Monday, April 16, 2012

Tahapan Model Assure (Tahap 3 - Select Methods, Media and Materials)

By With No comments:
3. Select Methods, Media and Materials (Memilih Strategi, Teknologi, Media, dan Material)
a. Memilih Strategi
Ketika mengidentifikasi strategi pengajaran, kita harus memilih dua jenis: strategi yang berpusat pada guru dan strategi yang berpusat pada siswa. Pertimbangan utama ketika memilih strategi pengajaran adalah bahwa strategi tersebut sebainya menyebabkan siswa mencapai standar dan tujuan.

b. Memilih Teknologi dan Media
Dalam memilih teknologi perlu mempertimbangkan kumpulan sumber daya yang tersedia, keberagaman para pebelajar dan tujuan belajar spesifik yang harus dicapai. Misalnya video, memunculkan isu mengenai alur presentasi, sementara hal ini tidak berlaku bagi transparan OHP.

c. Memilih, Mengubah atau Merancang Materi
1) Memilih Materi yang Tersedia
Mayoritas materi pengajaran yang digunakan oleh para guru adalah “siap pakai” yaitu siap digunakan dan tersedia mulai dari sekolah atau sumber yang bisa diakses lainnya. Hal-hal yang dapat dilakukan dalam memilih materi yang tersedia ini adalah:

a) Melibatkan Spesialis Teknologi/Media
Kita bisa mengawali dengan menemui spesialis teknologi/media untuk mendapatkan materi yang sesuai dari perpustakaan/pusat media sekolah.

b) Melibatkan Guru-guru Lainnya
Melibatkan guru yang berpengalaman dirasa penting karena pengetahuan mereka tentang media dan materi alternatif memberi mereka kemampuan yang lebih kritis dalam menganalisis sumber daya pendidikan. Keuntungan lainnya adalah kita dapat berbagi gagasan mengenai penggunaan materi di ruang kelas.
  
c) Menyurvei Panduan Referensi Sumber dan Media
Tiga jenis panduan yang bisa membantu dalam memilih media, yaitu:
  • Komprehensif (membantu mengidentifikasi cakupan kemungkinan yang ada). 
  • Selektif (merupakan kompilasi dari materi pengajaran “terbaik”. 
  • Evaluatif (membuat kita memperoleh materi baru)
2) Mengubah Materi yang Ada
Kita berusaha memenuhi kebutuhan yang beragam dari para siswa, dan seringkali materi “siap pakai” membutuhkan modofikasi agar lebih tepat dan selaras dengan tujuan belajar. Peringatan penting dalam hal ini adalah memastikan bahwa penanganan kita terhadap materi tersebut tidak melanggar hak cipta. Untungnya banyak sumber daya pendidikan tersedia dalam bentuk file digital bebas hak cipta atau dalam bentuk salinan kertas.

3) Merancang Materi Baru
Ketika materi yang sudah jadi tidak tersedia, atau material yang ada tidak bisa dimodifikasi dengan mudah, kita harus merancang materi pelajaran kita sendiri. Kita bisa menggunakan bantuan komputer untuk menyusun materi di Microsoft Word atau mungkin file presentasi di Powerpoint.

Sunday, April 15, 2012

Tahapan Model Assure (Tahap 2 - State Objectives)

By With No comments:
2. State Objectives (Menyatakan Standar dan Tujuan)
Langkah kedua dalam model Assure yaitu menyatakan standar dan tujuan belajar untuk mata pelajaran. Hal penting yang harus diperhatikan bahwa sebuah tujuan belajar merupakan pernyataan dari apa yang akan dicapai para pemelajar, bukan bagaimana mata pelajaran diajarkan.

Pentingnya Standar dan Tujuan
1. Dasar untuk Pemilihan Strategi, Teknologi dan Media
Ketika kita memiliki pernyataan yang jelas tentang apa yang peserta didik ketahui dan bisa lakukan di akhir mata pelajaran, kita bisa lebih baik dalam memilih dengan cermat strategi, teknologi dan media yang akan digunakan dalam pembelajaran.
2. Dasar untuk Penilaian
Ketika kita secara eksplisit menyatakan hasil-hasil peserta didik, kita kemudian bisa melakukan penilaian yang mengukur kemampuan dan pengetahuan sasaran dan secara langsung menyelaraskannya dengan ujian baku yang dibutuhkan.

3. Dasar untuk Ekspektasi Belajar Siswa
Peserta didik bisa lebih siap untuk dan turut serta dalam kegiatan belajar jika mereka mengetahui hasil-hasil yang diharapkan.

