Wednesday, February 27, 2013

Contoh Business Plan - Bisnis Aksesoris

By With No comments:
Berikut ini kami tempilkan contoh business plan untuk usaha aksesoris, setelah sebelumnya kami juga mem-posting contoh business plan untuk usaha jus (green juice). Selengkapnya bisa langsung dilihat di bawah ini:

Nama : KIREI
Jenis bisnis : Bisnis Aksesoris
Alamat : Karanganyar
Sifat bisnis : Bisnis perseorangan

Latar Belakang
Saat ini banyak sekali remaja yang mengutamakan penampilannya, mereka sering menggunakan aksesoris untuk menunjang penampilannya ketika di sekolah, kampus, lingkungan tempat ia tinggal, atau ketika sedang hang out dengan teman-temannya.

Remaja saat ini sangat peka terhadap penampilannya. Mulai dari memakai bando, cincin, gelang, kalung, anting, pita, jepitan, ikat rambut, bros, dan lain sebagainya. Dari situlah saya tertarik untuk membuat rencana bisnis tentang usaha penjualan aksesoris.

Dalam menjalankan suatu bisnis yang pertama adalah bagaimana kita menciptakan suatu inovasi baru, dimana nantinya aksesoris yang ingin saya pasarkan adalah aksesoris yang lebih unik, lebih awet, dan dijamin digemari oleh para remaja.

Dalam menjalankan suatu bisnis tidak lupa juga kita harus berani mencoba, jangan takut gagal dan berani megambil resiki yang mungkin terjadi.

Analisis SWOT
Dalam setiap usaha tentunya kita harus menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, serta ancaman dari usaha yang kita lakukan nantinya:

1. Kekuatan
Kekuatan dari usaha aksesoris ini adalah merupakan suatu usaha yang sangat berkembang dan usaha aksesoris di karanganyar hanya beberapa saja, kekuatan dari bisnis aksesoris ini, barang-barangnya didesain dengan tangan sendiri tidak mengambil dari pihak luar, kita juga melayani pesanan desain dari pelanggan selain itu produk kami nantinya disesuaikan dengan pangsa pasar dan tren yang sedang berkembang.

2. Kelemahan
Kelemahan dari bisnis ini, untuk menghasilkan produk yang berkualitas harus memilih bahan baku yang berkualitas pula, dan harganya tentunya mahal. Sehingga ketika dijual dengan harga yang mahal pula dikhawatirkan sulit untuk menembus pasar.

3. Peluang
Peluang bisnis ini adalah di Karanganyar bisnis aksesoris minim sekali, kalaupun ada counternya menyatu dengan supermarket. Tidak disediakan tempat yang khusus atau terpisah. Sehingga nantinya saya optimis bisnis ini akan sangat berpeluang untuk berkembang di daerah Karanganyar.

4. Ancaman
Ancamannya adalah ketika bisnis ini nantinya sudah mulai berkembang, akan ada toko-toko aksesoris lainnya yang akan menyaingi.

Aspek Pemasaran
1. Produk
Berbagai macam aksesoris remaja yang berbahan dasar kain (pita), kain fanel, plastik elastis dan manik-manik, produknya: Kalung, Bando, Jepitan, Ikat rambut, Aneka bros, Tas laptop, dan Tempat pensil/

2. Harga
Untuk menetapkan harga, kita perlu melakukan riset dan membandingkannya. Karena bisnis ini peminatnya adalah remaja, maka berikan harga yang dapat dijangkau oleh para remaja oleh karena itu kita perlu mencari supplier bahan baku yang bisa memberikan harga bahan baku lebih murah, sehingga kita juga dapat memberikan harga yang terjangkau untuk costumer.

Daftar harga barang:
@ kalung = Rp15.000
@ gelang = Rp5.000
@ bando = Rp5.000
@ jepitan = Rp2.500
@ kunciran = Rp2.500
@ brose = Rp5.000
@ tas = Rp35.000
@ tempat pensil = Rp15.000

3. Tempat
Tempat,yang dipilih haruslah strategis, yang mudah dijangkau oleh orang bayak, karena bisnis ini pangsa pasarnya adalah remaja, maka sebaiknya mendirikan tempat di sekitar sekolahan atau di dekat kampus.

