Wednesday, January 20, 2016

Komponen Strategi Pembelajaran: Partisipasi Peserta Didik

By
Komponen strategi pembelajaran yang ke-3 setelah  Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan” dan “Penyampaian Informasi” adalah “Partisipasi Peserta Didik”.

Berdasarkan prinsip student centered maka peserta didik merupakan pusat dari suatu kegiatan belajar. Dalam belajar, dikenal istilah CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) yang diterjemahkan dari SAL (Student Active Learning) yang maknanya adalah bahwa proses pembelajaran akan lebih berhasil apabila peserta didik secara aktif melakukan latihan-latihan secara langsung dan revan dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan (Dick dan Carey, 1978).

Terdapat beberapa hal penting yang berhubungan dengan partisipasi peserta didik, yaitu:

a. Latihan dan Praktik
Latihan dan praktik seharusnya dilakukan setelah peserta didik diberi informasi tentang suatu pengetahuan, sikap atau keterampilan tertentu. Agar materi tersebut benar-benar terinternalisasi (relatif mantap dan menetap dalam diri mereka), maka kegiatan selanjutnya adalah hendaknya peserta didik diberi kesempatan untuk berlatih atau mempraktikkan pengetahuan, sikap atau keterampilan tersebut. Sehingga setelah selesai belajar, mereka diharapkan benar-benar merencanakan TPK.

Sumber gambar: yudhimath.wordpress.com
b. Umpan Balik
Setelah peserta didik menunjukkan perilaku tertentu sebagai hasil belajarnya, maka guru memberikan umpan balik (feedback)  terhadap hasil belajar tersebut. Peserta didik akan segera mengetahui apakah jawaban yang merupakan kegiatan yang telah mereka lakukan itu benar atau salah, tepat/tidak tepat atau ada sesuatu yang perlu diperbaiki. Umpan balik dapat berupa penguatan positif dan penguatan negatif. Melalui penguatan positif seperti pernyataan verbal (baik, bagus, tepat sekali, dan sebagainya) diharapkan perilaku tersebut akan terus terpelihara atau ditunjukkan oleh peserta didik. Sebaliknya melalui pernguatan negatif (kurang tepat, salah, perlu disempurnakan, dan sebagainya) diharapkan perlilaku tersebut akan dihilangkan atau peserta didik tidak akan melakukan kesalahan lagi serupa.

Sumber:
Hamzah B. Uno & Nurdin Mohamad. 2015. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: Bumi Aksara.
Facebook Twitter Google+

Artikel Terkait:

0 comments:

Post a Comment