ABCD dari Tujuan Belajar yang Dinyatakan dengan Baik
ABCD dari tujuan yang dinyatakan dengan baik memberikan kita proses yang mudah diikuti untuk menentukan tujuan belajar.
1. Audience (Audiensi)
Tujuan belajar fokus pada apa yang para pemelajar akan ketahui dan bisa melakukannya setelah mata pelajaran usai, dan bukannya apa yang guru lakukan untuk mengajar mereka, maka penting untuk dengan jelas mengidentifikasi pemelajar sasaran.

2. Behavior (Perilaku)
Inti dari tujuan adalah kata kerja yang mendeskripsikan kemampuan baru yang para pembelajar akan miliki setelah pengajaran. Kata kerja ini adalah yang paling mungkin untuk mengomunikasikan tujuan kita dengan jelas jika dinyatakan sebagai perilaku yang bisa diamati. Kita harus berusaha mendapatkan perilaku atau kinerja siswa yang mencerminkan pemahaman mendalam dan kemampuan dunia yang sebenarnya.

3. Condition (Kondisi)
Sebuah pernyataan tujuan belajar sebaiknya menyertakan kondisi di mana kinerja akan dinilai. Dengan kata lain, materi atau piranti apa yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan untuk dipakai para siswa dalam menampilakan penguasaan tujuan tersebut.

4. Degree (Tingkat)
Persyaratan pamungkas dari sebuah tujuan yang dinyatakan dengan baik adalah bahwa tujuan itu mengindikasikan standar atau kriteria untuk menilai kinerja yang bisa diterima. Tingkat akurasi atau kefasihan seperti apa yang harus ditunjukkan oleh para pembelajar.

Tahapan Model Assure (Tahap 1 - Analyze Learners )

By With No comments:
1. Analyze Learners  (Analisis Pebelajar)
Tujuan utama dalam menganalisa termasuk pendidik dapat menemui kebutuhan belajar siswa yang urgen sehingga mereka mampu mendapatkan tingkatan pengetahuan dalam pebelajaran secara maksimal. Analisis pebelajar meliputi tiga faktor kunci dari diri pebelajar yang meliputi:

a. General Characteristics (karakteristik umum)
Karakteristik umum siswa dapat ditemukan melalui variabel yang konstan, seperti, jenis kelamin, umur, tingkat perkembangan, budaya dan faktor sosial ekonomi serta etnik. Semua variabel konstan tersebut, menjadi patokan dalam merumuskan strategi dan media yang tepat dalam menyampaikan bahan pelajaran.
b. Specific Entry Competencies (kecakapan dasar spesifik)
Yaitu kemampuan baik atau kurangnya pengetahuan/intelektual dan ketrampilan yang ada pada peserta didik sebelum memenuhi syarat yang akan dicapai.

Penelitian yang terbaru mengungkapkan bahwa pengetahuan sebelumnya yang dipunyai para tentang sebuah subjek tertentu memengaruhi bagaimana dan apa yang mereka bisa pelajari lebih banyak daripada dilakukan sifat psikologi apapun (Dick, Carey, & Carey, dalam Smaldino, 2001: 113). Hal ini akan memudahkan dalam merancang suatu pebelajaran agar penyamapain materi pelajaran dapat diserap dengan optimal oleh peserta didik sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

c. Learning Styles (Gaya Belajar)
Faktor fisiologis dan motivasi pun perlu diperhatikan, faktor fisiologis seperti perbedaan seksual, kesehatan dan kondisi lingkungan. Sedangkan faktor motivasi seperti kecemasan, tingkat struktur, motivasi berprestasi, kehati-hatian dan daya saing.

Gaya belajar yang dimiliki setiap pebelajar berbeda-beda dan mengantarkan peserta didik dalam pemaknaan pengetahuan termasuk di dalamnya interaksi dengan dan merespon dengan emosi ketertarikan terhadap pebelajaran. Terdapat tiga macam gaya belajar yang dimiliki peserta didik, yaitu: 1. Gaya belajar visual (melihat) yaitu dengan lebih banyak melihat seperti membaca 2. Gaya belajar audio (mendengarkan), yaitu belajar akan lebih bermakna oleh peserta didik jika pelajarannya tersebut didengarkan dengan serius, 3. Gaya belajar kinestetik (melakukan), yaitu pelajaran akan lebih mudah dipahami oleh peserta didik jika dia sudah mempraktekkan sendiri.

Membicarakan gaya belajar perlu kita ketahui juga terkait kecerdasan majemuk. Kesembilan jenis kecerdasan menurut Howard Gargner menyebut sebagai kecerdasan majemuk atau multiple intelligence:
  • Kecerdasan linguistik (word smart) 
  • Kecerdasan spasial (picture smart) 
  • Kecerdasan matematis (logic smart) 
  • Kecerdasan kinestetis (body smart) 
  • Kecerdasan musik (music smart) 
  • Kecerdasan interpersonal (people smart) 
  • Kecerdasan intrapersonal (self smart) 
  • Kecerdasan naturalis (nature smart) 
  • Kecerdasan ekstensialis (existentialist smart)

Para siswa bervariasi dalam hal kaitannya dengan gerbang sensorik mana (visual, auditori, jasmani (tactile), dan kinestetik) yang mereka lebih suka gunakan dan yang mana mereka terutama mahir menggunakannya. Sebagai guru, kita akan menemukan perbedaan dalam cara-cara siswa kita dalam belajar atau memproses informasi.