Sehingga mudah diakses, untuk penataan tempatnya juga harus menarik, tembok dicat warna-warna yang cerah yang cenderung ke warna pink atau merah muda. Ruangan dibuat senyaman mungkin sehingga pengunjung yang datang menjadi nyaman dan betah berlama-lama di tempat usaha saya nantinya.

4. Promosi
Promosi pada bisnis ini bisa dengan menggunakan media catalog yang di dalamnya berisi tentang semua paroduk yang ada, ataupun yang lebih mudahnya lagi kita memakai produknya agar orang lain dapat melihatnya.

Pada awal pembukaan bisnis ini buat sebuah promosi dengan harga diskon ataupun dengan pemberian bonus pada costumer.

Ingin mendapatkan Business Plan (Bisnis Aksesoris) ini secara utuh?? Silakan kirim permintaan ke iro.maruto@gmail.com (100% FREE!!).

Tuesday, February 26, 2013

Karakteristik dan Tipologi Bisnis Retail

By With No comments:
Bisnis Retail/Ritel mempunyai beberapa karakteristik dan tipologi, karakteristik dan tipologi bisnis retail tersebut adalah sebagai berikut:

Karakteristik bisnis retail:
  1. Penjualan barang atau jasa dalam small enough kuantiti (partai kecil, dalam jumlah secukupnya untuk dikonsumsi sendiri dalam periode waktu tertentu).  
  2. Impullse buying yaitu kondisi yang tercipta dari ketersediaan barang dalam jumlah dan jemis yang sangat variatif sehingga menimbulkan banyaknya pilihan dalam proses belanja konsumen.
  3. Store condition (kondisi lingkungan dan interior dalam toko) yang menurut Berman dan Evans (1992) dipengaruhi oleh lokasi took, efektivitas penanganan barang, open hour (jam bukak toko) dan tingkat harga yang bersaing.
1. Tipe Bisnis Retail atas Kepemilikan (owner ship)
Single Store Retailer merupakan tipe bisnis ritail yang banyak jumlahnya, umumnya di bawah 100 m2, mulai dari kios atau toko di pasar tradisional sampai dengan minimarket modern dengan kepemilikan secara individual.

Rantai toko ritail adalah toko ritail dengan banyak (>1) cabang dan biasanya dimilikioleh suatu institusi bisnis bukan perorangan, melainkan dalam bentuk perseroan (company ownede retail chain). Benttuknya mulai dari rantai took minimarket sampai dengan mega hyper store.
Contoh: matahari, Ramayana.

Toko waralaba (francise store) adalah took ritail berdasarkan kontrak kerja waralaba (bagi hasil) antara yang terwaralaba (francisee) yakni pengusaha infestor perseorangan (independent business person) dengan perwaralaba (franchisor) yang merupakan pemegang lisensi bendera atau nama toko, sponsor, dan pengelola usaha.

Bentuknya sangat beragam mulai dari fastfood, restoran, bengkel, toko optikal sampai supermarket.
Contoh: jaringan gerai, MC Donald, indomaret, dsb.


2. Tipe Bisnis Retail Berdasarkan Merchandise Category
Specialty Store (Toko Khas) merupakan toko retail yang menjual satu jenis kategori barang atau suatu rentang kategori barang yang relatif sempit/sedikit.
Contoh: apotek, optic store, pasar seni, jewelery store, took buku,dsb.

Grocery Store (Toko Serba Ada) merupakan toko retail yang menjual sebagian besar kategori barangnya adalah barang groceries (kebutuhan sehari-hari: fresh food, perishable, dry-food, beverages, cleanings, dan cosmetics, serta household items).

