Thursday, April 30, 2015

Faktor yang Harus Diperhatikan dalam Menentukan Lokasi Kantor

By With No comments:
Lokasi kantor merupakan salah satu faktor yang penting bagi kelancaran jalannya office work dan office duties. Prajudi Atmosudirdjo dalam suatu karyanya menyatakan, bahwa faktor-faktor yang perlu diperhatikan di dalam memilih tempat atau menemukan lokasi kantor antara lain:

1. Faktor Lingkungan Tetangga
Hal ini sangat penting oleh karena setiap organisasi harus bekerja sama dengan organisasi-organisasi lain yang bersamaan atau kesesuaian kepentingan. Banyak orang memilih tempat di lingkungan yang bersamaan businessnya, namun hal itu tidak selalu menguntungkan. Bahkan mungkin persaingannya begitu hebat sehingga menjadi rusak suasananya, sebab pegawai merasa kurang tenteram, tenang dan lain sebagainya. Akan tetapi bagaimanapun juga, suatu lingkungan yang cocok selalu menguntungkan pekerjaan.

2. Faktor Jarak Kantor dengan Bagian-bagian Lain
Menurut keadaan yang riil. Tidak selalu mungkin bagi suatu organisasi untuk menempati suatu blok perumahan yang berdekatan dan menguntungkan. Di mana harus diletakkan kantor Direksi, Kantor Pusat Penjualan, Pabrik, Pusat Pameran Hasil Produksi, dan Gudang, tidak selalu dapat dijawab dengan memuaskan.

Keputusan mengenai hal itu tidak bisa diserahkan kepada Direksi saja, namun harus diadakan,"Movement and Transportation Studies" terlebih dahulu yang agak intensif, garis-gais, dan frekuensi komunikasi harus diselidiki, sehingga setelah dianalisa dengan sebaik-baiknya barulah dapat diambil keputusan menurut keadaan yang riil. Jika kalau diserahkan kepada Direksi saja, mungkin direksi hanya akan memilih tempat yang enak bagi dirinya, akan tetapi tidak melihat keseluruhannya.
Kantor Google via inet.detik.com
3. Faktor Harga atau Sewa Ruangan
Antara keuntungan lokasi yang dapat diperoleh dan biaya (sewa harga beli) untuk   memperoleh tempat itu harus diperhitungkan dengan baik. Mungkin tempat yang secara teoretis kurang baik letaknya, akan tetapi lebih murah, pada akhirnya toh akan lebih menguntungkan. Oleh sebab bagai-manapun biaya tetapnya atau biaya overheadnya dapat ditekan, dan hal ini memberikan peluang untuk persaingan harga yang lebih besar.

Kadang-kadang, ruangan yang tinggi sewanya oleh karena letaknya first class, dalam praktek jatuhnya lebih mahal lagi. Misalnya, perusahaan yang memilih tempat di salah satu business building yang  mewah di Jalan Thamrin, Jakarta melainkan harus membayar sewa yang tinggi juga akan dikira atau dicap sebagai perusahaan yang hebat sehingga kebanjiran permintaan sokongan atau pajak partikuler.

4. Faktor Jarak dengan Labour Market
Faktor ini penting juga, oleh karena pegawai yang rumahnya dekat tidak akan meminta penghasilan yang tinggi dibandingkan dengan mereka yang harus naik bus lebih dai 10 kilometer. Jadi penting sekali memilih lokasi di mana pegawai tata usaha yang cakap, berpengalaman, dan baik dapat diperoleh dengan murah.

5. Faktor Jalan keIuar-masuk Pegawai
Juga sering kali merupakan hal yang perlu diperhatikan. Tidak jarang timbul percekcokan  bilamana   para  pegawai harus melalui gang atau pintu yang sama dengan pegawai-pegawai perusahaan/organisasi lain.

