Wednesday, August 6, 2014

Isi Kurikulum Pendidikan Kewirausahaan

By
Terdapat beberapa perbedaan pendapat di antara para ahli terkait dengan Isi Kurikulum Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewirausahaan. Beberapa peneliti menyarankan bahwa pendidikan kewirausahaan harus mengandung teori stres dan prinsip-prinsip kewirausahaan, karena hal tersebut ini berguna untuk mengembangkan keterampilan kognitif siswa (Fiet, 2001a; 2001b).

Namun, ahli lain berargumen bahwa pendekatan pembelajaran kewirausahaan berbasis tindakan (fokus pada praktik) lebih valid (Hostager & Decker, 1999; Ireland et al., 2001; Johannisson et al., 1998). Hal senada dikemukakan oleh Anderson dan Jack (2008) bahwa pengajaran kewirausahaan harus menyoroti kedua aspek, baik teoretis maupun praktis.

Knight (1987) mengemukakan bahwa identifikasi peluang, pengembangan strategi, dan alokasi sumber daya merupakan elemen kunci kewirausahaan dan semua ini harus ditekankan dalam program pendidikan kewirausahaan.

Block dan Stumpf (1992) mengusulkan bahwa pendidikan kewirausahaan harus mengandung pengetahuan manajemen bisnis, termasuk analisis pasar dan perencanaan, penentuan harga, strategi, analisis keuangan, kepemimpinan, sumber daya manusia, serta teori dan keterampilan manajemen lainnya.

Pendidikan kewirausahaan harus mencakup berbagai aspek baik manajemen bisnis dan pengetahuan tentang bagaimana memulai bisnis baru. Ronstadt (1987) mengemukakan bahwa pendidikan kewirausahaan harus mencakup hambatan untuk memulai bisnis baru dan solusi untuk mengatasinya.

Pendidikan kewirausahaan harus membekali siswa dengan keterampilan yang berbeda, termasuk keterampilan kepemimpinan, kemampuan komunikasi, pengembangan produk baru, inovasi (Hisrich & Peters, 1998; McMullan & Long, 1987; Plumly et al, 2008) serta teknologi komunikasi dan informasi (Richardson & Hynes, 2008).


Selain itu, Hood dan Young (1993) berdasarkan pendapat dari 100 pengusaha dan kepala pejabat eksekutif mengusulkan empat aspek utama untuk pendidikan kewirausahaan, yaitu:
  1. Including content (e.g., finance/cash management, engineering &accounting), 
  2. Skills (leadership, communication, and human relations) and behavior
  3. Mentality (e.g., creativity & opportunistic thinking) 
  4. Personality (e.g., self-motivation and risktaking)

Dari pendapat beberapa ahli di atas, program pendidikan kewirausahaan harus menekankan serangkaian pengetahuan manajemen bisnis dan keterampilan (seperti pemasaran, akuntansi, perencanaan bisnis baru, pengembangan produk baru, pembiayaan dan operasi), memulai bisnis baru dan berinovasi.

Di sisi lain, beberapa peneliti berpendapat bahwa pendidikan kewirausahaan harus fokus pada memperkenalkan kewirausahaan sebagai karir alternatif (Donckels, 1991; Hills, 1988), sementara yang lain menekankan bahwa pendidikan kewirausahaan harus berpusat di sekitar sumber modal ventura (Vesper & McMullan, 1988), tantangan yang berkaitan dengan proses bertualang (Plaschka & Welsch, 1990), dan eksploitasi peluang bisnis (DeTienne & Chandler, 2004; Gartner, 2001; Heinonen & Poikkijoki, 2006; Shane & Venkataraman, 2000; Solomon et al., 2002; Zahra & Dess, 2001).

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa kurikulum pendidikan kewirausahaan tidak hanya berisi tentang bagaimana memulai suatu usaha atau hanya sebatas berjualan semata, tetapi lebih jauh lagi juga harus memasukkan unsur manajemen pengelolaan usaha tersebut.

Hal yang jauh lebih penting lagi adalah bahwa isi kurikulum pendidikan kewirausahaan harus memasukkan unsur sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha (ex: berani, jujur, tanggung jawab, kepemimpinan, dsb.) yang pada akhirnya dapat dijadikan sarana untuk membentuk karakter peserta didik.

Referensi:
Tung, Lo Choi. 2011. The Impact of Entrepreneurship Education on Entrepreneurial Intention of Engineering Students. City University of Hongkong: Run Run Shaw Library.
Facebook Twitter Google+

Artikel Terkait:

0 comments:

Post a Comment