Wednesday, March 6, 2013

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD)

By
Arends dalam (Trianto, 2007: 5) menyatakan ”The term teaching model refers to a particular approach to instruction that includes its goals, syntax, environment, and management system”. (Istilah model pengajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungannya, dan sistem pengelolaan).

Menurut Smaldino, Russel, Heinich, & Molenda (2005: 15-16) bahwa Methods are the procedures of instruction selected to help learners achieve the objectives or to internalize the content or message. The student- directed methods include discrussion, cooperative learning, garning, simulation, discovery, and problem solving”. (Metode adalah prosedur dari pengajaran yang dipilih untuk membantu siswa menerima maksud atau isi pesan secara objektif. Metode langsung siswa meliputi: diskusi, pembelajaran kooperatif, permainan, simulasi/ rangsangan, penemuan dan penyelesaian masalah).

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini membutuhkan persiapan sebelum kegiatanpembelajaran dilaksanakan. Trianto (2007: 52-53) membagi persiapan-persiapan tersebut menjadi lima, yaitu:
1. Perangkat pembelajaran, meliputi Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS) beserta lembar jawabnya.

2. Membentuk kelompok kooperatif yang anggotanya diusahakan memiliki kemampuan yang heterogen, dan jika memungkinkan perlu memperhatikan ras, agama, jenis kelamin, dan latar belakang sosial. Apabila dalam kelas terdiri dari ras dan latar belakang yang relatif sama, maka pembentukan kelompok dapat didasarkan pada prestasi akademik, yaitu: a) siswa dalam kelas terlebih dahulu diranking sesuai kepandaian dalam mata pelajaran yang bersangkutan; b) menentukan tiga kelompok menentuakan tiga kelompok dalamkelas, yaitu kelompok atas, menengah, dan bawah.

Kelompok atas sebanyak 25% dari seluruh siswa diambil dari siswa ranking satu, kelompok tengah 50% dari seluruh siswa diambil dari urutan setelah diambil kelompok atas, dan kelompok bawah sebanyak 25% dari seluruh siswa terdiri atas siswa setelah diambil kelompok atas dan kelompok menengah.

3. Menentukan skor awal, misalnya dari nilai ulangan sebelumnya.

4. Pengaturan tempat duduk untuk menghindari kekacauan yang menyebabkan gagalnya pembelajaran pada kelas kooperatif.

5. Kerja kelompok
Untuk mencegah adanya hambatan pada pembelajaran kooperatif model STAD, terlebih dahulu diadakan latihan kerja sama kelompok dengan tujuan untuk mengenalkan masing-masing individu dalamkelompok”.

Menurut Robert E. Slavin (2005: 143-146) STAD merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru menggunakan pendekatan kooperatif. STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, dan rekognisi tim.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah model pembelajaran yang sistematis, yang diawali dengan guru menyajikan materi, siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk, guru menyiapkan lembar kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok,melakukan mengamatan, bimbingan, dorongan, bantuan dan mengevaluasi dengan memberikan kuis tentang materi yang dipelajari, melakukan penilaian serta memberi penghargaan atas keberhasilan kelompok.
Facebook Twitter Google+

Artikel Terkait:

0 comments:

Post a Comment