketing.

Service Triangle
Jasa adalah setiap tindakan atau kinerja yang ditawarkan oleh satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip tidak berwujud dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan (Kotler & Keller, 2006).

Jasa pada dasarnya adalah seluruh aktivitas ekonomi dengan output selain produk dalam pengertian fisik, dikonsumsi dan diproduksi pada saat bersamaan, memberikan nilai tambah dan secara prinsip tidak berwujud bagi pembeli pertamanya (Zeithaml & Bitner, 2003).

Kesimpulan: Jasa adalah 1) suatu yang tidak berwujud, 2) Proses produksi jasa dapat menggunakan atau tidak menggunakan bantuan suatu produk fisik, 3) Jasa tidak mengakibatkan peralihan hak atau kepemilikan, dan 4) Terjadi antara penyedia dengan pengguna jasa.

Menurut Zeithaml & Bitner (2003) jasa memiliki 4 ciri utama, yaitu:
1. Tidak berwujud
2. Tidak terpisahkan
Jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, yaitu perusahaan jasa yang menghasilkannya. Jasa diproduksi dan dikonsumsi pada saat yang bersamaan.
3. Bervariasi
Jasa yang diberikan sering kali berubah-ubah tergantung siapa yang menyajikannya, kapan dan dimana jasa tersebut dilakukan.
4. Mudah musnah
Jasa tidak dapat disimpan sehingga tidak dapat dijual pada masa yang akan datang.

Perbedaan antara barang dan jasa menyebabkan strategi pemasaran yang digunakan juga berbeda. Pemasaran jasa akan menghadapi tantangan berhubungan dengan pemahaman mengenai keinginan dan harapan konsumen terhadap jasa yang ditawarkan, menawarkan jasa yang tidak nyata menjadi nyata, dan memenuhi janji kepada pelanggan.

Kelanjutan materi ini kami tampilkan dalam screenshot powerpoint berikut ini:



Apabila pembaca menginginkan file tersebut, silakan mengirim permintaan ke iro.maruto@gmail.com (FREE!!!) Terima kasih.