Monday, September 28, 2015

Sumber Penghimpunan Dana Bank: Rekening Giro

By With No comments:
Rekening Giro (checking account) merupakan salah satu cara penghimpunan dana bank yang berasal dari deposan. Rekening Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menerbitkan cek untuk penarikan tunai atau bilyet giro untuk pemindahbukuan, sedangkan cek dan bilyet giro tersebut oleh pemiliknya dapat digunakan sebagai alat pembayaran.

Untuk keperluan itu, pemegang rekening giro memperoleh buku cek dan bilyet giro. Karena sifat penarikannya yang dapat dilakukan setiap saat tersebut, maka sumber dana dari rekening giro ini merupakan sumber dana jangka pendek yang jumlahnya relatif lebih dinamis atau berfluktuasi dari waktu ke waktu.

Bagi nasabah pemegang rekening giro, sifat penarikan tersebut sangat membantu dalam membiayai kegiatan nasabah secara lebih efisien. Nasabah dapat melakukan pembayaran sewaktu-sewaktu tanpa harus berisiko menggunakan uang tunai dalam jumlah besar, tanpa harus datang langsung ke bank, dan tanpa harus menunggu suatu tanggal jatuh tempo tertentu.

Cek merupakan perintah takbersyarat kepada bank untuk membayar sejumlah uang tertentu pada saat penyerahannya atas beban rekening penarik cek. Cek dapat ditarik atau diterbitkan oleh pemegang rekening giro (giran) atas unjuk atau atas nama dan tidak dapat dibatalkan oleh penarik, kecuali cek tersebut dinyatakan hilang atau dicuri dengan bukti dari kepolisian. Jangka waktu pengunjukan agar mendapat pembayaran dari bank atas cek tersebut adalah selama 70 hari sejak tanggal penarikannya.

Sumber gambar: bi.go.ig
Bilyet giro pada dasarnya merupakan perintah kepada bank untuk memindahbukukan sejumlah uang tertentu atas beban rekening penarik pada tanggal tertentu kepada pihak yang tercantum dalam bilyet giro tersebut dan bilyet giro dapat dibatalkan secara sepihak oleh penarik disertai alasan pembatalan.

Sumber gambar: bi.go.id
Perbedaan antara cek dan bilyet giro adalah sebagai berikut:
No
Perbedaan
Cek
Bilyet Giro
1
Jenis perintah penarikan
Cash (tunai)
Pemindahbukuan
2
Pembatalan
Tidak dapat dibatalkan
Dapat dibatalkan sepihak

Jasa giro merupakan suatu imbalan yang diberikan oleh bank kepada giran atas sejumlah saldo gironya yang mengendap di bank. Jasa giro ini relatif  lebih kecil apabila dibandingkan dengan simpanan dalam bentuk tabungan dan deposito berjangka karena memang tujuan nasabah yang memegang rekening giro bukan untuk memeproleh imbalan semacam bunga simpanan tersebut, melainkan untuk memperoleh berbagai fasilitas yang dimiliki oelh rekening giro.

Fasilitas ini adalah adanya alat pembayaran yang efisien berupa cek dan bilyet giro serta penarikan yang dapat dilakukan sewaktu-waktu. Oleh karena itu, giran umumnya adalah pengusaha atau pihak yang memiliki kegiatan yang membutuhkan alat pembayaran dalam bentuk cek dan bilyet giro.

Apabila dipandang dari sudut pandang bank, dana yang berasal dari rekening giro ini merupakan dana murah, dalam pengertian bank harus memberikan jasa giro yang relatif lebih rendah dibandingkan bunga simpanan dalam bentuk tabungan dan deposito berjangka.

Sumber Referensi:
Totok Budisantoso & Nuritomo. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lain: Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.

Sunday, September 27, 2015

Hubungan antara Strategi, Tujuan dan Metode Pembelajaran

By With No comments:
Setelah tujuan pembelajaran dirumuskan, materi telah disusun sedemikian rupa dan karakteristik awal peserta didik diketahui, maka kegiatan guru selanjutnya adalah menentukan strategi pembelajaran yang perlu dipilih dan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut.

Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat sangatlah penting. Artinya, bagaimana guru dapat memilih kegiatan pembelajaran yang paling efektif dan efisien untuk mencapai pengalaman belajar yang baik, yaitu yang dapat memberikan fasilitas kepada peserta didik mencapai tujuan pembelajaran.

Namun, perlu diingat bahwa tidak satu pun strategi pembelajaran yang paling sesuai untuk semua situasi dan kondisi yang berbeda, walaupun tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sama. Artinya dibutuhkan kreativitas dan keterampilan guru dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran, yaitu yang disusun berdasarkan karakteristik peserta didik dan sesuai kondisi yang diharapkannya.

Teach - Sumber Gambar: ecd.clark.edu
Strategi pembelajaran yang akan dipilih dan digunakan oleh guru bertitik tolak dari tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan di awal. Agar diperoleh tahapan kegiatan pembelajaran yang berdaya dan berhasil guna, maka guru harus mampu menentukan strategi pembelajaran apa yang akan digunakan.