Monday, February 25, 2013

Pola Penyebaran Komunikasi Word of Mouth (WOM)

By With No comments:
Penyebaran komunikasi WOM memiliki berbagai pola. Salah satu pola penyebaran tersebut dikemukakan oleh Silverman (2001) yang membaginya menjadi 3 cara yakni sebagai berikut:

1. Expert to Expert
Pada umumnya seorang ahli tidak sering mempunyai kesempatan untuk melakukan komunikasi atau menyampaikan informasi secara personal dengan ahli lainnya, sehingga apabila seorang ahli telah membicarakan atau menginformasikan mengenai suatu hal, maka informasi tersebut akan dianggap sangat bernilai atau memiliki makna yang penting.

2. Expert to Pear
Pola penyebaran ini menganggap bahwa dalam pengambilan keputusan seseorang sering berkomunikasi atau berkonsultasi dengan orang yang dianggap lebih mampu atau memiliki keahlian untuk memperoleh konfirmasi yang dibutuhkan.

3. Pear to Pear
Pola penyebaran ini menggambarkan seseorang yang berusaha urituk mencan tahu tentang pengalaman orang lain pernah mengalami hal yang sama sehubungan dengan pengambilan keputusan.

Selain ketiga cara di atas, pola penyebaran informasi WOM menurut Silverman (2001), juga dapat dilakukan dengan cara lain oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan sebagai berikut:

1. Penggunaan Ahli  (Expert)
Cara ini  menggunakan advisory groups yang terdiri dari konsumen, supplier, ahli, dan tenaga penjualan. Selain itu, dapat pula dengan cara mengadakan pertemuan dengan para ahli (experts rounlable) dan kelompok penjualan (experts selling groups).

2. Seminar, Workshop, dan Ceramah
Cara atau media ini digunakan dengan melalui speaker program, peer selling groups, dinner meeting, teleconference expert s panel, dan trade show events.

3. Cannazed Word of Mouth
Cara atau media ini digunakan dengan melalui kaset video, CD, kaset, dan website.

4. Refferal Selling
Cara atau media ini digunakan dengan melalui testimonial, networking, dan referral .selling program.

5. New Media
Cara atau media ini digunakan dengan melalui pembuatan hotline, formulir fax-buck, WOM berbasis internet yang berupa forum dan e-mail serla call center.

6. Penggunaan Media Tradisional
Cara ini digunakan dengan  melalui penggunaan costumer service, placements, sponsorship, events, promosi, program intensif, dan hadiah.

Saturday, February 23, 2013

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Word of Mouth (WOM)

By With No comments:
Keefektivan atau kelancaran proses komunikasi atau penyampaian informasi yang berupa word of mouth (WOM) atau dari mulut ke mulut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Hoskins (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi WOM terdiri dari 2 faktor yaitu faktor emosional dan faktor kognisi.

Adapun kedua faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut (Hoskins, 2007):
  1. Faktor emosional,  merupakan  faktor yang  timbul  dan  adanya keinginan, kebutuhan,  dan  harapan  yang  disimulasikan  oleh  kejadian-kejadian  yang menimbulkan kecemasan atau kegelisahan. 
  2. Faktor kognisi, merupakan faktor yang timbul dari adanya ketidakpastian dan ketidakmampuan dalam memprediksi sesuatu.
Sementara menurut Reingen dalam Hughes (2005), efektivitas komunikasi WOM secara umum dipengaruhi oleh empat faktor yakni:

1. Faktor Emosional
Menurut Reingen, faktor emosional dalam diri seseorang dapat ditimbulkan oleh informasl yang diperoleh melalui komunikasi WOM seperti keinginan atau kebutuhan terhadap suatu produk atau jasa. Munculnya suatu keinginan atau kebutuhan tersebut, dapat memotivasi seseorang untuk sampai pada pengambilan keputusan untuk menggunakan suatu produk atau jasa tertentu.

Sementara menurut Rosen (2000), faktor emosional yang mempengaruhi efektivitas dalam komunikasi dari mulut ke mulut (word of mouth) mencakup kondisi atau keadaan jiwa yang ditunjukkan sebagai akibat dari adanya peristiwa-peristiwa yang pada umumnya datang dan luar. Reaksi yang ditunjukkan dalam menerima suatu informasi antara individu yang satu dengan individu yang lain tidak sama. 

