Saturday, March 31, 2012

Metakognisi

By
Arti Pentingnya Membahas Metakognisi
Proses peserta didikan memungkinkan peningkatan kesadaran peserta didik terhadap apa yang telah dipelajari. Hasil belajar peserta didik dapat dikatakan berkualitas apabila peserta didik secara sadar mampu mengontrol proses kognitifnya secara berkesinambungan dan berdampak pada peningkatan kemampuan metakognitif. Pemerintah selalu memperbaharui kurikulum dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas pendidikan dan peserta didikan di Indonesia termasuk pula di dalamnya adalah untuk memperbaiki kemampuan peserta didik. Perbaikan kemampuan peserta didik dilakukan dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas guru serta penyiapan bahan ajar, namun masalah peserta didikan yang memberdayakan kemampuan metakognitif belum banyak terungkap.

Winarno, Susilo, dan Soebagio dalam (www.ilmupendidikan.net)  mengatakan bahwa proses peserta didikan dan pendidikan yang berkualitas terkait dengan kemampuan berpikir. Peserta didikan selama ini belum membelajarkan peserta didik memiliki kemampuan berpikir untuk menyadari apa yang telah dipelajari (metakognisi), memberdayakan peserta didik berpikir kreatif dan antusias serta termotivasi untuk mengetahui objek belajarnya melalui pelibatan aktif belajar, baik memecahkan masalah nyata dalam kehidupannya, maupun merangsang peserta didik untuk selalu tanggap terhadap permasalahan yang ada di lingkungan sekitarnya.

Berdasarkan uraian di atas maka penting untuk meningkatkan metakognisi peserta didik. Sehingga pembahasan tentang metakognisi ini dirasa penting guna dijadikan sebagai referensi dalam upaya peningkatan metakognisi peserta didik tersebut.


Pengertian Metakognisi
Banyak ahli yang mengemukakan tentang definisi metakognisi, diantaranya adalah menurut Flavell dalam Dimyati Mahmud (2009) metakognisi adalah pengetahuan seseorang mengenai proses-proses dan produk-produk kognitifnya sendiri atau sesuatu yang bertalian dengannya, misalnya data yang ada kaitannya dengan belajar. Pendapat lain adalah menurut Matlin dalam (http://id.shvoong.com) metakognisi adalah pengetahuan, kesadaran dan pengontrolan seseorang terhadap proses kognisinya dan metakognisi juga sangat penting karena pengetahuan tentang proses kognisi dapat membantu seseorang dalam menyeleksi strategi – strategi pemecahan masalah. Sedangkan menurut McDevitt dan Ormrod dalam (http://id.shvoong.com) the term metacognition refers both to the knowledge that people have about their own cognitive processes and to the intentional use of  certain cognitive processes to improve learning and memory.

Pengertian metakognisi yang dikemukakan oleh para pakar di atas sangat beragam, namun pada hakekatnya memberikan penekanan pada kesadaran berpikir seseorang tentang proses berpikirnya sendiri. Sedangkan yang dimaksud dengan kesadaran berpikir seseorang adalah kesadaran seseorang tentang apa yang diketahui dan apa yang akan dilakukan (http://blog.tp.ac.id/). Metakognisi mempunyai fungsi, seperti yang dikemukakan oleh Laurens dalam (http://id.shvoong.com) fungsi dari kognisi adalah untuk memecahkan masalah sedangkan fungsi dari metakognisi adalah untuk mengarahkan pemikiran seseorang dalam memecahkan suatu masalah.

Komponen Metakognisi
Menurut Dimyati Mahmud (2009) metakognisi mempunyai dua komponen, yaitu:
Kesadaran tentang adanya ketrampilan, strategi dan sumber-sumber yang diperlukan untuk melakukan tugas secara efektif, dengan perkataan lain mengetahui apa yang harus diperbuat. Termasuk dalam komponen ini adalah: mengidentifikasi gagasan pokok, mengulang-ulang informasi, membentuk asosiasi-asosiasi dan gambaran-gambaran batin, mengorganisir atau menyusun bahan agar lebih mudah diingat, menerapkan teknik-teknik menempuh ujian, membuat garis besar dan mencatat. 

Kemampuan menggunakan mekanisme pengaturan diri (self-regulatory mechanism) untuk menjamin penyelesaian tugas secara berhasil; dengan kata lain, mengetahui kapan dan bagaimana melakukan sesuatu. Termasuk dalam komponen ini adalah: mengecek apakah kita mengerti, memperkirakan hasil, mengevaluasi efektivitas pelaksanaan tugas, merencanakan langkah berikutnya, menguji strategi, menentukan cara membagi waktu dan kegiatan, dan merevisi atau berganti dengan strategi-strategi lain untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi.

Meningkatkan Kemampuan Metakognisi Peserta Didik
Mengembangkan metakognisi peserta didik berarti membangun fondasi untuk belajar secara aktif. Guru sebagai sebagai perancang kegiatan belajar dan peserta didikan, mempunyai tanggung jawab dan banyak kesempatan untuk mengembangkan metakognisi peserta didik. Strategi yang dapat dilakukan guru atau dosen dalam mengembangkan metakognisi peserta didik melalalui kegiatan belajar dan peserta didikan adalah sebagai berikut:

Membantu peserta didik dalam mengembangkan strategi belajar dengan  (Taccasu Project dalam Kuntjojo, 2009):
  1. Mendorong peserta didik untuk memonitor proses belajar dan berpikirnya. 
  2. Membimbing peserta didik dalam mengembangkan strategi-strategi belajar yang efektif. 
  3. Meminta peserta didik untuk membuat prediksi tentang informasi yang akan muncul atau disajikan berikutnya berdasarkan apa yang mereka telah baca atau pelejari. 
  4. Membimbing peserta didik untuk mengembangkan kebiasaan bertanya. 
  5. Menunjukkan kepada peserta didik bagaimana teknik mentransfer pengetahuan, sikap-sikap, nilai-nilai, keterampilan-keterampilan dari suatu situasi ke situasi yang lain.
Membimbing peserta didik dalam mengembangkan kebiasaan yang baik melalui:
  1. Pengembangan kebiasaan mengelola diri sendiri 
  2.  Mengembangkan kebiasaan untuk berpikir positif 
  3. Mengembangkan kebiasaan untuk berpikir secara hirarkhis 
  4. Mengembangkan kebiasaan untuk bertanya
Facebook Twitter Google+

Artikel Terkait:

0 comments:

Post a Comment