Monday, August 26, 2013

Pengertian Unit Produksi

By With 1 comment:
Dikdasmen (2005) menyatakan bahwa fungsi SMK adalah: 1) sebagai training center/BLK daerah; 2) sebagai testing center; 3) sebagai teaching factory; 4) sebagai outlet layanan penempatan lulusan dan tenaga kerja; dan 5) sebagai pusat bisnis dan pengembangan waralaba bagi masyarakat.

Salah satu usaha untuk mencapai multi fungsi SMK tersebut adalah mendirikan unit produksi yang berfungsi:
  1. Menjadi pusat pelatihan, karena didalamnya ada kegiatan untuk memperdalam kemampuan keterampilan. 
  2. Sebagai industri, karena akan  menghasilkan produk atau jasa yang dibutuhkan konsumen. 
  3. Penyedia tenaga kerja terampil, karena menghasilkan tamatan yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan industri. 
  4. Tempat seleksi tenaga kerja secara rutin setiap tahun sehingga memudahkan industri dalam memilih tenaga kerja sesuai spesifikasi dan kebutuhan industri tanpa harus mengeluarkan biaya promosi lowongan tenaga kerja. 
  5. Menjadi pusat informasi tenaga kerja bagi masyarakat luas khususnya alumni dan SMK lainnya di wilayah terdekat.
Direktorat Pembinaan SMK (2007: 1) menyatakan “unit produksi merupakan suatu sarana pembelajaran dan berwirausaha bagi siswa dan guru serta memberi dukungan biaya operasional sekolah”. Sarana pembelajaran yang dimaksud adalah tempat belajar bagi guru dan siswa untuk meningkatkan kemampuan pengetahuan, keterampilan dan pembentukan sikap kerja, karena dalam kegiatan unit produksi terdapat proses belajar secara langsung dalam menghadapi permasalahan kerja sesungguhnya.

Demikian halnya makna sebagai sarana berwirausaha, karena guru dan siswa berlatih menjaga keberlangsungan kegiatan unit produksi melalui pengembangan pemasaran dan menjaga kepercayaan konsumen. Adapun makna sebagai penghasil dana masukan adalah kegiatan unit produksi menghasilkan  produk atau jasa bernilai ekonomi, sehingga pengelola dan pelaksana mendapat imbalan jasa. Selain itu keuntungan dari hasil penjualan barang/jasa dapat digunakan sebagai biaya operasional sekolah.

Pengertian Unit Produksi

Bambang Sartono (2006: 6), mendefinisikan unit produksi sebagai berikut:
Proses kegiatan usaha yang dilakukan sekolah, secara berkesinambungan, bersifat bisnis dengan para pelaku warga sekolah, mengoptimalkan sumberdaya sekolah dan lingkungan, dalam berbagai bentuk unit usaha (baik produk maupun usaha) yang dikelola secara professional. Unit produksi juga merupakan suatu usaha incorporated-enterpreuneur atau suatu wadah kewirausahaan dalam suatu organisasi yang memerlukan kewenangan khusus dari pimpinan sekolah kepada pengelola untuk secara demokratis melakukan tugas dan tanggung jawabnya.
Berdasarkan definisi ini SMK dapat mengelola sumber daya di sekolah dalam bentuk kegiatan unit produksi/jasa sebagai kegiatan ekonomi produktif. Sumber daya di sekolah meliputi: (a) sarana prasarana praktik yang dapat digunakan dalam proses produksi jasa; (b) guru, siswa dan karyawan sebagai penggerak, pelaksana kegiatan dan potensi pasar; (c) program kurikulum sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan dan pencapaian tujuan belajar siswa.

Pelaksanaan kegiatan unit produksi meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pemasaran produk atau jasa yang dihasilkan, sehingga unit produksi berfungsi sebagai tempat latihan keterampilan, pengembangan kreatifitas dan berwirausaha bagi guru dan siswa. Selain itu selisih biaya produksi atau jasa dengan harga penjualan/tarif jasa menghasilkan keuntungan sebagai dana tambahan bagi sekolah.

Pengertian dan Manfaat Media Pembelajaran

By With No comments:
AECT (Asosiasi untuk Komunikasi dan Teknologi Pendidikan) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Smaldino, dkk (2008) mengemukakan istilah media kata jamak dari medium yang merupakan sarana komunikasi, merujuk pada apa saja yang membawa informasi antara sebuah sumber sebuah penerima.

Sedangkan Rossi dan Breidle (Wina Sanjaya, 2009) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio, TV, buku, koran, majalah, komputer, dan lain sebagainya. Menurut Rossi, alat-alat tersebut jika diprogram dan digunakan untuk pendidikan merupakan media pembelajaran.

