Tuesday, August 7, 2012

Komentar Terhadap Artikel "A Cognitive Approach to Instructional Design for Multimedia Learning"

By
Aliran Kognitif
Judul Artikel:
“A Cognitive Approach to Instructional Design for Multimedia Learning”
Abstract
Aimed at both newcomers to online learning as well as experienced multimedia developers, this paper addresses the issue of how to avoid unproductive multimedia instructional practices and employ more effective cognitive strategies. Baddeley’s model of working memory and Paivio’s dual coding theory suggest that humans process information through dual channels, one auditory and the other visual. This, combined with Sweller’s Theory of Cognitive Load and Anderson’s ACT-R cognitive architecture, provides a convincing argument for how humans learn, which leads to the question of how multimedia instruction can be designed to maximize learning. Cognitive theory and frameworks like Mayer’s Cognitive Theory of Multimedia Learning provide empirical guidelines that may help us to design multimedia instruction more effectively. Mayer argues that the best way to present multimedia instruction is through visual graphics and informal voice narration, which takes advantage of both verbal and visual working memories without overloading one or the other.


Sumber Artikel:
http://www.inform.nu/Articles/Vol8/v8p263-279Sorden34.pdf

Komentar
Pembahasan dalam artikel ini ditujukan untuk para pemula dalam bidang pembelajaran online dan pengembang di bidang pembelajaran berbasis multimedia. Tujuan artikel ini adalah agar para pemula dan pengembang pembelajaran multimedia dapat menghindari praktik-praktik yang kurang efektif dalam pembelajaran multimedia dan agar dapat  mengoptimalkan pendekatan kognitif di dalamnya.

Teori belajar kognitif yang berakar pada teori pemrosesan informasi merupakan landasan dari pengembangan multimedia. Dalam teori ini terdapat istilah beban working memory, secara umum pembelajaran multimedia harus dapat mengurangi hal-hal yang dapat menambah beban working memory tersebut. Sebagai contoh di dalam pembelajaran online, siswa cenderung lebih mudah memahami materi yang di dalamnya terdapat gambar, grafik, maupun video (tidak hanya teks saja). Siswa akan mudah jenuh dan sulit memahami materi di dalam web e-learning yang hanya berupa teks, sehingga menambah beban working memory mereka. Seorang pengembang pembelajaran online (yang saat ini mulai banyak digunakan di Indonesia) harus memperhatikan prinsip ini dan menerapkannya di dalam pembelajaran online dengan menyertakan gambar, grafik ataupun video di dalam materi pembelajaran (web e-learning), selain itu untuk materi-materi yang dirasa sukar untuk dipahami bisa juga dengan menyisipkan file suara dengan format mp3 atau yang lainnya.

Secara umum artikel ini menyarankan agar dalam mengembangkan pembelajaran multimedia (dalam hal ini pembelajaran online) menerapkan prinsip-prinsip di dalam teori kognitif, yaitu mengenai bagaimana suatu informasi (materi) dapat dibangun dan ditempatkan di dalam memori. Kalau kita lihat di Indonesia ini belum begitu memperhatikan tentang hal ini. Sehingga kebanyakan pengembang pembelajaran online hanya menyediakan materi yang berupa teks saja, dan hal ini dapat dilihat di dalam website e-learning di lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia. Seharusnya para pengembang pembelajaran online di Indonesia perlu memperhatikan hal ini, sehingga siswa dapat lebih mudah memahami materi di dalam web e-learning-nya dan tujuan pembelajaran dapat dicapai. Meskipun pembelajaran online secara penuh belum bisa dan belum diperbolehkan di Indonesia, tetapi kita juga tetap harus memperhatikan hal ini karena prinsip ini tidak hanya berlaku untuk pembelajaran online secara penuh saja melainkan juga sangat penting untuk diterapkan dalam pembelajaran campuran (blended learning).
Facebook Twitter Google+

Artikel Terkait:

0 comments:

Post a Comment