 Sementara Siverman (2001) mengemukakan bahwa emosi yang menunjukkan perasaan individu tidak hanya dilihat dari dimensi senang atau tidak senang. Secara lebih jauh, Siverman mengkategorikan emosional menjadi 3 (tiga) dimensi yaitu perasaan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan, excited atau innert feeling, dan expectancy atau release feeling.
Dalam dimensi excited, perasaan yang dialami oleh individu dapat disertai dengan tingkah laku atau perbuatan secara nyata. Sementara dalam dimensi expectancy, perasaan yang dialami oleh individu sebagai sesuatu yang masih dalam pengharapan, namun ada pula perasaan individu ditimbulkan oleh keadaan yang telah terjadi atau nyata.

2. Faktor Kognisi
Faktor kognisi, menurut Reingen (dalam Hughes, 2005), adalah mencakup ketidakpastian terhadap suatu produk atau jasa dapat menjadikan komunikasi WOM menjadi efektif. Dalam arti, bahwa seseorang akan berusaha mencari infomasi yang lebih memadai tentang suatu produk atau jasa terutama melalui komunikasi WOM.

Untuk memberikan respon yang tepat, maka individu harus memiliki hubungan stimulus dan respon yang lebih banyak yang dapat dipcroleh dari hasil pengalaman yang diperolehnya dan hasil respon-respon yang telah lalu.

Menurul Spearman (dalam Hughes, 2005), faktor kognisi dalam diri individu terdiri dari dua unsur yaitu general ability dan special ability. Unsur general ability yang terdapat pada masing-masmg individu berbeda. Sementara unsur special ability merupakan unsur yang bersifat khusus yakni mengenai bidang tertentu.

3. Faktor Opinion Leader
Faktor lainnya yakni opinion leader dapat mempengaruhi efektivitas komunikasi WOM. Opinion leader yang dimaksudkan adalah orang-orang yang dapat ditanyai dan dimintai informasi karena keahlian, pengetahuan, komunikasi yang luas, dan rujukan yang kuat yang dimiliki oleh seseorang dibandingkan yang lainnya.

Sementara menurut Kotler (2002), opinion leader merupakan orang yang dalam komunikasi informal berhubungan dengan produk yang memberikan saran atau informasi tentang produk tertentu. Untuk menjangkau opinion leader, maka perlu melakukan identifikasi ciri-cin kepemimpinan opini melalui mengidentifikasi media yang dibaca oleh pemimpin opini dan mengarahkan iklan atau promosi kepada pemimpin opini.

4. Faktor Ikatan Sosial
Faktor ikatan sosial menurut Reingen (dalam Hughes, 2005), memberikan pengaruh efektif terhadap komunikasi WOM, karena individu yang berada dalam kondisi ikatan sosial yang kuat akan selalu berinteraksi dan saling bertukar informasi atau berita.

Sehubungan dengan hal tersebut, dalam komunikasi WOM terdapat adanya suatu jaringan infonnasi yang disebut dengan network hubs yakni individu yang berkomunikasi dengan lebih banyak individu lain mengenai suatu produk dibandingkan dengan rata-rata individu lain.

Friday, February 22, 2013

Pemilihan Media Periklanan

By With No comments:
Media Periklanan meliputi segenap perangkat yang dapat memuat atau membawa pesan-pesan penjualan kepada para calon pembeli. Secara umum media yang tersedia dapat dikelompokkan menjadi media cetak, media elektronik dan media luar ruang.

Media tersebut mempunyai kemampuan masing-masing untuk mendapatkan jangkauan, frekuensi dan dampak dari pada iklan itu sendiri. Menurut Terence A. Shimp (2003) media periklanan meliputi:

1. Media Televisi
Media televisi adalah media salah satu dari media elektronik yang mempunyai jangkauan luas, mempunyai kemampuan unik untuk mendemonstrasikan penggunaan produk, menjangkau konsumen secara serempak melalui indra pendengaran dan penglihatan. Televisi juga mempunyai kemampuan untuk muncul tanpa harapan.