Briggs (Sri Anitah, 2008) menjelaskan bahwa media pembelajaran pada hakekatnya adalah peralatan fisik untuk membawakan atau menyempurnakan isi pembelajaran. Termasuk didalamnya, buku, videotape, slide suara, suara guru, tape recorder, modul atau salah satu komponen dari suatu sistem penyampaian.

Berdasarkan berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala alat pembelajaran, baik hardware maupun software yang digunakan untuk membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa dalam proses pembelajaran sehingga memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

Pada masa lalu ketika kemajuan belum berkembang dengan pesat, proses pembelajaran sangat bergantung pada guru. Guru merupakan sumber belajar utama dalam kelas. Namun dimasa kini, dimana kemajuan teknologi begitu pesat, guru bukanlah satu-satunya sumber belajar. Siswa bisa belajar apa saja, dari berbagai sumber yang dikehendaki, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Perolehan pengetahuan oleh peserta didik digambarkan melalui kerucut pengalaman Edgar Dale (Wina Sanjaya, 2009:203), yang menunjukkan bahwa pengetahuan akan semakin abstrak bila hanya disampaikan melalui bahasa verbal. Hal ini membuka peluang terjadinya verbalisme dan menimbulkan kesalahan persepsi.

Pengertian dan Manfaat Media Pembelajaran

Namun, dalam kenyataannya memberikan pengalaman langsung peserta didik bukanlah sesuatu yang mudah. Bukan hanya menyangkut segi perencanaan dan waktu saja yang menjadi kendala, tetapi juga karena ada sejumlah pengalaman yang sangat tidak mungkin dipelajari secara langsung oleh peserta didik.

Untuk itulah diperlukan media atau alat peraga untuk membantu proses belajar tersebut. Wina Sanjaya (2009) secara teoretik dan empirik menunjukkan manfaat media pembelajaran sebagai berikut:
  • Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki peserta didik. 
  • Media melampaui batas ruang kelas. 
  • Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dan lingkungannya. 
  • Media menghasilkan keseragaman pengamatan. 
  • Media membangkitkan keinginan dan minat baru. 
  • Media membangkitkan motivasi dan merangsang peserta didik untuk belajar. 
  • Media memberi pengalaman yang integral dari sesuatu yang konkrit/abstrak. 
  • Media memberi kesempatan pada peserta didik untuk belajar mandiri, pada waktu dan tempat serta kecepatan yang ditentukan sendiri. 
  • Media meningkatkan efek sosialisasi, kesadaran akan lingkungan sekitar. 
  • Media memberi rangsangan bervariasi kepada otak sehingga bisa berfungsi dengan optimal.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media sangat bermanfaat bagi proses pembelajaran, sehingga seharusnya setiap guru menyiapkan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar.

Thursday, August 22, 2013

Desain Sistem Pembelajaran

By With No comments:
Untuk mewujudkan tujuan pembelajaran agar sesuai dengan apa yang digariskan dalam kurikulum, guru perlu membuat desain pembelajaran. Desain pembelajaran akan menunjukkan bagaimana proses pembelajaran diselenggarakan melalui serangkaian prosedur atau kegiatan pembelajaran.

Pilihan desain pembelajaran sangat beragam, misalnya model Dick, Carey and Carey yang menekankan pada aspek revisi menyeluruh dari proses belajar mengajar, model Rothwell & Kazanas yang menekankan pada adanya peningkatan kinerja, dan model Kemp, dkk yang dinamis (Dewi Salma Prawiradilaga, 2007: 35).

Dick, Carey and Carey (2009:7-9) menyebutkan sepuluh elemen rancangan pembelajaran, meliputi: (1) mengidentifikasi tujuan pembelajaran, (2) membuat analisis pembelajaran, (3) menganalisis pembelajar dan konteks, (4) menyebutkan tujuan khusus pembelajaran, (5) mengembangkan instrument penilaian, (6) mengembangkan strategi pembelajaran, (7) mengembangkan dan memilih materi pembelajaran, (8) mendesain evaluasi formatif, (9) merevisi pembelajaran, dan (10) mendesain evaluasi sumatif.

Model Dick, Carey & Carey dikembangkan berdasarkan pendekatan sistem karena dimulai dengan pemahaman yang jelas tentang pengetahuan dan keterampilan baru yang akan dipelajari oleh peserta didik. Alur pelaksanaannya dilaksanakan secara berurutan mulai dari langkah pertama hingga terakhir.

