Friday, April 26, 2013

Implementasi Pendidikan Kewirausahaan di SMK Negeri 3 Sukoharjo

By
Di SMK Negeri 3 Sukoharjo, terdapat beberapa Kompetensi Keahlian yang bisa dipilih siswa disesuai dengan kemampuannya, Kompetensi Keahlian tersebut diantaranya: Kompetensi Keahlian Akuntansi, Pemasaran, Teknik Kendaraan Ringan (Otomotif), Akomodasi Perhotelan, dan Tata Boga.

Kelima Kompetensi Keahlian tersebut telah dibuka di SMK Negeri 3 Sukoharjo sejak 5 (lima) tahun lalu, SMK Negeri 3 Sukoharjo ini merupakan Sekolah Menengah Kejuruan yang masih merintis dan bertekad untuk turut serta dalam usaha memajukan pendidikan di Indonesia, khususnya di Sukoharjo sendiri.

Adapun mata pelajaran Pendidikan Kewirausahaan yang diterapkan di sekolah tersebut. Untuk pengampu mata pelajaran Pendidikan Kewirausahaan di kerjakan seluruhnya oleh guru-guru dari Kompetensi Keahlian Pemasaran.

Karena guru yang ditunjuk untuk mengajar mata pelajaran ini haruslah guru yang sudah mengerti wirausaha dan mereka juga harus sudah mempunyai usaha atau bisa disebut juga mereka adalah seorang wirausaha.

Sehingga diharapkan dengan adanya guru yang kompeten dan sudah mengaplikasi ilmu kewirausahaan yang meraka miliki dengan mendirikan usaha yang dikelola sendiri, diharapkan nantinya peserta didik bisa belajar dengan orang yang benar-benar ahli dibidangnya.

Selain itu, pertimbangan tersebut dilakukan karena untuk guru yang sudah memiliki usaha sendiri diharapkan bisa memberikan contoh-contoh konkret kepada siswa tentang bagaimana konsep dan prosedur kewirausahaan itu serta bagaimana mengiplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Pada tahap awal pendidikan kewirausahaan ini disampaikan mengenai konsepnya seperti apa, biasanya konsep kewirausahaan itu diajarkan oleh guru pada saat kelas X (sepuluh). Dimana siswa masih dalam tahap pengenalan, pada tahap ini guru menanamkan sikap-sikap kewirausahaan kepada peserta didik.

Agar nantinya mereka memiliki sikap-sikap wirausaha, seperti : mandiri, jujur, kerja keras, kreatif, inovatif, berani mengambil resiko, mampu membaca peluang dan masih banyak lagi.

Setelah berlanjut ke kelas XI (sebelas) mereka diajarkan bagaimana membuat proposal usaha atau bisa juga disebut dengan bisnis plan (rencana usaha) yang nantinya diharapkan dari rencana usaha yang dibuat oleh peserta didik nantinya rencana itu bisa dijadikan pedoman dan direalisasikan oleh masing-masing peserta didik.

Kemudian di kelas XII (dua belas) mereka diterjunkan ke lapangan untuk melakukan praktek kewirausahaan dengan cara peserta didik diberikan suatu produk yang kemudian nantinya mereka ditugasnya untuk menjual produk tersebut.

Adapun praktik kewirausahaan untuk masing-masing Kompetensi Keahlian, akan dijelaskan satu per satu sebagai berikut :

1. Kompetensi Keahlian Akuntansi
Pada kompetensi keahlian akuntansi pedidikan kewirausahaanya adalah berupa penanaman nilai-nilai dan karakter bagaimana untuk menjadi seorang wirausaha. Dari penuturan guru kewirausahaan di Kompetensi Keahlian Akuntansi, mengatakan bahwa pada Kompetensi Keahlian Akuntansi untuk aplikasi pendidikan kewirausahaan hanya sampai pada pembuatan proposal usaha.

Kompetensi Keahlian Akuntansi juga mempunyai unit produksi yang dinamakan BANK MAKIN JAYA, akan tetapi menurut penuturan pengampu mata pelajaran Pendidikan Kewirausahaan di Kompetensi Keahlian Akuntansi. BANK MAKIN JAYA tersebut tidak bisa dijadikan sebagai tempat praktek wirausaha. Sehingga untuk pendidikan kewirausahaanya diwujudkan dengan berlatih membuat bisnis plan dan penyampaian teori-teori bagaimana menjadi seorang wirausaha, strateginya seperti apa, serta sikap yang harus dimiliki apa saja dan masih banyak lagi.