6. Faktor Keamanan
Faktor ini sangat penting bagi kantor yang banyak mempergunakan mesin-mesin kantor yang mahal dan kecil sehingga mudah dicuri. Kantor yang letaknya di lingkungan yang kurang aman, dengan sendirinya terpaksa harus mngeluarkan biaya ekstra untuk penjagaan keamanan.

Sumber:
Dr. Hery Sawiji, M.Pd. dalam bukunya “Manajemen Perkantoran”

Wednesday, April 29, 2015

Persamaan dan Perbedaan Manajemen Risiko dengan Asuransi

By With No comments:
Kadangkala ada yang mencampuradukkan istilah manajemen risiko dengan asuransi. Padahal konsep manajemen risiko tidak boleh dicampuradukkan dengan konsep asuransi, karena keduanya mempunyai ruang lingkup yang berbeda, meskipun mempunyai sasaran yang sama.

Asuransi merupakan bagian dari manajemen risiko, karena asuransi merupakan salah satu cara penanggulangan risiko, sebagai hasil perumusan strategi penanggulangan risiko dari manajemen risiko.

Untuk memperjelas perbedaan keduanya, berikut diuraikan persamaan dan perbedaan antara manajemen risiko dan asuransi:

Persamaan
Keduanya merupakan kegiatan manajemen, yang berkaitan dengan upaya penanggulangan risiko murni yang dihadapi oleh perusahaan.

Perbedaan
Manajemen Risiko
  1. Lebih menekankan kegiatannya pada menemukan dan menganalisa risiko murni
  2. Tugas hakekatnya hanya memberikan penilaian belaka terhadap semua teknik penanggulangan risiko (termasuk asuransi)
  3. Pelaksanaan programnya menghendaki adanya kerja sama dengan sejumlah individu dan bagian-bagian dari perusahaan
  4. Keputusan manajemen risiko mempunyai pengaruh yang lebih besar/luas terhadap operasi perusahaan

Asuransi
  1. Merupakan salah satu cara menanggulangi risiko murni tertentu
  2. Tugasnya menangani seluruh proses pengalihan risiko
  3. Melibatkan jumlah orang dan kegiatan-kegiatan yang lebih kecil
  4. Keputusan di bidang asuransi mempunyai pengaruh yang lebih terbatas
Demikian sedikit penjelasan mengenai persamaan dan perbedaan manajemen risiko dan asuransi, semoga bisa menambah wawasan kita.

Referensi:
Soeisno Djojosoedarso. 1999. Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi. Jakarta: Salemba Empat.

Sunday, April 26, 2015

Tinjauan Tentang Sistem Komunikasi Pemasaran

By With No comments:
Komunikasi pemasaran merupakan pertukaran informasi dua-arah antara pihak-pihak atau lembaga-lembaga yang terlibat dalam pemasaran.

Sedangkan arti secara luas dari komunikasi pemasaran adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual, serta merupakan kegiatan yang membantu dalam pemgambilan keputusan di bidang pemsaran serta mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara menyadarkan semua pihak untuk berbuat lebih baik.

Semua pihak yang terlibat dalam proses komunikasi pemasaran melakukan cara yang sama, yaitu: mendengarkan, bereaksi dan berbicara sampai tercipta hubungan pertukaran yang memuaskan. Pertukaran informasi, penjelasan-penjelasan yang bersifat membujuk dan negosiasi merupakan seluruh bagian dari proses tersebut.

Adapun elemen-elemen dari sistem komunikasi pemasaran dapat dilihat dalam gambar berikut ini:


Komunikasi pemasaran dapat membantu mempertemukan pembeli dan penjual bersama-sama dalam suatu hubungan pertukaran; menciptakan arus informasi antara pembeli dan penjual yang membuat kegiatan pertukaran lebih efisien; dan memungkinkan semua pihak untuk mencapai persetujuan pertukaran yang memuaskan.

