Sunday, June 24, 2012

Luas Produksi dan Pola Produksi

By
Sebelum memahami tentang proses operasi, didahului dengan pengertian tentang luas produksi optimal.  Luas produksi optimal yaitu volume yang seharusnya diproduksi dalam satu periode untuk memperoleh keuntungan. Apabila volume produksi besar, maka harga jual dapat ditekan, hal ini dapat berakibat pada nilai investasi yang meningkat. Akan tetapi membawa konsekuensi pada biaya simpan, dan biaya pemeliharaan bertambah. Sedangkan apabila volume produksi kecil, maka akan berdampak pada tingginya harga pokok produk sehingga ada kemungkinan tidak dapat memenuhi permintaan pasar.


Faktor-faktor yang mempengaruhi luas produksi optimal adalah tersedianya bahan baku, kapasitas mesi dan tenaga kerja, adanya batasan permintaan, lingkungan, dan pemerintah. 


Setelah diketahui luas produksi optimal, pada sebuah pabrik, maka harus diidentifikasi pola produksinya. Pola produksi adalah distribusi tahunan ke periode produksi yang lebih kecil, misalnya tri wulanan, bulanan, atau mingguan.  Pada dasarnya macam pola produksi dikelompokkan ke dalam tiga macam, yaitu : 


  1. Pola produksi konstan, apabila jumlah produksi pada setiap tahun sama 
  2. Pola produksi bergelombang, apabila jumlah produksi pada setiap tahun tidak sama
  3. Pola   produksi   moderat,   apabiia   jumlah   produksi   pada   setiap   tahun bergelombang, tetapi cenderung konstan.


Manajemen perusahaan harus dapat memilih pola produksi yang paling sesuai dengan kondisi pabrik dan persyaratan-persyaratan lain yang berhubungan dengan masalah produksi, persediaan, dan penjualan produk. Pemilihan pola produksi ini berhubungan erat dengan sistem operasi yang digunakan perusahaan. Ketiga macam pola produksi ini apabila digambarkan nampak sebagai berikut:































moderat







konstan















bergelombang































periode








Gambar. Pola produksi


Faktor-faktor yang mempengaruhi pola produksi optimal adalah: 
  1. Pola penjualan, apabila produk yang dihasilkan laku dijual pada setiap saat, maka pola produksinya konstan, apabila produk yang dihasilkan laku dijual pada musim tertentu, maka pola produksinya bergelombang. 
  2. Kapasitas maksimal pabrik 
  3. Pola pembiayaan, dikelompokkan sebagai berikut:
a.   Labour Turn Over Cost , meliputi biaya pelatihan, dan biaya pemutusan
hubungan kerja per periode. Pada pola produksi bergelombang, biaya ini lebih besar jika dibandingkan dengan pola produksi konstan.
b.   Carrying Cost, berupa biaya simpan terhadap produk yang belum laku terjual.
c.   Over Time Cost, berupa upah kerja lembur, terdapat pada pola produksi bergelombang.
d.   Sub Contract Cost, berupa biaya untuk memesan ke perusahaan lain, apabila penjualan lebih besar daripada volume produksi dan persediaaa. barang jadi.
Facebook Twitter Google+

Artikel Terkait:

0 comments:

Post a Comment