Sunday, July 28, 2013

Strategi Memulai Berproduksi

By
Setelah diketahui daur hidup sebuah produk, produsen akan tahu kapan saat yang tepat untuk memulai berproduksi, yaitu:

1. First in Last out
Produsen memproduksi barang yang sebelumnya tidak pernah ada dan tetap berada di pasar sampai tahap kemunduran, misal Perumka, Pegadaian, dan PDAM.

2. First in First out
Produsen memproduksi barang dimulai pada saat perkenalan dan berhenti pada saat kedewasaan, hal ini dilakukan untuk mengantisipasi keuntungan yang semakin berkurang. Misal produk arloji merk Casio yang selalu mengeluarkan mode terbaru.

3. Last in Last out
Produsen berproduksi pada tahap pertumbuhan, dan keluar pasar pada tahap kemunduran. Produk yang dihasilkan biasanya memiliki daur bidup panjang sehingga produksi dilakukan seefisien mungkin, volume besar, dan teknologi tinggi dengan harga serendah mungkin. Tujuannya adalah untuk menghemat biaya perkenalan.

Pendekatan tradisional untuk pengembangan produk dijabarkan dalam departemen-departemen yang bekerja berdasarkan manajemen organisasi. Departemen-departemen tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Departemen penelitian dan pengembangan (litbang), bertugas melakukan penelitian terkait dengan produk yang akan dihasilkan 
  2. Departemen rekayasa, bertugas untuk merancang produk 
  3. Departemen rekayasa manufaktur, bertugas untuk merancang sebuah produk yang dapat diproduksi 
  4. Departemen produksi, bertugas memproduksi produk yang telah lolos uji pada departemen sebelumnya.
Keunggulan dari pendekatan ini adalah adanya tugas dan tanggung jawab yang tetap dari masing-masing departemen. Sedangkan kelemahannya adalah kekurangan adanya pemikiran di masa yang akan datang dalam hal bagaimana departemen dibawahnya dalam proses berhadapan dengan konsep, ide, dan desain yang disajikan, dan pada akhirnya pendapat para pelanggan terhadap produk yang dihasilkan.

Pendekatan kedua adalah dengan cara menugaskan seorang manajer produksi untuk memenangkan produk melalui sistem pengembangan produk dan organisasi terkait. Sedangkan pendekatan pengembangan produk ketiga adalah dengan menggunakan tim, yang dikenal sebagai tim pengembangan produk, tim desain untuk kemampuan diproduksi, dan tim rekayasa nilai.

Strategi Memulai Berproduksi

1. Tim Pengembangan Produk (Product Development Teams)
Tim pengembangan produk bertanggung jawab untuk mengubah permintaan pasar menjadi sebuah produk yang dapat mencapai keberhasilan produk. Tim ini terdiri dari perwakilan dari bagian pemasaran, produksi, pembelian, penjaminan kualitas, dan karyawan pelayanan lapangan.

Juga dapat dimasukkan para penyedia barang dan jasa. Tugas tim pengembangan produk adalah untuk membuat suatu produk atau jasa yang sukses, yaitu yang dapat dipasarkan (marketability), dapat diproduksi (manufacturability), dan kemampuan untuk melakukan pelayanan (serviceability).

2. Rekayasa Menyeluruh (Concurrent Engineering)
Pada rekayasa menyeluruh, perusahaan menggunakan tim yang mewakili semua bidang yang berpengaruh atau dikenal sebagai tim lintas fungsi. Concurrent engineering menunjukkan pengembangan produk yang lebih cepat melalui kinerja simultan aspek yang beragam tentang pengembangan produk. Penggunaan tim berpartisipasi dalam kegiatan desain dan rekayasa.

Kemampuan untuk diproduksi dan rekayasa nilai (manufacturability and value engineering) memperhatikan perbaikan desain dan spesifikasi pada tahapan pengembangan produk mulai dari penelitian, pengembangan, desain, dan produksi.

Selain pengurangan biaya nyata yang langsung terlihat, desain agar barang dapat diproduksi dan rekayasa nilai juga menghasilkan keuntungan lain, diantaranya adalah:
  • Mengurangi kompleksitas produk
  • Standardisaasi tambahan komponen 
  • Perbaikan aspek fungsional produk
  • Memperbaiki desain pekerjaan dan keamanan pekerjaan
  • Desain yang tangguh.
Kemampuan untuk diproduksi dan rekayasa nilai merupakan alternatif terbaik dalam berproduksi untuk menghindari biaya pada manajemen operasi. Hal ini dapat menghasilkan peningkatan nilai dengan memusatkan perhatian untuk mencapai spesifikasi fungsional yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dengan cara yang optimum.
Facebook Twitter Google+

Artikel Terkait:

0 comments:

Post a Comment