2. Media Radio
Media radio adalah media yang mempunyai jangkauan selektif calon pelanggan pada tingkat perorangan dan akrab, pesan-pesan mereka muncul seolah-olah mereka berbicara kepada khalayak secara pribadi dengan tidak menggunakan visualisasi.

3. Media Surat Kabar
Media surat kabar adalah media yang mampu menyajikan pesan dengan rinci melalui media cetak dimana pembaca berada dalam kerangka mental yang benar untuk memproses pesan.

4. Media Luar Ruangan
Media luar ruangan adalah media luar ruang yang merupakan bentuk periklanan tertua yang dapat dilihat oleh para konsumen di luar rumah. Bentuk periklanan luar ruang meliputi balon-balon raksasa, periklanan di halte bus, display di mall pembelanjaan, T-Shirt yang dipenuhi logo-logo merek.


5. Media Internet
Media internet adalah media yang menggunakan jaringan komputer yang saling berhubungan yang terdapat diseluruh dunia yang memungkinkan transfer informasi secara elektronik. Iklan bisa ditempatkan di website atau blog dan situs jejaring sosial.

Wednesday, February 20, 2013

Selebriti Sebagai Endorser Produk dalam Periklanan

By With No comments:
Terence A. Shimp (2003: 460) mendefinisikan ”Selebriti adalah tokoh (aktor, penghibur, atlet) yang dikenal masyarakat karena prestasinya di dalam bidang-bidang yang berbeda dari golongan produk yang didukung”.

Tokoh yang dipilih dengan cermat setidaknya dapat menarik perhatian pada produk atau merek. Sedangkan menurut M. Suyanto (2007: 158) ”Selebriti adalah pribadi yang dikenal masyarakat (aktor, aktris, atlet untuk mendukung suatu produk)”.

Berdasarkan dua pengertian selebriti diatas dapat dipahami bahwa yang termasuk selebriti adalah aktor, aktris, entertainer yang dikenal masyarakat karena berbagai prestasinya. Kata entertainer di sini bisa mewakili seseorang yang menjadi penghibur, baik mereka yang memandu sebuah acara atau program televisi (menjadi presenter) maupun mereka yang memang menjadi bintang dalam acara-acara yang sifatnya humoris.

Dari sinilah para pemasang iklan menjadikan mereka (selebriti) sebagai model dalam periklanannya atau sering disebut celebrity endorser. Menurut Terence A. Shimp (2002: 455) definsi “Celebrity endorser adalah memanfaatkan seorang artis, entertainer, atlet, dan publik figur yang mana banyak diketahui oleh orang banyak untuk keberhasilan dibidangnya masing-masing dari bidang yang didukung”.

Para celebrity endorser diharapkan menjadi juru bicara merek agar cepat melekat di benak konsumen, sehingga konsumen mau membeli merek tersebut. Selain itu, selebriti bisa juga digunakan sebagai alat yang tepat untuk mewakili segmen pasar yang dibidik. Oleh sebab itu tidak heran ketika  produk yang diiklankan menggunakan banyak selebriti, masing-masing akan mewakili segmen pasar yang dibidik (Royan, 2005: 12).

Pendekatan iklan yang semakin populer adalah memang menggunakan selebriti. Teori di belakang iklan ini menyatakan bahwa orang bakal cenderung lebih memperhatikan dan menggunakan produk yang digunakan oleh para selebritis tersebut. Citra bintang, kepercayaan dan kualitas positif lainnnya akan menggerlapkan produk yang disokongnya. Sokongan para selebritis tergantung pada produknya, dapat berjalan pada tiga tataran yaitu: pada saat selebriti tersebut secara fisik menarik, ketika selebriti tersebut dipercaya oleh publik dan pada waktu citra selebriti tersebut sesuai dengan produknya. (Henry Simamora, 2000: 801).