Sedangkan Morison, dkk (2001:7) mengemukakan langkah-langkah dalam mendesain pembelajaran sebagai berikut: “when starting to design instructional, starting with instructional problems, then move to learner characteristic, and proceed clockwise through the nine elemens”.

Desain Sistem Pembelajaran

Ketika kita mulai mendesain pembelajaran, mulailah dengan mengidentifikasi masalah pembelajaran, kemudian beralih pada karakteristik peserta didik, teruskan dengan mengikuti arah jarum jam pada sembilan elemen. Kesembilan elemen yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi masalah pembelajaran
2. Mengidentifikasi karakteristik peserta didik
3. Menganalisis tugas
4. Menentukan sasaran pembelajaran
5. Menyusun materi pelajaran
6. Merancang strategi pembelajaran
7. Merencanakan pesan pembelajaran
8. Mengembangkan instrument evaluasi
9. Memilih sumber belajar yang tepat
Model desain pembelajaran yang dikemukakan Morison, dkk merupakan model melingkar yang tidak ditentukan dimana langkah awal atau langkah akhirnya. Guru diberi kebebasan untuk menentukan komponen mana yang harus dilakukan pertama dan seterusnya. Karena itulah model Morison ini terkesan lebih dinamis.

Tuesday, August 20, 2013

Pembelajaran yang Efektif

By With No comments:
Proses pembelajaran yang dikembangkan sekarang ini mengharuskan peserta didik terlibat secara aktif untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya. Untuk mewujudkan pembelajaran tersebut, perlu ada pergeseran peran guru, dalam arti guru bukan lagi satu-satunya sumber belajar.

Menurut Soetarno Joyoatmojo (2011: 48), untuk mengarahkan pembelajaran yang berfokus pada peserta didik, guru berperan sebagai fasilitator, motivator, inspirator, dan evaluator dalam proses pembelajaran yang memungkinkan terjadinya keterlibatan aktif peserta didik dalam seluruh tahapan proses pembelajaran.

Sebagai fasilitator, guru menyusun skenario pembelajaran dan mengimplementasikannya dalam kegiatan nyata pembelajaran yang memberikan peran sentral pada peserta didik untuk terlibat secara aktif. Sebagai fasilitator, guru harus mempersiapkan diri untuk memiliki wawasan luas tentang lingkup kompetensi pembelajaran.

Sebagai inspirator, guru mampu menciptakan terobosan dalam memperoleh atau mengembangkan ilmu pengetahuan sehingga mampu memberi inspirasi pada anak didiknya. Dengan demikian, dalam pembelajaran yang berfokus siswa (learner centered), guru menjadi pengarah (teacher directed) agar pembelajaran tidak menyimpang dari tujuan yang harapkan.

Pembelajaran yang Efektif

Disamping itu, untuk menyelenggarakan pembelajaran yang efektif, dibutuhkan guru profesional yang harus memiliki kemampuan untuk:
  1. Menguasai materi yang diampu 
  2. Menguasai bidang pendidikan terutama perancangan pembelajaran yang mencakup penetapan tujuan, pengembangan alat evaluasi, pemilihan metode, media dan materi pembelajaran dan mampu menumbuhkan motivasi peserta didik 
  3. Melakukan inovasi dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menjadi pembelajar sepanjang hayat.

Saturday, August 17, 2013

Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter

By With No comments:
Pendidikan karakter sangat penting untuk diberikan kepada siswa, terlebih lagi sekarang ini banyak sekali bentuk kenakalan siswa yang diakibatkan oleh rendahnya karakter siswa tersebut. Sebagai contoh saja, banyak pelajar SMP yang sudah merokok, miras dan sebagainya.

Hal tersebut tentu sangat memprihatinkan dan perlu segera diatasi, yaitu dengan implementasi pendidikan karakter. Pendidikan karakter dilakukan dengan pembiasaan untuk berperilaku positif dan menjauhi perilaku negatif.