Motivasi merupakan keadaan internal yang mendefinisikan apa yang orang-orang akan lakukan ketimbang apa yang dapat mereka lakukan (Keller, 1987 dalam Smaldino, dkk, 2011: 115). Keller menjelaskan empat aspek mendasar dari motivasi yang bisa dipertimbangkan para guru ketika merancang mata pelajaran: perhatian (attention), relevansi (relevance), percaya diri (confidence), dan kepuasan (satisfaction).

Faktor-faktor yang terkait dengan perbedaan gender, kesehatan, dan kondisi lingkungan juga mempengaruhi pebelajaran. Apabila kebutuhan terkait dengan seperti rasa lapar, suhu, kebisingan, cahaya, dan waktu dalam sehari tidak diperhatikan, mereka akan kurang bisa secara mental terlibat dalam aktivitas belajar.

Lebih dari satu dekake yang lalu Dunn & Dunn (1992) mengembangkan sekumpulan instrumen standar untuk menilai gaya belajar dan preferensi lingkungan para pebelajar. Gaya belajar setiap murid berbeda dengan rekan sebayanya. Menurut Dunn & Dunn ada beberapa faktor yang mendukung gaya belajar seseorang, yaitu:
  • Lingkungan 
  • Emosional 
  • Sosiologis 
  • Fisiologis 
  • Psikologis

Saturday, April 14, 2012

Apakah ada Hubungan antara Investasi Pendidikan dengan Investasi Kesehatan?

By With No comments:
Jawaban untuk pertanyaan di atas adalah ada hubungan antara investasi pendidikan dengan investasi kesehatan. Banyak ahli yang telah melakukan penelitian tentang hal ini. Setelah kami membaca hasil dari penelitian-penelitian itu kami dapat menyimpulkan bahwa memang ada hubungan antara investasi pendidikan dengan investasi kesehatan.

Suren Basov (2002) menyimpulkan dalam penelitiannya “The model also suggests that the positive correlation between health and education at high levels of income is due to their complementarity in the individual’s utility function.” Penelitian lain yang mendukung hasil penelitian Suren Basov adalah penelitian yang dilakukan oleh  Wim Groot dan Henriëtte Maassen van den Brink (2004) hasilnya “Some tentative calculations suggest that the cost-benefit ratio of investments in education on health is highly positive.” Sedangkan Jason M. Fletcher dan David E. Frisvold (2009) mengatakan “We also find that greater education may influence preventive care, partly through occupational channels and access to care. These findings suggest that increases in education have the potential to spill over onto long-term health choices.

Friday, April 13, 2012

Definisi Model ASSURE

By With No comments:
Model ASSURE adalah salah satu petunjuk dan perencanaan yang bisa membantu untuk bagaimana cara merencanakan, mengidentifikasi, menentukan tujuan, memilih metode dan bahan, serta evaluasi.

Dinamakan ‘ASSURE’ karena sebenarnya merupakan singkatan dari beberapa tahapan, yaitu:
A : Analyze Learner
S : State Objectives
S : Select Methods, Media and Materials
U : Utilize Media and Materials
R : Require Learner Participation
E : Evaluate and Revise

Model ASSURE merupakan jembatan antara peserta didik, materi dan semua bentuk media, berbasis teknologi dan bukan teknologi. Model ini mengasumsikan belajar bukan hanya di dalam kelas seperti pertemuan kuliah/buku teks, tetapi juga menggabungkan pembelajaran di luar kelas dan teknologi yang digunakan.

Model ini menekankan:
Pengajaran kepada siswa dengan gaya belajar yang berbeda, dan konstruktivis belajar di mana siswa diwajibkan untuk berinteraksi dengan lingkungan mereka dan tidak secara pasif menerima informasi.

Enam proses belajar menurut Model ASSURE:
Tabel 1. Tahapan Model ASSURE

Model ASSURE ini merupakan rujukan bagi pendidik dalam membelajarkan peserta didik dalam pembelajaran yang direncanakan dan disusun secara sistematis dengan mengintegrasikan teknologi dan media sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan  bermakna bagi peserta didik.