Strategi Pembelajaran pada dasarnya adalah suatu rencana untuk mencapai Tujuan Pembelajaran. Terdiri dari Metode, teknik dan prosedur yang mampu menjamin peserta didik benar-benar akan dapat mencapai tujuan akhir kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa Strategi Pembelajaran merupakan suatu rencana untuk mencapai Tujuan Pembelajaran. Sedangkan Metode Pembelajaran adalah bagian dari Strategi Pembelajaran.

Sumber:
Hamzah B. Uno & Nurdin Mohamad. 2015. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik. Jakarta: Bumi Aksara.

Monday, September 21, 2015

Langkah-langkah yang Diperlukan Dalam Pengorganisasian

By With No comments:
Langkah-langkah yang diperlukan dalam pengorganisasian yang biasa diikuti oleh semua tingkat menejemen adalah sebagai berikut:

1. Penetapan dan Pengimbangan Aktivitas
Yang dimaksud dengan langkah ini pada hakikatnya adalah merupakan pembagian, penggolongan,dan penyusunan aktivitas-aktivitas yang akan dilaksanakan, sehingga menjadi kelompok-kelompok yang teratur berdasarkan kesamaan sifat dalam pelaksanaan.

Misalnya, kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan masalah produksi digolongkan menjadi unit produksi, yang berkenaan dengan masalah uang digolongkan menjadi unit keuangan, yang mengenai pelayanan warkat ke dalam unit tata usaha dan seterusnya.

2. Penyusunan Organ atau Wadah
Dengan berpedoman pada langkah yang petama, langkah ini dimaksudkan untuk membuat organ atau wadah yang diperlukan untuk mewadahi segenap kegiatan yang telah tersusun. Di samping harus berpedoman pada hasil langkah pertama, pembentukan wadah ini hendaknya berpangkal juga pada sesuatu ide, yaitu sesuatu cita dan aspirasi seta hasrat pada sesuatu bentuk struktur organisasi yang dikehendaki. Atau dengan kata lain, pembentukan wadah ini hendaknya berpangkal juga pada ideal tipe suatu bentuk struktur organisasi.

3. Mengisi Organ dengan Tugas, Kekuasaan, Wewenang dan Tanggung Jawab
Yang dimaksud dengan langkah ini adalah memasukkan kegiatan yang telah tersusun, ke dalam organ yang telah dibentuk. Dalam pengisian tugas, harus juga dilengkapi dengan wewenang dan tanggung jawab yang sepadan. Dalam arti pejabat yang diserahi tugas harus diberi wewenang pula untuk mengambil tindakan-tingakan yang diperlukan, agar tugasnya dapat dilaksanakan dengan baik.

Penyerahan tugas dan wewenang berarti penyerahan tanggung jawab, maka berarti ada keharusan untuk melaksanakan dengan selayaknya segala sesuatu yang telah diserahkan. Akhirnya mudahlah bagi pimpinan untuk minta petanggungjawaban sehubungan dengan pelaksanaan tugasnya. 


4. Menghubung-hubungkan Organ Satu dengan yang Lain dengan Garis Wewenang dan Tanggung Jawab
Dari hasil langkah pertama, kedua, dan ketiga dapat terlihat gambaran visual kotak-kotak organ yang telah berisi tugas, wewenang, dan tanggung jawab, maka selanjutnya kotak-kotak organ itu perlu dihubung-hubungkan. Jadi langkah ini adalah suatu aktivita untuk menentukan hubungan kekuasaan dan tanggung] awab berdasarkan atas wewenang formal. Manifestasi dai hasil langkah ini adalah garis-garis hubungan kekuasaaan yang bersifat formal.

5. Melengkapi Organ dengan Alat Perlengkapan yang Diperlukan
Alat dan atau perlengkapan bukanlah harus baik, karena mempunyai nilai atau harga yang tinggi. Tetapi yang diperlukan adalah alat yang tepat dipakai, karena sesuai dengan corak pekerjaan.

6. Penempatan Orang yang Tepat Pada Masing-masing Organ
Dengan berakhirnya kelima langkah tersebut di atas, berbagai aktivitas organisasi telah tersusun. Berbagai pekerjaan yang harus dilaksanakan antar individu, antar unit sudah dialokasikan, lengkap beserta alat perlengkapan yang dibutuhkan. Dengan langkah di atas, pula otoitas dan tanggung jawab untuk masing-masing individu dan komponen-komponen kerja telah disiapkan untuk didelegasikan.

Maka untuk dapat digerakkan, masih diperlukan satu langkah lagi, yaitu penempatan orang atau tenaga kerja yang diperlukan pada masing-masing organ. Orang-orang ini nanti yang akan menerima pendelegasian atau pelimpahan wewenang. Untuk aktivitas penempatan orang ini biasanya menganut asas "The right man in the right place".

7. Membuat Bagan Organisasi
Langkah yang terakhir ini dimaksudkan untuk melukiskan atau menggambarkan struktur organisasi di atas kertas, atau membuat bagan organisasi. Yaitu suatu gambar yang melukiskan secara skematis dai susunan tugas, kekuasaan, dan tanggung jawab serta hubungan antara unit-unit dalam suatu organisasi.