The Character Education Partnership menyusun 11 prinsip pendidikan karakter yang efektif yaitu:
1. Mempromosikan nilai-nilai kode etik berdasarkan karakter positif;
2. Mendefinisikan karakter secara komprehensif untuk berpikir, berperasaan dan berperilaku;
3. Menggunakan pendekatan yang efektif, komprehensif, intensif dan proaktif;
4. Menciptakan komunitas sekolah yang penuh kepedulian;
5. Menyediakan kesempatan kepada siswa untuk melakukan dan mengembangkan tindakan bermoral;
6. Menyusun kurikulum yang menantang dan bermakna untuk membantu agar semua siswa dapat mencapai kesuksesan;
7. Membangkitkan motivasi instrinsik siswa untuk belajar dan menjadi orang yang baik di lingkungannya;
8. Menganjurkan semua guru sebagai komunitas yang profesional dan bermoral dalam proses pembelajaran;
9. Merangsang tumbuhnya kepemimpinan yang transformasional untuk mengembangkan pendidikan karakter sepanjang hayat;
10. Melibatkan anggota keluarga dan masyarakat sebagai mitra dalam pendidikan karakter;
Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter
11. Mengevaluasi karakter warga sekolah untuk memperoleh informasi dan merangcang usaha-usaha pendidikan karakter selanjutnya (Lickona, Schaps dan Lewis dalam Endang Mulyaningsih, 2011).
Menurut Solikan (2012) pendidikan karakter harus didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut: 
  1. Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter 
  2. Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencakup pemikiran, perasaan, dan perilaku 
  3. Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk membangun karakter 
  4. Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian 
  5. Memberi kesempatan kpeada peserta didik untuk menunjukkan perilaku yang baik 
  6. Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang yang menghargai semua peserta didik, membangun karakter mereka, dan membantu mereka untuk sukses 
  7. Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada para peserta didik 
  8. Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang berbagi tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada nilai dasar yang sama 
  9. Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam membangun inisiatif pendidikan karakter 
  10. Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam usaha membangun karakter 
  11. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru karakter, dan manifestasi karakter posisitf dalam kehidupan peserta didik.

Wednesday, August 14, 2013

Penelitian Eksperimen

By With No comments:
Penelitian Eksperimen merupakan salah satu jenis penelitian kuantitatif, dan mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita. Awalnya, penelitian eksperimen banyak digunakan dalam bidang ilmu sains seperti fisika, kimia, biologi, dan sebagainya. Perkembangan selanjutnya, penelitian eksperimen juga sering digunakan dalam bisang ilmu sosial, termasuk dalam bidang Pendidikan Ekonomi.

Lalu, Apa Sebenarnya Penelitian Eksperimen Itu??
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2009) penelitian eksperimen merupakan pendekatan penelitian kuantitatif yang paling penuh, dalam arti memenuhi semua persyaratan untuk menguji hubungan sebab akibat.

Masih dalam bukunya Nana Syaodih Sukmadinata (2009) penelitian eksperimen merupakan pendekatan penelitian yang khas. Kekhasan tersebut ditunjukkan oleh dua hal, pertama penelitian eksperimen menguji secara langsung pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain, kedua menguji hipotesis hubungan sebab akibat.

Ciri Utama Penelitian Eksperiman
Apabila dilihat sekilas mungkin muncul tanda Tanya besar di benak kita, bukankan penelitian survei atau penelitian lain juga bisa digunakan untuk menguji hubungan sebab akibat??

Ya, memang benar kalau penelitian survei bisa digunakan untuk menguji hubungan sebab akibat, tetapi ada ciri khusus penelitian eksperimen yang membedakannya dengan penelitian lain.

Ciri utama penelitian eksperimen adalah adanya pengontrolan variabel dan pemberian perlakuan terhadap kelompok eksperimen (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009).

Dari teori yang dikemukakan Nana Syaodih Sukmadinata tersebut dapat diketahui bahwa dalam penelitian eksperimen terdapat dua kelompok, biasanya disebut ‘kelompok kontrol’ dan ‘kelompok eksperimen’. Kedua kelompok tersebut diberi perlakuan yang berbeda, kemudian hasil dari perlakuan tersebut dibandingkan.

Penelitian Eksperimen

Berdasarkan uraian tersebut pula, dapat dikatakan bahwa penelitian eksperimen tidak mungkin menggunakan data yang telah ada / belum dilakukan perlakuan (ex post facto) karena data baru akan diperoleh setelah dilakukan perlakuan (treatment).

Nah, sekarang sudah jelas kan??
Pembahasan tentang penelitian eksperimen akan terus berlanjut, jadi tetap kunjungi blog Pendidikan Ekonomi ini. :)

Referensi:
Nana Syaodih Sukmadinata. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya. 

Monday, August 12, 2013

Analisis Manfaat Bagi Pelanggan

By With No comments:
Suatu perusahaan harus melakukan analisis rinci yang menentukan rentang manfaat sepenuhnya yang ditawarkan kepada pelanggannya. Ini dapat dilakukan dengan mendata ciri-ciri dari produk utama serta apa artinya bagi pelanggan. Analisis manfaat (benefits analysis) memberikan berbagai macam kelas manfaat.