2. Kompetensi Keahlian Pemasaran
Lain halnya dengan Kompetensi Keahlian Pemasaran, mereka mempunyai unit produksi yang bernama SMAKTA MART. Unit produksi itu dijadikan sebagai wadaha bagi siswa untuk belajar kewirausahaan secara konkretnya. Mereka belajar dari mulai memilih produk, membaca selera konsumen, sampai dengan menganalisis rugi atau laba.

Siswa Kompetensi Keahlian Pemasaran dilibatkan langsung dalam pengelolaan toko tersebut. Pernah suatu ketika siswa dari Kompetensi Keahlian Pemasaran bekerja sama dengan Kompetensi Keahlian Tata Boga untuk menerapkan pembelajaran Pendidikan Kewirausaan yang mereka pelajari, jadi pada saat itu Unit Produksi Tata Boga membuat berbagai macam kue kering yang dikemas sedemikian rupa.

Kemudian siwa dari Kompetensi Keahlian Pemasaran yang memasarkannya ke lingkungan masyarakat sekitar sekolahan untuk diperjualbelikan, dan hasilnya sangat memuaskan, karena pada saat itu mommentnya juga sangat tepat karena mendekati hari raya Iedul Fitri.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pendidikan kewirausaan hal itu termasuk dalam praktik/implementasi pendidikan kewirausahaan di SMK Negeri 3 Sukoharjo, khususnya Kompetensi Keahlian Pemasaran dan Tata Boga.

3. Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan
Berbeda pula dengan yang diterapkan di Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan, untuk implementasi pendidikan kewirausahaannya mereka telah membuka usaha jasa servis panggilan.

Jadi ketika ada teman, guru  masyarakat sekitar, atau bisa juga pihak-pihak lain yang berkepentingan yang membutuhkan bantuan untuk memperbaiki kendaannya bisa menggunakan jasa servis panggilan yang mereka terapkan.

4. Kompetensi Keahlian Akomodasi Perhotelan
Pada Kompetensi Keahlian Akomodasi Perhotelan, implementasi Pendidikan Kewirausahaannya tidak jauh berbeda dengan Kompetensi Keahlian lainnya. Mereka membuka usaha jasa yaitu usaha laundry. Untuk pangsa pasarnya adalah guru-guru di SMKN 3 Sukoharjo sendiri, siswa, dan masyarakat sekitar.

Usaha laundry ini cukup baik perkembangannya dari waktu ke waktu, dan harganyapun cukup bersahabat hanya cukup mengeluarkan uang sebesar Rp. 2.500, 00 (dua ribu lima ratus) per kilonya. Sayangnya untuk mengeringkan pakaian mereka masih manual dengan cahaya matahari.

Untuk itu sekolah masih mengusahaan mengalokasikan bantuan pembelajaran Kewirausahaan yang diberikan pemerintah dengan sebaik mungkin. Sehingga nantinya bantuan itu bisa merata ke semua Kompetensi Keahlian. Baik itu Kompetensi Keahlian Akuntansi, Pemasaran, Teknik Kendaraan Ringan, Akomodasi Perhotelan maupun Tata Boga.

5. Kompetensi Keahlian Tata Boga
Kompetensi Keahlian Tata Boga dalam penerapan Pendidikan Kewirausahaannya mereka mendirikan sebuat warung atau kalau mereka menyebutnya adalah Kantin Kejujuran. Setiap 2 kali dalam seminggu mereka melakukan praktik memasak, mulai dari kue (basah maupun kering), camilan-camilan, gorengan, makanan pembuka, inti dan penutup (disert).

Dari makanan hasil praktik mereka jual di Kantin Kejujuran miliknya. Harganyapun juga sesuai dengan kantong pelajar. Antara Rp 500,00 (lima ratus rupiah) sampai dengan Rp 1000,00 (seribu rupiah).

Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak guru Pendidikan Kewirausahaan di Tata Boga, ia mengatakan bahwa untuk praktik Kewirausahaan di Kompetensi Keahlian Tata Boga, biasanya mereka bisa lebih kreatif di bandingkan dengan Kompetensi Keahlian lainnya, karena mereka bisa membuat makanan dengan dimodifikasi, sehingga muncul karya-karya yang inovatif dan kreatif.

Uraian di atas merupakan implementasi pendidikan kewirausahaan yang dilaksanakan di SMK Negeri 3 Sukoharjo. Dimana mereka tidak hanya sebatas memberikan teori mengenai Pendidikan Kewirausahaan, akan tetapi mereka menerjunkan peserta didik untuk langsung ke lapangan. Karena menurut mereka apabila peserta didik itu dihadapkan pada kegiatan yang riil maka mereka akan lebih mudah mempelajarinya dan mengamalkan pada kehidupan sehari-hari.
Facebook Twitter Google+

Artikel Terkait:

0 comments:

Post a Comment