Tuesday, June 26, 2012

Faktor-Faktor Produksi Lainnya: Tanah dan Modal

By
Pengertian istilah tenaga kerja dan tanah telah jelas, namun definisi modal merupakan sesuatu yang rumit. Para ekonom menggunakan istilah modal (capital) untuk mengacu pada stok berbagai peralatan dan struktur yang digunakan dalam produksi. Artinya, modal ekonomi mencerminkan akumulasi barang yang dihasilkan di masa lalu yang sedang digunakan pada saat ini untuk memproduksi barang dan jasa yang baru. Untuk perusahaan apel, stok modal meliputi tangga yang digunakan untuk memanjat pohon, truk yang digunakan untuk mengangkat buah apel, gedung untuk menyimpan buah apel, dan bahkan pohon-pohon apel itu sendiri.

Keseimbangan Pada Pasar Tanah dan Modal
Apa yang menentukan besarnya pendapatan yang diperoleh para pemilik tanah dan modal atau kontribusi mereka bagi proses produksi? Sebelum menjawab pertanyaan ini, kita perlu membedakan dua jenis harga: harga pembeli dan harga sewa. Harga pembeli tanah dan modal merupakan harga yang dibayarkan seseorang untuk memiliki faktor produksi tersebut selamanya. Harga sewa merupakan harga yang dibayarkan seseorang untuk menggunakan faktor produksi tersebut untuk jangka waktu terbatas. Penting untuk menginat perbedaan ini karena, seperti yang akan kita lihat, kedua harga ini ditentukan oleh kekuatan-kekuatan ekonomi yang berbeda.


Setelah mendefinisikan istilah-istilah ini, kita sekarang dapat menerapkan teori permintaan faktor produksi, yang telah dikembangkan untuk pasar tenaga kerja, pada pasar tanah dan modal. Sebenarnya, secara sederhana, upah merupakan harga sewa tenaga kerja. Oleh sebab itu, banyak hal yang telah kita pelajari mengenai penentuan upah dapat diterapkan juga pada harga sewa tanah dan modal. Seperti yang digambarkan pada figur 7, harga sewa tanah ditunjukkan pada panel (a), dan harga sewa modal, ditunjukkan pada panel (b), ditentukan oleh penawaran dan permintaan. Terlebih lagi, permintaan tanah dan modal ditentukan dengan cara yang sama seperti permintaan tenaga kerja. Ketika perusahaan yang memproduksi buah apel memutuskan berapa luas tanah dan banyak tenaga yang akan disewa, perusahaan akan mengikuti cara berpikir yang sama ketika memutuskan jumlah pekerja yang akan dipekerjakan. Untuk tanah dan modal, perusahaan meningkatkan jumlah yang disewa hingga nilai produk marginal faktor produksi sama dengan faktor produksi. Jadi, kurva permintaan untuk masing-masing faktor mencerminkan produktivitas marginal dari faktor tersebut. 


Kita sekarang dapat menjelaskan berapa besar pendapatan yang diperoleh tenaga kerja, berapa besar yang diperoleh para pemilik tanah, dan berapa besar yang diperoleh para pemilik modal. Selama perusahaan yang mengguanakan faktor-faktor produksi bersifat kompetitif dan memaksimalkan keuntungan, masing-masing harga sewa faktor produksi harus sama dengan nilai produk marginal faktor tersebut. Tenaga kerja, tanah, dan modal, masing-masing memberikan nilai kontribusi marginal bagi proses produksi.

Sekarang perhatikan harga beli tanah dan modal. Harga sewa dan harga beli beli tentu saja berhubungan: pembeli rela membayar lebih untuk sepetak tanah atau sebentuk modal jika tanah atau modal itu menghasilkan aliran pendapatan sewa yang besar. Dan, sebagaimana kita baru saja lihat, pendapatan sewa keseimbangan pada titik manapun dalam ukuran waktu, sama dengan nilai dari produk margnal faktor tersebut. Oleh sebab itu, harga beli keseimbangan dari sepetak tanah atau sebentuk modal bergantung pada nilai produk marginal sekarang dan nilai produk marginal yang diharapkan muncul di masa depan.

Hubungan antara Faktor-faktor Produksi
Kita telah melihat bahwa harga yang dibayarkan untuk setiap faktor produksi tenaga kerja, tanah, atau modal sama dengan nilai produk marginal dari faktor produksi tersebut. Produk marginal dari setiap faktor produksi akan bergantung pada jumlah tersebut. Produk marginal dari setiap faktor produksi akan bergantung pada jumlah faktor tersebut yang tersedia. Karena perilaku penurunan produk marginal, suatu faktor produksi yang ditawarkan dengan berlimpah memiliki produk dan harga yang rendah, dan sebuah faktor produksi yang jarang ditawarkan memiliki produksi marginal dan harga yang tinggi. Akibatnya, ketiak penawaran faktor-faktor produksi turun, keseimbangan harga faktor produksi meningkat.

Akan tetapi, ketika penawaran setiap faktor produksi berubah, dampaknya tidak hanya dibatasi pada pasar faktor produksi tersebut. Pada berbagai situasi umum, faktor-faktor produksi digunakan bersama-sama dalam cara tertentu sehingga membuat produktivitas masing-masing faktor bergantung pada jumlah faktor produksi lainnya yang tersedia untuk digunakan dalam proses produksi. Sebagai hasilnya, perubahan dalam penawaran setiap faktor produksi akan mempengaruhi pendapatan dari semua faktor produksi lainnya.

Akan tetapi, ketika penawaran setiap faktor produksi berubah, dampaknya tidak hanya dibatasi pada pasar faktor produksi tersebut. Pada berbagai situasi umum, faktor-faktor produksi digunakan bersama-sama dalam cara tertentu sehingga membuat produktivitas masing-masing faktor bergantung pada jumlah faktor produksi lainnya yang tersedia untuk digunakan dalam proses produksi. Sebagai hasilnya, perubahan dalam penawaran setiap faktor produksi akan mempengaruhi pendapatan dari semua faktor produksi lainnya.

Sebagai contoh, angin ribut menghancurkan tangga-tangga yang digunakan para pekerja untuk memetik buah-buah apel dari pohonnya. Apa yang terjadi pada pendapatan dari berbagai faktor produksi lainnya? Yang paling jelas, penawaran tangga turun dan, oleh karena itu, keseimbangan harga sewa tangga meningkat. Para pemilik tangga yang cukup beruntung karena berhasil menghindari kerusakan tangga-tangga mereka sekarang memperoleh pendapatan yang lebih tinggi ketika mereka menyewakan tangga-tangga pada perusahaan yang memproduksi buah apel.

Namun, akibat-akibat dari peristiwa ini tidak berhenti pada pasar tangga saja. Karena hanya ada sedikit tangga yang dapat digunakan untuk bekerja, para pekerja yang memetik buah apel memiliki produk yang lebih rendah. Jadi, berkurangnya penawaran tangga menurunkan permintaan tanaga kerja  pemetik buah apel, dan ini menyebabkan keseimbangan upah turun. 

Artikel Terkait:
Apa yang Menyebabkan Kurva Permintaan Tenaga Kerja Bergeser? 
Facebook Twitter Google+

Artikel Terkait:

0 comments:

Post a Comment