Monday, April 15, 2013

Model Pembelajaran Group Investigation (GI)

By
Salah satu potensi penghalang pada pembelajaran kooperatif adalah munculnya “pengendara  bebas” dalam  kelompok (Slavin, 2005). Pembelajaran kooperatif pada umumnya  memberikan tugas  kepada  kelompok  siswa untuk dikerjakan secara bersama-sama oleh semua anggota kelompok. Namun seringkali ditemui  tugas kelompok hanya dikerjakan oleh anggota  tertentu, sedangkan anggota lain tidak terlibat.

Hasil pekerjaan salah satu anggota kelompok kemudian dianggap  sebagai  hasil  kerja  kelompok.  Hal ini  sangat  menguntungkan  bagi anggota  kelompok  yang  tidak  terlibat. Ia mendapatkan  keuntungan dalam kelompok padahal ia tidak  bekerja dan berkontribusi  sama sekali dalam kelompoknya. Anggota kelompok yang tidak terlibat dalam kerja kelompok tetapi mendapat keuntungan dari kelompoknya inilah yang disebut sebagai pengendara bebas.

Pengendara bebas dalam pembelajaran kooperatif dapat dihindari dengan menerapkan pembagian tugas dan tanggung jawab berbeda kepada setiap anggota kelompok. Pembagian tugas yang berbeda  membuat  setiap  anggota  kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-masing.

Setiap anggota kelompok harus  bekerja  dan  berkontribusi  bagi  kelompok  agar  mencapai  hasil  optimal. Keberhasilan kelompok sangat ditentukan oleh usaha semua anggota kelompok. Jika ada salah satu anggota  kelompok tidak  bekerja  dengan  baik  maka  akan berdampak pada hasil kelompok  secara keseluruhan.

Jika ada salah  satu anggota kelompok  tidak  terlibat,  atau  dengan  kata  lain  ia  menjadi  pengendara bebas,  ia tidak mengerjakan bagian tugas yang diberikan kepadanya, maka hasil kelompok menjadi  tidak maksimal karena  ada  bagian  yang  hilang  yaitu bagian yang  tidak dikerjakan  oleh  anggota kelompok  itu. Hal itu  dapat  merugikan semua anggota kelompok termasuk anggota kelompok yang tidak terlibat.

Jadi, pembagian tugas dapat  mendorong  semua  anggota  kelompok  terlibat  dalam  kerja kelompok agar tercapai  hasil  terbaik  bagi  kelompok yang  menguntungkan  semua  anggota kelompok. Berdasarkan  pemikiran  itu,  dikembangkanlah  model-model kooperatif  dengan  spesialisasi  tugas,  diantaranya  metode  Jigsaw, Group Investigation, atau Co-op Co-op (Slavin, 2005).

Penelitian  paling  luas  dan  sukses  dari  metode-metode  spesialisasi  tugas adalah  Group  Investigation.  Model  pembelajaran  kooperatif  ini  berasal  dari jamannya  Dewey,  kemudian  diperbaharui  dan  diteliti  pada  beberapa  tahun terakhir oleh Shlomo dan Yael Sharan, serta Rachel-Lazarowitz di Israel (Slavin, 2005).

Dasar pemikiran tentang  pembelajaran  Group  Investigation  dikemukakan oleh Dewey  (Slavin, 2005)  yang berpandangan bahwa  kooperasi di  dalam kelas merupakan  sebuah  prasyarat  untuk  bisa  menghadapi  masalah  kehidupan  yang kompleks  dalam  masyarakat  demokrasi. 

Menurut Dewey (Arends, 2007), kelas seharusnya mencerminkan masyarakat yang lebih luas dan menjadi laboratorium bagi pembelajaran kehidupan nyata. Dewey (Slavin, 2005) juga mengungkapkan bahwa kelas adalah sebuah  tempat kreatifitas kooperatif bagi guru dan siswa untuk membangun proses pembelajaran, didasarkan pada perencanaan mutual dari berbagai pengalaman, kapasitas, dan kebutuhan mereka masing-masing. 

Menurut Sharan and Sharan (dalam Slavin 2005: 24)
Group Investigation merupakan perencanan pengaturan kelas yang umum di mana para siswa bekerja sama dalam kelompok kecil menggunakan pertanyaan kooperatif, diskusi kelompok, serta perencanaan dan proyek kooperatif”.
Dalam model ini siswa dibebaskan untuk membentuk kelompoknya sendiri yang terdiri dari dua sampai enam orang anggota, yang kemudian memilih topik-topik yang akan dipelajari seta membahasanya sampai akhirnya menyimpulkan hasil pembahasan tersebut.

Group  Investigation  diimplementasikan  melalui  tahapan-tahapan  tertentu. Tahapan-tahapan  Group  Investigation  dikembangkan  oleh  beberapa  ahli diantaranya oleh Robert Slavin, Shlomo dan Yael Sharan, serta Bruce Joyce dan koleganya. Menurut Slavin (2005: 218) dalam Group Investigation para murid bekerja melalui enam tahap yaitu:
  1. Mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok 
  2. Merencanakan tugas yang akan dipelajari 
  3. Melaksanakan investigasi 
  4. Menyiapkan laporan akhir 
  5. Mempresentasikan laporan akhir 
  6. Evaluasi
Slavin (2005: 215) mengatakan bahwa:
Group investigation tidak dapat diimplementasikan dalam lingkungan pendidikan yang tidak mendukung dialog interpersonal atau yang tidak memperhatikan dimensi rasa sosial dari pembelajaran di dalam kelas”.
Referensi:
Arends, R. I. 2007. Learning to Teach. New York: McGraw Hill.
Slavin, R E. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. Terjemahan oleh Nurulita. 2010. Bandung: Penerbit Nusa Media.
Facebook Twitter Google+

Artikel Terkait:

0 comments:

Post a Comment