Wednesday, July 2, 2014

Inflasi dan Faktor Penyebabnya

By
Inflasi merupakan proses peningkatan harga-harga umum secara terus-menerus (kontinu). Jadi, apabila terjadi peningkatan harga produk, tetapi tidak berlangsung terus-menerus tidak dapat dikatakan inflasi.

Lawan dari inflasi adalah deflasi, yaitu proses penurunan harga-harga umum secara terus-menerus (kontinu). Mungkin ada pertanyaan di benak anda, “kalau inflasi memang terjadi di Indonesia, tetapi kalau deflasi, apakah pernah terjadi di Indonesia??”

Jawabannya adalah “Ya, selain inflasi, di Indonesia juga terjadi deflasi”. Buktinya adalah data dari Badan Pusat Statistik (BPS) berikut ini:
“Pada Mei 2014 terjadi inflasi sebesar 0,16 persen. Inflasi tertinggi terjadi di Pematang Siantar 1,61 dan terendah terjadi di Tegal dan Kupang 0,01 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Pangkal Pinang 1,27 persen dan terendah terjadi di Palembang 0,03 persen (BPS, 2014).”
Berdasarkan data “Berita Resmi Statistik” dari BPS tersebut dapat diketahui bahwa di Indoensia terjadi inflasi dan deflasi.

Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya inflasi, yaitu sebagai berikut:

1. Tingkat Pengeluaran Agregat yang Melebihi Kemampuan Perusahaan Untuk Menghasilkan Barang dan Jasa
Tingkat pengeluaran agregat adalah pengeluaran keseluruhan perusahaan. Apabila pengeluaran total perusahaan melebihi kemampuannya dalam menghasilkan barang dan jasa, tentunya akan memicu kenaikan harga barang dan jasa yang dihasilkan tersebut.


2. Tuntutan Kenaikan Upah dari Pekerja
Seringkali pekerja atau karyawan perusahaan melakukan demo menuntut kenaikan upah. Adanya kenaikan upah karyawan akan menyebabkan biaya produksi barang dan jasa juga meningkat dan pada akhirnya akan meningkatkan harga barang dan jasa tersebut.

3. Kenaikan Harga Barang Impor
Kenaikan harga barang impor akan membawa pengaruh terhadap harga barang dalam negeri, terlebih lagi apabila barang impor tersebut digunakan sebagai faktor produksi (bahan mentah) untuk memproduksi barang dalam negeri.

4. Penambahan Penawaran Uang dengan Cara Mencetak Uang Baru
Apabila jumlah uang yang beredar banyak, maka nilai uang akan turun, yang pada akhirnya akan menyebabkan kenaikan harga barang dan jasa.

5. Kekacauan Politik dan Ekonomi
Hal ini pernah terjadi di Indoneia, yaitu pada tahun 1998. Akibat kekacauan politik dan ekonomi tahun 1998 tersebut, angka inflasi di Indonesia mencapai 70%. Lalu, berapakah angka ideal inflasi?? Menurut Boediono (2008) angka inflasi ideal berkisar antara 3 – 4%.

Referensi:
Badan Pusat Statistik (BPS). 2014. Berita Resmi Statistik. www.bps.go.id.
Boediono. 2008. Inflasi Ideal 3 - 4 Persen. www.tempo.co. 

Download artikel ini dalam bentuk PDF?? Klik di Sini!!
Facebook Twitter Google+

Artikel Terkait:

0 comments:

Post a Comment