Salah satu bagian dari proses komunikasi total adalah promosi. Promosi dapat membantu pihak-pihak yang terlibat dalam pemasaran untuk memperbaiki hubungan pertukaran dengan lainnya. Bagian yang lain dari proses komunikasi adalah umpan balik. Umpan balik ini menunjukkan tentang apa pengaruh dari komunikasi yang dilakukan serta memberi kemungkinan untuk menyesuaikan usaha promosi terhadap keinginan pasar.

Secara ringkas, dapat dikatakan bahwa komunikasi pemasaran memudahkan/membantu pembeli dan penjual dengan:
  1. menciptakan hubungan pertukaran
  2. mempertahankan arus informasi yang memungkinkan terjadinya pertukaran
  3. menciptakan kesadaran serta memberitahu pembeli dan penjual agar mereka dapat melakukan pertukaran secara lebih memuaskan
  4. memperbaiki pengambilan keputusan di bidang pemasaran sehingga seluruh proses pertukaran menjadi lebih efektif dan efisien
Model dasar dari komunikasi dapat dilihat dalam gambar berikut ini:


Sumber, sebagai pihak yang mempunyai inisiatif untuk mengadakan komunikasi dapat mengirimkan sesuatu berupa berita kepada suatu objek atau pihak yang dituju (disebut penerima). Tentang seberapa jauh keefektivan komunikasi ini, ditunjukkan dengan reaksi dan tanggapan dari si penerima sebagai umpan balik kepada sumbernya.

Dalam pemasaran, inisiatif komunikasi dapat berasal dari penjual maupun dari pembeli. Jadi, penjual mempunyai fungsi sebagai pengirim dan penerima, demikian pula halnya dengan pembeli.

Sumber:
Basu Swastha. 2002. Azas-azas Marketing: Edisi 3. Yogyakarta: Liberty.

Sunday, April 19, 2015

Bentuk-bentuk Penelitian Pemasaran

By With No comments:
Semakin canggihnya teknik-teknik yang tersedia bagi para peneliti, khususnya dalam penanganan  dan analisis data multivarian, telah membuat penelitian pemasaran menjadi suatu fungsi khusus dalam bidang manajemen pemasaran. Namun demikian, pada beberapa perusahaan, terlepas dari memiliki departemen pemasaran atau tidak, harus mengerti tentang perangkat yang tersedia dan di mana mereka dapat digunakan.

Penelitian pemasaran dapat diklarifikasikan ke dalam internal dan eksternal. Pengumpulan informasi pemasaran eksternal adalah komplemen bagi analisis pemasaran internal. Kegiatan penelitian eksternal (external research) dilakukan dalam lingkungan persaingan di luar perusahaan.

Intelijen yang sangat berharga juga dapat diperoleh dari analisis pemasaran internal (internal marketing analysis) dalam bentuk trend penjualan, perubahan bauran pemasaran seperti harga, dan tingkat periklanan. Pengumpulan informasi pemasaran eksternal harus selalu dipandang sebagai komplemen bagi informasi internal seperti di atas.

Tidak ada pemisahan mendasar dari penelitian pemasaran reaktif dan nonreaktif (reactive and nonreactive marketing research). Metode nonreaktif didasarkan pada penerjemahan fenomena yang diteliti, atau data yang masih ada. Penelitian reaktif merupakan pengukuran proaktif yang dilakukan di pasar.

Metode penelitian pemasaran reaktif yang paling banyak digunakan adalah berupa pengajuan pertanyaan dengan menggunakan survei kuesioner, yang merupakan instrument yang sangat fleksibel. Survei tersebut dapat dilakukan oleh seorang pewawancara, melalui telepon atau melalui pos. Berbagai metode pelaksanaan ini memiliki keuntungan maupun kerugiannya masing-masing, serta memiliki konsekuensi biaya yang berbeda.


