Monday, April 11, 2016

Model Pembelajaran Efektif, Inovatif dan Interaktif: Debat

By
Model Debat ternyata tidak hanya bisa digunakan dalam perlombaan atau kompetisi saja, tetapi juga dapat diimplementasikan dalam proses pembelajaran. Namun, dalam penggunaan model debat ini harus disesuaikan dengan materi yang dipelajari.

Tidak semua topik materi bisa menggunakan model debat ini, karena harus ada kelompok pro dan kontra atas satu topik tertentu. Misalnya saja, dalam mata kuliah perkembangan peserta didik, terdapat topik kemampuan inteligensi peserta didik usia dewasa. Di dalam materi tersebut terdapat pertanyaan apakah inteligensi seseorang akan berkurang seiring bertambahnya usia? Ada yang menjawab ‘ya’ tetapi ada juga yang menjawab ‘tidak’.

Apabila kondisinya seperti tersebut di atas, maka model pembelajaran debat bisa dilaksanakan. Anda bisa mencari topik materi lain yang sesuai dengan mata kuliah atau mata pelajaran yang anda ampu.

Model Pembelajaran Debat sendiri diartikan sebagai sebuah model pembelajaran di mana peserta didik dibagi menjadi dua kelompok (satu kelompok pro dan satu kelompok kontra) untuk ‘beradu’ argument atas satu topik tertentu.
 
Ilustrasi Model Pembelajaran Debat via darmajaya.ac.id
Model pembelajaran Debat ini juga bisa digunakan untuk menghidupkan suasana kelas, sehingga diharapkan bisa meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Selain itu, model pembelajaran debat juga dapat mendorong peserta didik untuk bekerja sama dalam satu kelompok.

Adapun langkah-langkah model pembelajaran debat ini adalah sebagai berikut:
  1. Guru/dosen membagi peserta didik 2 kelompok peserta debat (satu pro dan satu kontra)
  2. Guru/dosen memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh kedua kelompok tersebut
  3. Setelah selesai membaca materi, Guru/dosen menunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk berbicara saat itu, kemudian ditanggapi oleh kelompok kontra. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya.
  4. Sementara peserta didik menyampaikan gagasannya, guru/dosen menulis inti/ide-ide dari setiap pembicaraan sampai mendapatkan sejumlah ide diharapkan.
  5. Guru/dosen menambahkan konsep/ide yang belum terungkap
  6. Dari data-data yang diungkapkan tersebut, guru/dosen mengajak peserta didik membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai.
Langkah-langkah tersebut di atas masih bisa dimodifikasi tergantung pada kebutuhan, misalnya saja pada pertemuan ini dibentuk 2 kelompok, namun proses debat dilaksanakan minggu pada pertemuan minggu depan, sehingga peserta didik lebih matang dalam menyusun materi untuk debat.

Demikian sedikit informasi tentang model pembelajaran debat, semoga bisa membantu para guru dalam upaya meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Selamat mencoba…
Facebook Twitter Google+

Artikel Terkait:

0 comments:

Post a Comment