Friday, January 13, 2017

Pengertian Kurs Beli dan Kurs Jual (Bid and Offer Rates)

By
Artikel kali ini akan membahas pengertian “Bid and Offer Rates” atau lebih dikenal dengan istilah kurs beli dan kurs jual. Artikel yang akan dibahas kali ini kami kutip dari Buku “Mudah Memahami dan Menganalisis Indikator Ekonomi” karya Prof. Mudrajad Kuncoro, Ph.D.

Kurs dalam pasar valuta asing dikuti menurut kurs beli (bid rates) dan kurs jual (offer rates). Kurs beli (bid rates) adalah kurs dimana bank bersedia membeli suatu mata uang. Kurs jual (offer rates) adalah kurs dimana bank bersedia menjual suatu mata uang.

Dalam praktik, bank yang terjun dalam pasar valas diharuskan mencantumkan kurs beli dan jual sekaligus untuk mata uang-mata uang yang diperdagangkannya. Ketika mencantumkan kurs jual dan beli untuk mata uang tertentu, kurs beli biasanya lebih rendah daripada kurs jualnya.

Perbedaan antara kurs beli dan jual disebut bid-offer spread atau trading margin. Besar kecilnya margin (spread) untuk suatu mata uang dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut ini:
  1. Jumlah mata uang yang diperdagangkan: semakin kecil jumlahnya, maka semakin besar marginnya
  2. Besar kecilnya pusat keuangan yang meperdagangkan valas: di pusat keuangan dunia, seperti New York atau London, margin akan semakin kecil.
  3. Fluktuasi harga mata uang: semakin besar fluktuasinya, semakin besar marginnya.
  4. Jenis instrumen yang diperdagangkan: bila uang kertas atau cek bank biasanya marginnya lebih tinggi.
Dalam praktik, khususnya di pasar antarbank, pedagang valas hanya mengutip kurs hingga dua desimal terakhir. Kutipan kurs beli-jual di pasar antarbank menunjukkan spread yang amat kecil karena transaksi nilainya sangat besar dan persaingan amat ketat.

Selain itu, instrumen utama yang digunakan dalam pasar valas adalah transfer bank. Yang terakhir ini berkaitan dengan istilah-istilah yang sering dipergunakan dalam transfer valas lewat bank, yaitu:
  1. Position Statement: pernyataan posisi bank dalam suatu mata uang asing menunjukkan bahwa aktiva dan utang bank didenominasi dalam mata uang asing tersebut.
  2. Closed/balanced position dari suatu bank terjadi bila nilai aktiva dalam suatu mata uang asing, yang meningkat akibat pembelian valas dari waktu ke waktu, sama dengan jumlah utang (akibat penjualan valas yang dilakukan oleh bank) dalam mata uang asing tersebut.
  3. Open positioning berarti aktiva yang dinilai dalam suatu mata uang melebihi utang dalam mata uang tersebut. Keadaan ini sering disebut being long dalam suatu mata uang. Sebaliknya, bila bank/padagang dalam posisi short pada suatu mata uang, artinya pernyataan posisinya berada dalam keseimbangan yang negatif (utang dalam suatu mata uang asing lebih besar disbanding aktivanya).
Sumber:
Kuncoro, Mudrajad. 2013. Mudah Memahami dan Menganalisis Indikator Ekonomi. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Facebook Twitter Google+

Artikel Terkait:

0 comments:

Post a Comment