Misalnya, tingkat kontrol tertinggi pada tanggapan yang masuk dapat diperoleh dengan menugaskan seorang peneliti yang secara khusus menyebarkan kuesioner, namun hal ini sangat mahal dan memakan waktu. Wawancara telepon tidak banyak memakan waktu dan relative murah, namun keterbatasannya ada pada jumlah informasi teknis yang mungkin didapat melalui cara ini. Kuesioner melalui pos adalah metode yang sangat digemari, tetapi dibutuhkan kehati-hatian untuk menghindari bias sampel. Misalnya, adalah sesuatu hal yang khusus (dan dengan demikian, ada kemungkinan tidak terwakilinya populasi keseluruhan) dari mereka yang membalas kuesioner melalui pos?

Hambatan potensial paling utama dari kuesioner terletak pada desainnya. Pertanyaan yang terlalu banyak dan tidak jelas ternyata tidak selalu mudah diketahui. Bahkan urutan penyajian pertanyaan pun dapat mengakibatkan penyimpangan pada jawaban yang diterima. Hambatan-hambatan tersebut dapat dikurangi dengan melakukan uji coba. Uji coba (pilot testing) dilakukan dengan menjalankan survei yang akan dilakukan pada suatu subgroup dari sampel yang akan dituju sehingga permasalahan-permasalahan yang mungkin muncul  dapat segera ditiadakan.

Kadangkala informasi yang dikumpulkan dari survei dalam skala kecil lebih tepat ketimbang data hasil survei besar-besaran, atau studi rinci yang memberikan pandangan kualitatif ketimbang kesimpulan kuantitatif. Grup fokus (focus groups), suatu diskusi yang tidak begitu terstruktur dari mereka yang dianggap secara umum mewakili populasi yang diinginkan peneliti, dapat memberikan pandangan tersebut di atas. Pemimpin grup berusaha menggali  pendapat para anggotanya  tentang subjek yang didiskusikan. Wawancara satu persatu yang mendalam juga dapat dilakukan. Metode ini popular pada saat informasi khusus tentang suatu produk atau pasar yang dibutuhkan.

Eksperimen (experimentation) adalah jenis pemasaran reaktif lainnya yang dapat menjadi sumber informasi tentang kecenderungan kinerja suatu produk baru dalam pasar atau kemungkinan yang akan terjadi untuk berbagai variasi bauran pemasaran.

Efek dari formulasi produk yang berbeda dan tingkat upaya promosi yang berbeda dapat diujikan di pasar sehingga dapat diketahui apa dampak yang akan terjadi dengan berbagai macam variasi tersebut.

Eksperimen pasar kadangkala dilakukan dalam kondisi laboratorium, khususnya dalam kasus periklanan. Beberapa orang yang mewakili pasar sasaran diekspos pada suatu iklan untuk mengetahui reaksi mereka. Kamera mata, polygraph, dan tachitoscopes adalah beberapa alat yang digunakan untuk mencatat reaksi fisik atas rangsangan pemasaran yang diberikan.

Berlawanan dengan metode tersebut adalah metode yang diklarifikasikan sebagai nonreaktif dalam hal bahwa metode tersebut tidak didasarkan pada data yang didapat langsung  dari responden. Metode nonreaktif yang paling dikenal  adalah audit pengecer (retail audit) dan panel konsumen, yang digunakan secara luas oleh perusahaan barang konsumsi.

Audit pengecer adalah pemantauan rutin sampel sejumlah barang yang dipajang di pengecer. Secara rutin peneliti mengunjungi  pengecer dan mencatat tingkat persediaan terakhir dari grup produk yang diaudit terakhir. Dengan informasi tingkat persediaan saat kunjungan terakhir dilakukan, tidak sulit untuk menentukan banyaknya penjualan barang yang diaudit dengan menggunakan rumus berikut:

Persediaan awal + Pengiriman di antara kunjungan – persediaan akhir = Penjualan selama tenggang periode

Panel konsumen (consumer panel) adalah suatu grup sampel konsumen yang mencatat secara rutin pembelian dan konsumsi mereka selama suatu periode tertentu dalam sebuah diari. Teknik ini  dapat digunakan di pasar industri maupun pasar barang konsumsi, dan dapat memberikan data tentang pola penggunaan yang berkesinambungan serta data penting lainnya.

