Tuesday, January 1, 2013

Store Design (Desain Toko)

By
Store design adalah elemen yang bertanggung jawab untuk menciptakan store image yang berbeda dan tidak terlupakan. Store design dapat dibagi menjadi empat bagian yaitu eksterior design, interior design, lighting design dan yang terakhir adalah sounds and smell. Terdapat banyak detail di dalamnya, dimana kesemua hal itu harus dapat bekerja sama dalam menciptakan ambiance toko yang diinginkan. Ambiance dapat diartikan sebagai proyeksi dari suasana toko yang ditangkap oleh panca indra pelanggan (Dunne dan Lusch, 2005: 473).

1. Eksterior Design
Termasuk dalam desain eksterior toko disini yaitu storefront design, signage dan entrance yang semuanya penting untuk menarik perhatian orang yang lewat dan mendorong mereka untuk masuk ke dalam toko. Storefront design atau desain luar toko harus dapat tampak jelas, mudah dikenali dan mudah diingat. Desain luar toko harus dengan jelas mengidentifikasikan nama dan gambaran umum tentang toko tersebut serta memberi petunjuk mengenai barang yang tersedia didalamnya. Secara umum, yang termasuk didalam storefront design adalah signage di luar toko dan arsitektur dari bagian luar toko itu sendiri. Dalambeberapa kasus, storefront juga mencakup jendela display yang ada didepan toko. Jendela display harus mampu menarik perhatian orang yang lewat di depan toko dan mendorong mereka untuk masuk ke dalam toko. Maka dari itu jendela display harus dibuat semenarik mungkin dan diganti secara berkala serta harus mencerminkan barang-barang yang ditawarkan di dalam toko.

2. Interior Design
Desain interior dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu finishing yang digunakan untuk seluruh permukaan (baik untuk lantai, dinding maupun plafon) dan bentuk arsitektur di dalam toko itu sendiri. Banyak sekali hal kecil-kecil yang harus dibutuhkan untuk menciptakan image bagi sebuah toko dan diperlukan pemilihan bahan-bahan material yang mendukung untuk terciptanya image tersebut. Sebagai contoh, pemilihan lantai yang polos yang tidak dicat akan menimbulkan kesan biasa dan murah, pemakaian karpet akan menimbulkan kesan nyaman seperti di rumah dan mendorong untuk berbelanja lebih santai, atau pemakaian batu marmer yang akan menimbulkan kesan mewah dan mahal.

Untuk dinding, retailer juga mempunyai banyak pilihan mulai dari mencat dinding tersebut, melapisi dinding dengan wallpaper atau menggunakan berbagai macam pilihan paneling atau hiasan dinding.

Begitu juga untuk plafon, dimana ada terdapat berbagai macam pilihan yang masing-masing dapat memberikan kesan yang berbeda. Misalnya pemakaian plafon drywall akan menimbulkan kesan eksklusif karena memang prosesnya mahal, plafon suspended banyak sekali digunakan dan menimbulkan kesan ekonomis tetapi tidak istimewa, atau plafon dengan pipa-pipa dan kabel-kabel yang tampak yang menimbulkan kesan toko yang murah karena seperti gudang.

3. Lighting Design
Lighting atau penerangan seringkali luput dari perhatian retailer padahal pemahaman mengenai penerangan dapat meningkatkan penjualan. Di sebuah department store misalnya, pemakaian lampu yang terang pada bagian pakaian malah akan menurunkan tingkat penjualan karena lampu yang terang tidak menciptakan kesan yang elegan melainkan kesan diskon atau murah pada
pakaian-pakaian yang dijual.

Pada perkembangannya, lighting tidak hanya sesederhana memilih jenis dan warna lampu, tetapi dibutuhkan pengetahuan yang lebih dalam mengenai dampak dari lampu tersebut terhadap warna dan tekstur.

4. Sounds and Smell
Store design yang efektif harus dapat dirasakan oleh semua panca indera, mulai dari indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan peraba atau sentuhan. Dan yang tampak nyata adalah retailer mengutamakan aktifitas desain yang hanya berfokus sebagian besar hanya untuk indera penglihatan. Walaupun ada beberapa penelitian yang membuktikan hal yang berbeda, tetapi indera penciuman dipercaya sebagai indera yang paling berhubungan dengan memori dan emosi.

Retailer dapat menggunakan hal ini untuk menciptakan suatu mood di dalam toko bagi pelanggan. Sebagai contoh, aroma kulit dan tembakau dapat memperkuat image toko pakaian pria, atau aroma roti dan kue yang masih fresh dari oven dapat membuat pelanggan lebih santai dalam berbelanja dan ternyata juga dapat menarik pelanggan yang sedang berbelanja di tempat lain di sekitarnya.

Pemilihan musik yang tepat untuk diputar di dalam toko juga berpengaruh untuk menciptakan mood bagi pelanggan dan menciptakan perilaku berbelanja yang berbeda. Menurut penelitian, tempo dari musik mempengaruhi berapa lama pelanggan menghabiskan waktu di sebuah toko dan tipe dari music mempengaruhi berapa banyak mereka membeli. Tetapi bagaimanapun retailer juga harus menyesuaikan pemilihan jenis lagu dengan kesan yang mau disampaikan. Sebagai contoh, musik klasik yang menimbulkan kesan menenangkan dan mahal tetapi akan tidak sesuai apabila diputar di toko pakaian remaja.
Facebook Twitter Google+

Artikel Terkait:

0 comments:

Post a Comment