Sumber:
Dr. Hery Sawiji, M.Pd. dalam bukunya Fungsi Manajemen

Tuesday, September 15, 2015

Faktor - faktor Directing

By With No comments:
Tindakan manajer yang dilakukan untuk mengusahakan agar supaya orang-orang bekerja efisien, agar fasilitas yang ada dapat digunakan dengan tiada unsur penghamburan/ pemborosan, bergantung adanya beberapa faktor antara lain:

1. Faktor Kepemimpinan (leadership)
Faktor yang juga sangat bersifat pibadi ini, adalah merupakan motor penggerak yang melebihi kemampuan orang-orang, sehingga dapat mempengaruhi orang-orang lain itu untuk bekerja menuju tercapainya tujuan. Mengapa demikian? Karena segenap aktivitas dalam usaha kerjasama itu akan berlangsung baik jika terdapat kemampuan untuk menetapkan kebijaksanaan yang bersifat taktis, yang didasarkan pada tingkat rasionalitas tertentu ke arah tujuan yang telah ditetapkan.

Hendaknya selalu berusaha untuk merangsang timbulnya ide-ide dan saran dari berbagai sumber yang tersedia. Maka manajer tetap merupakan orang yang pertama yang harus memulai membuka tindakan atau prakarsa (inisiatif). Jadi kepemimpinan atau leadership adalah keseluruhan tingkah laku manusia yang mengandung unsur-unsur kemampuan yang melebihi kemampuan orang lain dalam suatu lingkungan kerja sama, yang dapat mempengaruhi orang lain itu untuk dapat bekerja sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Kekuasaan (authority)
Manajer yang mempunyai kewibawaan akan disegani oleh anak buahnya, dan segala perintahnya akan dilaksanakan. Hal ini pada umumnya sangat berhubungan erat dengan masalah keesahan (legality) dari pada manajer itu dalam memegang sesuatu jabatan. Dalam arti bahwa, pimpinan yang syah biasanya akan lebih ditaati oleh anak buahnya, karena terikat dari adanya peraturan-peraturan atau undang-undang yang sah.

3. Komunikasi (communication)
Adalah segenap proses kegiatan untuk menyampaikan atau memindahkan ide-ide, informasi-informasi, warta-warta dari seseorang kepada orang lain. Kegiatan ini dalam suatu usaha kerjasama untuk memperoleh saling pengertian antara pemimpin dengan orang-orang yang dipimpinnya. Yang dapat dilaksanakan dengan berbagai cara atau media, misalnya dengan lisan atau wawancara, tulisan (surat-menyurat), telepon, radio, surat kabar dan lain sebagainya.

Ilustrasi Directing via fanpop.com
Dalam bidang manajemen, komunikasi yang dimaksudkan untuk memperoleh saling pengertian antara manajer dengan bawahan ini dapat berlangsung melalui dua fase, penyampaian dan fase penerimaan kembali (feed back). Fase pertama dilakukan apabila kita menghendaki supaya orang lain mengerti yang kita maksudkan sudah kita utarakan, bahwa tentu maksud kita itu dapat diterima dan dimengerti. Oleh karenanya kita perlu untuk mengerti tentang reaksi dari penerima (berita). Usaha untuk mengerti, mendengarkan kembali reaksi dari penerima ide, atau informasi inilah yang dimaksudkan sebagai fase penerima kembali atau umpan balik.

4. Hubungan Kerja Kemanusiaan (human relations)
Adalah hubungan kemanusiaan yang baik antara pimpinan dengan karyawan agar tercipta suasan atau iklim kerja yang memuaskan. Hal ini erat hubungannya dengan masalah tinggi rendahnya kedudukan orang-orang. Karena dalam organisasi itu terdapat orang-orang yang mempunyai kedudukan yang rendah. Masalah kedudukan ini dapat menjadi penghalangan hubungan kemanusiaan dan komunikasi yang baik, apabila masing-masing pihak dalam organisasi terlalu ekstrim berpegang pada statifikasi tersebut, dan tidak memperhatikan sikap dan atau norma-norma dalam hubungan kemanusiaan dalam rangkaian stratifikasi kedudukan diantar mereka.

5. Fasilitas
Proses penyelenggaraan dan fasilitas ibarat manusia dengan bayangannya. Oleh karena itu fasilitas  yang disediakan untuk sesuatu aktivitas harus pula memadai. Fasilitas yang diperlukan itu dapat berupa perlengkapan atau apa saja yang membuat pekerjaan itu berjalan dengan lancar, seperti: uang, bahan perlengkapan, waktu dan lain sebagainya. Bagaimana baiknya piminan yang dibawakan oleh seseorang untuk dapat memimpin orang lain, tanpa disertai fasilitas yang cukup, kegiatan itu tidak akan dapat mencapai pada sasarannya.

Sumber:
Dr. Hery Sawiji, M.Pd. dalam bukunya Fungsi Manajemen