Berdasarkan beberapa pertimbangan, yang paling penting dari semua metode penelitian pemasaran yang ada adalah digunakannya material yang telah ada saat ini, yaitu dengan diterapkannya desk research (penelitian pada data yang ada), yang selalu menjadi titik awal dari berbagai penelitian pemasaran.

Sejumlah data yang melimpah dapat kita dapatkan dari informasi yang dipublikasikan seperti statistik pemerintah, Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), Masyarakat Eropa, PBB, Koran, jurnal teknik, publikasi asosiasi dagang, dan publikasi survei pasar. Dua atau tiga hari melakukan penelitian di tempat hamper selalu memberikan hasil yang mengejutkan bagi perusahaan yang merasa kekurangan informasi tentang pasarnya. Jika dikombinasikan dengan informasi penjualan internal, akan didapat suatu metode penelitian yang paling hebat yang dapat digunakan suatu perusahaan.

Seberapa Banyak Dana yang Dibutuhkan untuk Penelitian Pemasaran

By With No comments:
Informasi pemasaran harus dibuat, disimpan, dan didistribusikan, tetapi informasi juga memiliki usia hidup yang terbatas – informasi juga dapat usang. Seperti sumber-sumber lainnya, informasi memiliki nilai dalam penggunaannya; semakin sedikit pengetahuan manajer tentang suatu permasalahan pemasaran dan semakin besar risiko  yang melekat pada suatu keputusan yang salah, maka semakin berharga nilai suatu informasi.

Hal ini menyiratkan adanya kebutuhan pengukuran manfaat –biaya dari semua sumber informasi pemasaran. Investasi yang lebih banyak dalam informasi tersebut masih cukup sebanding dengan pengembalian atas investasi yang akan didapat.

Tidak seperti biaya yang mudah sekali perhitungannya, manfaat yang akan didapat sulit sekali untuk digambarkan. Manfaat yang didapat paling baik dinyatakan dalam tambahan keuntungan yang mungkin akan didapat melalui pengamatan pada peluang pasar dan melalui penghindaran dari kegagalan pemasaran yang dapat terjadi jika tidak menggunakan informasi dengan baik.

Keputusan tentang seberapa besar biaya yang dikeluarkan untuk informasi pemasaran bukan hal yang mudah. Di satu sisi, melakukan sesuatu tanpa adanya informasi sama sekali adalah suatu tindakan yang membabi buta.
Di sisi yang lain, biaya untuk mendapatkan informasi yang sempurna selalu menjadi penghambat. Salah satu cara untuk memperkirakan berapa banyak biaya yang harus dianggarkan didasarkan pada teori kemungkinan dan nilai yang diharapkan.


Misalnya, jika dengan meluncurkan suatu produk Anda harus mengeluarkan biaya pengembangan sebesar 1 juta dolar dan Anda percaya produk tersebut memiliki 10 persen kemungkinan untuk gagal, maka maka harapan kerugian maksimumnya adalah sebesar 100.000 dolar (1 juta dolar x 0,1).

Berarti adalah wajar mendapatkan informasi yang dapat membantu Anda menghindari kerugian tersebut. Namun demikian, karena informasi sempurna jarang sekali tersedia, tidak menjadi masalah untuk menganggarkan sejumlah kecil dana untuk penelitian pemasaran yang secara efektif dapat mengurangi kemungkinan ketidakakuratan informasi. Pendekatan tersebut dapat merupakan cara yang tepat dalam mengkuantifikasi nilai dari penelitian pemasaran dari sudut pandang manajer.