Sunday, April 8, 2012

Fungsi Pemasaran

By With No comments:
Pemasaran
Pemasaran adalah proses pendefinisian, pengantisipasian, penciptaan serta pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen akan produk dan jasa. Ada tujuh Fungsi Pemasaran, yaitu:

1. Analisis Konsumen
Merupakan pengamatan dan evaluasai kebutuhan, hasrat dan keinginan konsumen. Analisis konsumen melibatkan pengadaan survey konsumen, penganalisisan informasi konsumen, pengevaluasian strategi pemosisian pasar, pengambangan profil konsumen, dan penentuan strategi segmentasi pasar yang optimal.

2. Penjualan Produk/Jasa
Penjualan meliputi banyak aktivitas pemasaran, seperti iklan, promosi penjualan, publisitas, penjualan perorangan, manajemen tenaga penjualan, hubungan konsumen, dan hubungan diler.

3. Perencanaan Produk dan Jasa
Perencanaan produk dan jasa meliputi berbagai aktivitas seperti uji pemasaran, pemosisian produk dan merek, pemanfaatan garansi, pengemasan, penentuan pilihan produk, fitur produk, gaya produk, kualitas produk, penghapusan produk lama, dan penyediaan layanan konsumen. Uji pemasaran merupakan salah satu teknik perencanaan produk dan jasa yang paling efektif karena uji pasar memungkinkan sebuah organisasi untuk menguji rencana-rencana pemasaran alternatif dan meramalkan penjualan produk baru.

4. Penetapan Harga
Lima pemangku kepentingan (stakeholder) mempengaruhi keputusan penetapan harga (pricing): konsumen, pemerintah, pemasok, distributor, dan pesaing.

5. Distribusi
Distribusi mencakup penggudangan, saluran-saluran distribusi, cakupan distribusi, lokasi tempat ritel, wolayah penjualan, tingkat dan lokasi persediaan, kurir transportasi, penjualan grosir, dan ritel. Distribusi menjadi sangat penting ketika sebuah perusahaan berusaha menerapkan strategi pengembangan pasar atau integrasi ke depan.

6. Riset Pemasaran
Riset pemasaran adalah pengumpulan, pencatatan dan penganalisisan data yang sistematis mengenai berbagai persoalan yang terkait dengan pemasaran barang dan jasa. Aktivitas riset pemasaran mendukung semua fungsi bisnis yang pokok dari sebuah organisasi.

7. Analisis Peluang
Analisis peluang melibatkan penilaian atas biaya, manfaat dan resiko yang terkait dengan keputusan pemasaran. Tiga langkah yang diperlukan untuk membuat analisis biaya-manfaat (cost-benefit analysis): (1) menghitung total biaya yang terkait dengan suatu keputusan, (2) memperkirakan total manfaat dari keputusan tersebut dan (3) membandingkan total biaya dengan manfaat. Apabila manfaat yang diharapkan melampaui total biaya, maka peluang itu menjadi lebih menarik.

Elastisitas Penawaran

By With No comments:
Elastisitas Harga Penawaran dan Penentu-penentunya
Mankiw (2006) mengatakan “Price elasticity of supply a measure of how much the quantity supplied of a good responds to a change in the price of that good, computed as the percentage change in quantity supplied divided by the percentage change in price”.

Penawaran suatu produk dikatakan elastis apabila jumlah produk yang ditawarkan berubah banyak jika harganya berubah. Sedangkan dikatakan inelastis apabila jumlah produk yang ditawarkan berubah hanya sedikit jika harganya berubah.

Elastisitas harga penawaran tergantung pada fleksibilitas para penjual untuk mengubah jumlah produk yang mereka produksi. Dalam kebanyakan pasar, kunci utama dari elastisitas harga penawaran adalah jangka waktu. Penawaran biasanya lebih elastis untuk jangka panjang dibandingkan untuk jangka pendek.

Menghitung Elastisitas Harga Penawaran
Elastisitas harga penawaran merupakan perubahan persentase jumlah penawaran dibagi perubahan persentase harga.


atau dalam bentuk rumus:


Contoh:
Terjadi peningkatan harga susu dari $2,85 ke $3,15 dan meningkatkan jumlah yang diproduksi petani dari 9.000 ke 11.000 galon. Berapakah elastisitas harga penawarannya?
Cara menghitung elastisitas harga penawarannya adalah sebagai berikut:

 

Elastisitas bernilai 2 berarti perubahan jumlah penawaran sebanding dengan dua kali perubahan harga.

Macam-macam Kurva Elastisitas Penawaran
1. Penawaran In Elastis Sempurna (Elastisitas = 0)

Kurva penawaran yang in elastis menunjukkan bahwa berapapun harga suatu produk, jumlah paroduk yang ditawarkan tetap.

Apabila digambarkan dalam sebuah kurva adalah sebagai berikut:

Kurva Penawaran In Elastis Sempurna
Materi ini belum lengkap, kelanjutan materi ini dapat dilihat di SINI (Kurva Elastisitas Penawaran)