Monday, March 10, 2014

Kecerdasan Intelektual (Inteligensi)

By
Kecerdasan Intelektual sering dikenal dengan istilah inteligensi (ingat, bukan intelegensi tetapi inteligensi). Inteligensi adalah kemampuan kognitif yang dimiliki organisme untuk menyesuaikan diri secara efektif pada lingkungan yang kompleks dan selalu berubah serta dipengaruhi oleh faktor genetik (Joseph, 1978).

Raven mendefinisikan inteligensi sebagai kapasitas umum individu yang nampak dalam kemampuan individu untuk menghadapi tuntutan kehidupan secara rasional (Suryabrata, 1998).

Wechsler seorang ilmuwan dari Amerika adalah orang yang membuat test inteligensi WAIS (The Wechsler Adult Intelligence Secale) yang banyak digunakan di seluruh dunia. Wechsler mengemukakan bahwa inteligensi adalah kemampuan global yang dimiliki oleh individu agar bisa bertindak secara terarah dan berpikir secara bermakna serta bisa berinteraksi dengan lingkungan secara efisien (Anastasi, 1997).

Kemampuan intelektual (inteligensi) ini dapat diukur dengan suatu alat tes yang biasa disebut IQ (Intelligence Quotient). IQ (Intelligence Quotient) adalah ekspresi dari tingkat kemampuan individu pada saat tertentu, dalam hubungan dengan norma usia yang ada (Anastasi, 1997).

Wiramiharja (2003) mengemukakan indikator-indikator kecerdasan intelektual. Penelitiannya tentang kecerdasan ialah menyangkut upaya untuk mengetahui keeratan besarnya kecerdasan dan kemauan terhadap prestasi kerja.

Wiramiharja meneliti kecerdasan dengan menggunakan alat tes kecerdasan yang diambil dari tes inteligensi yang dikembangkan oleh Peter Lauster, sedangkan pengukuran besarnya kemauan dengan menggunakan alat tes Pauli dari Richard Pauli, khusus menyangkut besarnya penjumlahan.

Wiramiharja menyebutkan tiga indikator kecerdasan intelektual yang menyangkut tiga domain kognitif. Ketiga indikator tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Kemampuan figur yaitu merupakan pemahaman dan nalar di bidang bentuk. 
  2. Kemampuan verbal yaitu merupakan pemahaman dan nalar di bidang bahasa. 
  3. Pemahaman dan nalar di bidang numerik atau yang berkaitan dengan angka biasa disebut dengan kemampuan numerik.
Penelitian yang dilakukan oleh Wiramihardja ini menunjukkan hasil korelasi positif yang signifikan untuk semua hasil tes dari indikator kecerdasan terhadap prestasi kerja dan variabel kemauaan, baik itu kecerdasan figural, kecerdasan verbal, maupun kecerdasan numerik. Istilah kecerdasan intelektual lebih dikhususkan pada kemampuan kognitif.

Behling (1998) mendefinisikan kemampuan kognisi yang diartikan sama dengan kecerdasan intelektual, yaitu kemampuan yang di dalamnya mencakup belajar dan pemecahan masalah, menggunakan kata- kata dan simbol.

Pengukuran kecerdasan intelektual tidak dapat diukur hanya dengan satu pengukuran tunggal. Para peneliti menemukan bahwa tes untuk mengukur kemampuan kognitif tersebut, yang utama adalah dengan menggunakan tiga pengukuran yaitu kemampuan verbal, kemampuan matematika, dan kemampuan ruang (Miller, 2003).

Pengukuran lain yang termasuk penting seperti kemampuan mekanik, motorik dan kemampuan artistik tidak diukur dengan tes yang sama, melainkan dengan menggunakan alat ukur yang lain. Hal ini berlaku pula dalam pengukuran motivasi, emosi dan sikap (Miller, 2003).

Referensi:
  • Anastasi. A. 1997. Tes Psikologi (Psychological Testing). Alih Bahasa oleh Urbina. Jakarta: Prehanllindo. 
  • Behling, O. 1998. “Employee Selection: Will Intelligence and Conscientiousness Do The Job?”. The Academy of Management Executive. Vol. 3. No.1. hlm. 180- 191. 
  • Joseph, G. 1978. Interpreting Psychological Test Data. New York: VNR. 
  • Moustafa, K,S dan Miller, T.R. 2003. “Too Intelligent For The Job ? The Validity of Upper-Limit Cognitive Ability Test Scores In Selection”. Sam Advanced Management Journal. Vol. 3. No. 2. hlm: 58-68. 
  • Suryabrata, Sumadi. 1998. Pembimbing Ke Psikodiagnostik II. Yogyakarta: Rake Sarasin.
Facebook Twitter Google+

Artikel Terkait:

0 comments:

Post a Comment