Manfaat Standar
Manfaat Standar (standart benefits) adalah manfaat dasar yang muncul dari ciri-ciri perusahaan dan produknya. Setiap manfaat harus didata. Untuk dapat mendapatkan daftar yang menyeluruh dibutuhkan ketelitian.

Karena staf perusahaan biasanya sudah sangat akrab dengan perusahaan dan produknya, mereka sering menetapkan beberapa manfaat secara asal-asalan saja. Berhati-hatilah agar tidak jatuh pada jebakan tersebut ketika melakukan analisis manfaat.

Manfaat Ganda
Suatu perusahaan kadangkala dapat memiliki manfaat ganda (double benefits). Misalnya, suatu perusahaan dapat menjual suatu produk yang menguntungkan pelanggannya dan, dengan meningkatnya kualitas produk yang dihasilkan oleh pelanggan tersebut, juga pengguna akhirnya.

Misalnya, mesin fax, photo copy, printer, scanner dapat melakukan empat tugas sekaligus, yang berarti bahwa:
1. Produk tersebut akan menarik bagi rentang pelanggan yang luas.
2. Pengguna dapat menghemat ruang dan uang.
3. Menawarkan nilai lebih bagi pelanggan pengusaha kecil.
Pada contoh di atas, manfaat pertama ditujukan untuk pelanggan karena dapat memperlebar pasar pelanggan potensial dan manfaat tambahan lagi bagi pengguna akhir potensialnya.

Analisis Manfaat Bagi Pelanggan

Manfaat Perusahaan
Walaupun penting bagi wiraniaga untuk melakukan analisis manfaat secara menyeluruh, adalah penting juga untuk mendata manfaat pembeda (differential benefits) yang dimiliki perusahaan jika dibandingkan dengan pesaing utamanya.

Jika suatu perusahaan tidak dapat melihat adanya manfaat pembeda, mungkin karena apa yang mereka lakukan tawarkan mirip dengan apa yang ditawarkan pesaing atau karena perusahaan tidak melakukan analisis menfaat dengan benar. Pada manfaat pembedalah sebenarnya terletak kemungkinan terbesar keberhasilan perusahaan.

Sunday, August 11, 2013

Meningkatkan Produktivitas Tenaga Penjualan

By With No comments:
Sebagian wiraniaga cenderung lebih sering berhubungan dengan konsumen besar yang menerima mereka dengan tangan terbuka, dan sebaliknya membatasi kunjungan pada konsumen yang sulit ditembus. Jika Anda mengklasifikasikan berdasarkan keramahan dan besarnya, Anda dapat mengembangkan suatu matriks sederhana untuk membantu Anda memutuskan kepada siapa upaya harus diarahkan.

Pada Gambar 1 kotak yang memberikan potensi terbesar untuk peningkatan produktivitas penjualan adalah kotak 4 dan 5; kotak 1 dan 2 menerima tingkat kontak hubungan untuk pemeliharaan saja.

Tenaga Penjual Tidak Dapat Dikelola Secara Terpisah
Tenaga penjual dari suatu perusahaan produsen peti anti karat menjual hampir segala macam produk peti kepada siapa saja yang mampu membeli. Hal ini mengakibatkan terjadinya permasalahan besar dalam perencanaan produksi dan distribusi hingga pada pembelian bahan baku. Dan selanjutnya, kemampulabaan
perusahaan juga mengalami gangguan yang serius. Pada akhirnya, tenaga penjual tersebut diperintahkan untuk berkonsentrasi pada produk jenis tertentu dan pada industri pengguna tertentu. Keputusan ini berdampak pada terjadinya skala ekonomis di seluruh organisasi.


Meningkatkan Produktivitas Tenaga Penjualan
Kotak 7 dan 8 mendapatkan suatu strategi alternatif untuk menetapkan apakah persaingan dapat diatasi. Jika pendekatan alternatif gagal, tingkat kontak yang lebih rendah mungkin sudah mencukupi. Kotak 9 adalah kotak yang “tak perlu dipikirkan”.

Kotak 3 dan 6 mendapatkan perhatian minimal sejalan dengan sasaran yang Anda tetapkan saja. Tidak ada satu pun hal di atas yang dimaksudkan untuk memberikan aturan yang jelas tentang frekuensi kontak konsumen, yang selalu merupakan suatu pertimbangan manajemen semata.

Tujuan utama dari arsiran pada kotak adalah untuk mengemukakan pertanyaan tentang asumsi dari frekuensi hubungan dengan pelanggan lama maupun yang potensial, untuk mengetahui apakah Anda menggunakan waktu yang sangat berharga yang sebenarnya akan lebih produktif jika digunakan untuk hal yang lain atau tidak.