Banyak faktor yang dipertimbangkan produsen dalam memilih artis sebagai bintang iklan. Penelitian yang dilakukan oleh Guan Feng Song  dan Sirion Chaipoopiratana (2008) menyimpulkan bahwa faktor yang digunakan untuk memilih celebrity endorser adalah:

1. Risk
Risiko ditemukan sangat penting meskipun belum pernah diidentifikasi dalam pertimbangan sebelumnya. Faktor risiko ini sendiri terdiri dari biaya untuk memperoleh layanan dari selebriti (endorcement fee), citra resiko perubahan besar kecilnya kemungkinan bahwa selebriti akan berada dalam masalah setelah dukungan dilakukan (image change risk), sulit atau mudahnya selebriti bekerjasama (exclusive representation), berapa banyak merek lain yang sedang didukung selebriti tersebut (overshadowing) dan perbedaan karakter selebriti dengan produk yang diiklankan (differentiation).

2. Physical Attractiviness
Sifat yang dimiliki seorang yang dapat menimbulkan rasa ketertarikan terhadap dirinya. Daya tarik fisik seorang selebriti adalah salah satu alasan untuk seorang selebriti disukai oleh penonton. Faktor Physical Attractivines ini sendiri terdiri dari Kecakapan/ kecantikan (handsome/ pretty), modis (fashionable), sexi (sexy), daya tarik (attractiviness), dan elegan ( elegant).

3. Credibility
Credibility juga dianggap penting sebagai alasan utama dan faktor penentu dalam pemilihan celebrity endorser. Kredibilitas adalah sebuah sifat yang dimiliki seseorang yang dapat menimbulkan kepercayaan orang lain terhadap dirinya atas kebenaran yang disampaikan melalui iklan.

Orang yang dapat dipercaya dan dianggap memiliki wawasan tentang isu tertentu, seperti kehandalan merek akan menjadikan orang yang paling mampu meyakinkan orang-orang lain untuk mengambil suatu tindakan. Faktor tersebut meliputi Reputasi (reputation), popularitas seorang celebrity endorser (popularity), Citra publik tentang celebrity endorser (public image), kepercayaan (trustworthiness), dan laku tidaknya celebrity endorser (deporment).

4. Amiability
Amiability mengacu pada kemampuan selebriti untuk menjaga keramahan dengan masyarakat sehingga bisa diterima dan disukai oleh masyarakat. Oleh karena itu praktisi lebih mendukung selebriti yang sangat ramah.

Faktor Amiability ini sendiri terdiri dari Keberanian (outgoing and bold), disukai (likeability), dan celebrity yang dapat membina hubungan sosial (social association/ intercourse).

5. Celebrity Product Match
Para eksekutif periklanan menuntut agar citra selebriti, nilai, dan perilakunya sesuai dengan kesan yang diinginkan untuk produk yang diiklankan. Faktor tersebut terdiri dari penampilan celebrity endorser yang cocok dengan produk (celebrity appearance/ image product match), dan kelebihan selebriti yang cocok dengan produk (celebrity value product match).

6. Proffesion
Orang akan menghormati profesi apa pun, seperti sebagai pekerja keras dan seseorang yang bertanggung jawab. Apabila profesi selebriti memiliki beberapa hubungan dengan produk yang didukung sehingga dapat dipercaya untuk berbicara tentang produk yang didukung, hal tersebut akan menjadikan pengaruh yang besar bagi masyarakat untuk memilih produk yang diiklankan oleh celebrity endorser tersebut.

Faktor ini terdiri dari Keahlian (expertise), pekerja keras (hardworking and responsible) dan berpengetahuan (knowledge/ qualified to talk about product)

7. Celebrity Audience Match
Bahwa kecocokan selebriti tidak hanya pada produk yang diiklankan akan tetapi kecocokan meliputi bintang iklan dimana merupakan public figur yang patut dipandang oleh khlayak umum. Faktor Celebrity Audience Match ini terdiri dari Penampilan selebriti yang cocok dengan penonton (celebrity appearance/ image audience match).

Gaya hidup selebriti yang sesuai dengan harapan penonton (celebrity lifestyle-audience match) dan Kelebihan selebriti yang cocok dengan penonton (celebrity value-audience match).