Sunday, January 17, 2016

Komponen Strategi Pembelajaran: Penyampaian Informasi

By
Setelah membahas “Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan” kita akan melanjutkan dengan pembahasan tentang komponen strategi pembelajaran yang ke-2 yaitu “Penyampaian Informasi”.

Penyampaian informasi seringkali dianggap sebagai suatu kegiatan penting dalam proses pembelajaran, padahal bagian ini hanya merupakan salah satu komponen dari strategi pembelajaran. Artinya, tanpa adanya kegiatan pendahuluan yang menarik atau dapat memotivasi peserta didik dalam belajar, maka kegiatan penyampaian informasi ini menjadi tiada berarti.

Guru yang menyampaikan informasi dengan baik, tetapi tidak melakukan pendahuluan dengan mulus akan menghadapi kendala dalam kegiatan pembelajaran selanjutnya. Dalam kegiatan ini guru juga harus memahami dengan baik situasi dan kondisi yang dihadapinya.

Dengan demikian informasi yang disampaikan dapat diserap oleh peserta didik dengan baik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan informasi adalah urutan, ruang lingkup den jenis materi.

1. Urutan Penyampaian
Urutan penyampaian materi pembelajaran harus menggunakan pola yang tepat. Urutan materi diberikan berdasarkan tahapan berpikir dari hal-hal yang bersifat konkret ke hal-hal yang bersifat abstrak. Berdasarkan tahapan berpikir dari hal-hal yang bersifat abstrak atau dari hal-hal sederhana atau mudah dilakukan ke hal-hal yang lebih kompleks atau sulit dilakukan.

Selain itu, perlu juga diperhatikan apakah suatu materi harus disampaikan secara berurutan atau boleh melompat-lompat atau bolak-balik, misalnya dari teori ke praktik atau dari praktik ke teori. Urutan penyampaian informasi yang sistematis akan memudahkan peserta didik cepat memahami apa yang ingin disampaikan oleh gurunya.

2. Ruang Lingkup Materi yang Disampaikan
Besar kecilnya materi yang disampaikan atau ruang lingkup materi sangat bergantung pada karakteristik peserta didik dan jenis materi yang dipelajari. Umumnya ruang lingkup materi sudah tergambar pada saat penentuan tujuan pembelajaran, apabila TPK berisi muatan tentang suatu prosedur.

Yang perlu diperhatikan oleh guru dalam memikirkan besar kecilnya materi adalah penerapan teori Gestalt. Teori tersebut menyebutkan bahwa bagian-bagian kecil merupakan satu kesatuan yang bermakna apabila dipelajari secara keseluruhan, dan keseluruhan tidaklah berarti tanpa bagian-bagian kecil tersebut.

Atas dasar teori tersebut perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
  • apakah materi yang disampaikan dalam bentuk bagian-bagian kecil seperti dalam pembelajaran terprogram? 
  • apakah materi akan disampaikan secara global/atau keseluruhan dulu, baru ke bagian-bagian keseluruhan dijelaskan melalui pembahasan isi buku, dan selanjutnya bagian-bagian kecil dijelaskan melalui uraian per bab?

3. Materi yang Akan Disampaikan
Materi pelajaran umumnya merupakan gabungan antara jenis yang berbentuk pengetahuan (fakta dan informasi yang terperinci) keterampilan, langkah-langkah, prosedur, keadaan, syarat-syarat tertentu, dan sikap (berisi pendapat, ide saran dan tanggapan).

Kemp (1977) dan Merril (1977:370) membedakan isi pembelajaran menjadi 4 jenis, yaitu: fakta, konsep, prosedur, dan prinsip. Dalam isi pelajaran ini terlihat masing-masing jenis pelajaran sudah pasti memerlukan strategi pembelajaran, guru harus terlebih dahulu memahami jenis materi pelajaran yang akan disampaikan agar diperoleh strategi pembelajaran yang sesuai. Contoh:

a. Apabila peserta didik diminta untuk mengingat nama satu objek, simbol atau peristiwa berarti materi tersebut berbentuk fakta, sehingga alternatif strategi penyampaiannya adalah dalam bentuk ceramah atau tanya jawab.
 
b. Apabila peserta didik diminta menyebutkan suatu definisi atau menulis ciri khas dari suatu benda, berarti materi tersebut berbentuk konsep sehingga alternatif penyampaian dalam bentuk resitasi atau penugasan atau diskusi kelompok.

c. Apabila peserta didik diminta mengemukakan hubungan antara beberapa konsep atau menerangkan keadaan ataupun hasil hubungan antara berbagai konsep, berarti materi tersebut berbentuk diskuasi terpimpin atau studi kasus.

Sumber:
Hamzah B. Uno & Nurdin Mohamad. 2015. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: Bumi Aksara.
Facebook Twitter Google+

Artikel Terkait:

0 comments:

Post a Comment